By Socrates — Batam kota pulau beriklim tropis. Suhu rata-rata di Batam 26-34 derajat celcius. Namun, belakangan banyak warga Batam yang merasa kepanasan dan gerah. Benarkah suhu makin panas dan apa pengaruh El Nino? Mengapa Batam rawan sambaran petir dan terjadi hujan lokal?
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang tugasnya di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. Fungsinya antara lain, observasi dan pengolahan data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, penyampaian informasi tentang perubahan iklim, bencana alam, gempa bumi, prakiraan cuaca, iklim, kondisi angin, tinggi gelombang, dan cuaca penerbangan.
Lokasi Batam sangat strategis. Sejak dibangun dan dikembangkan tahun 1970 lalu, Batam yang berada di jalur dagang internasional, memerlukan bandara. Dari bandara perintis yang mulai digagas sejak tahun 1973, Hang Nadim mulai dioperasikan dan jadi bandara komersil sejak dekade 80-an, berstatus bandara internasional pada 1995, jadi bandara utama sejak 1999 dan menjadi Badan Usaha Bandar Udara di 2014 lalu.
Berkaitan dengan operasional dan keselamatan penerbangan, Bandara Hang Nadim memerlukan informasi meteorologi. Tahun 1984 mulai dioperasikan Pos Pelayanan Meteorologi guna memberikan dukungan dalam bentuk pelayanan berupa Informasi Meteorologi Penerbangan Bandar Udara Hang Nadim Batam.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 58 tahun 1995, tanggal 21 Desember 1995 dibentuklah Stasiun Meteorologi Klas I Hang Nadim Batam yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Meteorologi dan Geofisika. Kini, berganti nama menjadi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Hang Nadim, Batam.
Tugas BMKG antara lain, melakukan prakiraan cuaca, iklim, kondisi angin, tinggi gelombang, gempa bumi, cuaca penerbangan. Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam mempunyai tugas tambahan sebagai Stasiun koordinator pos hujan, bekerjasama dengan kota lain di Provinsi Kepri. Stamet Batam juga bertindakn sebagai koordinator antar stasiun BMKG seperti Stasiun Meteorologi Tanjungpinang, Stasiun Meteorologi Ranai, Stasiun Meteorologi Tarempa, Stasiun Meteorologi Dabosingkep dan Stasiun Meteorologi Tanjungbalai Karimun.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Kelas 1 Hang Nadim Batam Addi Setiadi, pelayanan yang diberikan BMKG Batam antara lain, meteorologi publik, meteorologi penerbangan, meteorologi maritim, iklim dan lingkungan.
Bentuk pelayanannya berupa, prakiraan cuaca, cuaca harian, flight document, taf, rof dan local weather report, prakiraan tinggi gelombang arus laut dan pasang surut. BMKG memiliki motto : Cepat, Tepat, Akurat, Luas dan Mudah Dipahami
Beragam informasi itulah yang disampaikan kepada masyarakat atau pengguna seperti bandara, penerbangan, navigasi dan syahbandar pelabuhan, menggunakan media cetak dan elektronik.
BMKG Batam juga memiliki berbagai peralatan untuk memantau cuaca, iklim dan kecepatan angin. Misalnya, radar cuaca, Automatic Weather System, Ligthning Detector, Sattelite Reciever, Aeronautical Meteorological Web.
Menurut Adi Setiadi, naiknya suhu udara di Batam dipengaruhi badai El Nino secara global, akibat naiknya suhu permukaan laut di equator Pacific. ‘’El Nino mengalirkan massa udara ke samudera Pasifik sehingga curah hujan berkurang. Suhu permukaan bisa mencapai 34 derajat celcius, sehingga terasa panas,’’ kata Addi Setiadi di kantor BMKG, Hang Nadim Batam.
Mengapa sering terjadi hujan lokal di Batam? Dikatakan Addi Setiadi, secara klimatologi Batam memiliki tiga zona musim. Yakni, musim equatorial 1 yakni hujan sepanjang tahun. Equatorial 2 yakni musim hujan dan kemarau serta Equatorial 4 ada musim hujan dua kali dan dua kali musim kemarau. ‘’Pengaruh lokal lebih kuat karena kita daerah kepulauan. Itu sebabnya, kadang di Batam Centre hujan, tapi di Batuaji malah panas dan terang benderang. Hujan turun secara sporadis,’’ ujar Addi Setiadi.
Yang sering menjadi tanda tanya warga Batam, mengapa petir di Batam suaranya menggelegar? Benarkah tanah di Batam pengantar listrik dan orang rawan tersambar petir? ‘’Petir berasal dari pembentukan awan cumollonimbus, pada masa tumbuh menimbulkan bunga api. Tanah di Batam mengandung bauksit dan bisa menghantarkan listrik. Itu sebabnya, perusahaan di Batam klaim asuransinya termasuk terkena sambaran petir. Data petir diminta dari BMKG,’’ papar Addi.
Warga Batam harus waspada saat ada petir di Batam. Apalagi kalau sedang bekerja di alam terbuka dan tubuhnya basah, sangat rawan tersambar petir. ‘’Warga Batam harus waspada saat bekerja di lapangan ketika ada petir,’’ kata Addi.
Bagaimana BMKG membuat prakiraan cuaca? Ada peralatan konvesional dan otomatis computerize yang canggih. Peralatan cuaca tersebut, diletakkan di areal yang disebut taman alat. Agar datanya akurat, peralatan ini dikalibrasi secara rutin. Taman alat ada alat untuk mengukur suhu permukaan, kecepatan angin, iklim yang diteruskan ke penerbangan, pelabuhan dan siapa saja yang membutuhkan infomasi cuaca.
Di Batam, ada sembilan Automatic Weather System (AWS) di berbagai lokasi. Radar cuaca dipasang di belakang masjid Tanjak. Informasi penerbangan dibagi tiga. Yakni, operasi penerbangan dibagi tiga, Take off ada informasi jarak pandang, awan, dan kecepatan dan tekanan angin. ‘’Pilot memutuskan terbang atau tidak berdasarkan informasi BMKG melalui flight document,’’ kata Addi Setiadi.
Curah hujan di Batam dipengaruhi oleh awan-awan di sekitarnya. Saat curah hujan berkurang, akan berpengaruh terhadap air waduk sebagai sumber air bersih di Batam. BMKG pernah membuat hujan buatan tahun 2020 untuk meningkatkan air waduk di Batam. ‘’Batam sangat kecil dan relatif aman dari ancaman gempa,’’ kata Addi Setiadi.
Saat ditanya, apakah Addi Setiadi percaya dengan pawang hujan? ‘’Saya tidak percaya karena saya bekerja di BMKG. Apalagi, sekarang ada alat penginderaan jarak jauh,’’ kata Addi, tertawa.
Bagaimana caranya bekerja di BMKG? ‘’Ada penerimaan taruna baru dan harus ikut tes. Yang bisa ikut tes tamatan SMA. Ada seleksi kompetensi dasar, keahlian, kebugaran dan wawancara. Pendidikan selama 4 tahun di STMKG di Jakarta. Begitu lulus, langsung jadi ASN golongan III,’’ ujar Addi Setiadi. ***