PANDEMI Covid-19 memaksa guru dan siswa belajar daring. Mereka harus belajar lagi dan memanfaatkan teknologi terkini karena situasi. Di Batam juga demikian.
“Hikmahnya, guru, siswa makin melek teknologi digital. Orang tua makin menyadari peran seorang guru,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan ke tim Socrates Talk.
Pandemi memaksa para siswa dan guru di Batam belajar dalam jaringan dan teknologi digital. Situasi begitu berlangsung selama hampir dua tahun.
Kini, saat kondisi belajar mengajar berlangsung normal dengan diterapkannya lagi sistem tatap muka, bekal teknologi selama Pandemi itu terasa begitu bermanfaat.
Program kurikulum merdeka belajar untuk menggali potensi dan sekolah penggerak sangat terbantu dengan teknologi. Itu untuk mewujudkan guru dan kepala sekolah yang unggul di kota ini.
Kini, Batam jadi pilot project pada kurikulum itu.
Dinas pendidikan Batam menetapkan 16 sekolah penggerak tahap pertama dan 40 untuk tahap kedua dalam kurikulum ‘Merdeka Belajar’.
Sementara jumlah sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Batam sendiri saat ini meliputi ; Taman Kanak-kanak 416, SD sebanyak 374 dan SMP sebanyak 187. Total jumlah sekolah 977 sekolah negeri dan swasta.
Ikuti wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan.
(*)