IA main musik sejak kecil. Ngamen di jalanan. Jago main gitar dan biola. Tak pernah les musik. Belajar sendiri. Otodidak. Namanya Bayu.
Sudah sepuluh tahun Bayu jadi violin alias pemain biola di Batam. Hidup dari bermain musik. Dari cafe ke kafe, food court dan pesta pernikahan. ” Paman saya pembuat biola. Juga otodidak,” kata Bayu. Ia tinggal di Bengkong.
Gesekan biolanya menggetarkan. Ia tahu pemain biola terkenal seperti Hendri Lamiri, maestro biola Idris Sardi hingga pencipta lagu Indonesia Raya WR Supratman.
Bayu memilih main di berbagai acara. Ia mau saja jadi pemusik tetap, asal bayarannya cocok. Berapa tarifnya sekali manggung? Kalau tampil sendiri, Rp800 ribu. Tapi kalau tim lengkap, Rp2,5 juta.
Bayu pernah ditawari tampil di Shanghai, Cina. Tapi batal karena Covid sialan ini. “Banyak dong, cewek-cewek yang kesengsem sama kamu karena biola?,” tanya saya. ” Itu tergantung kita. Saya memilih setia, ” kata Bayu, tertawa.
Harap dicatat. Bayu sudah menikah. Nantikan, kisah Bayu yang baru pertama kali diwawancara.