By Socrates – Startup adalah perusahaan rintisan baru dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar dan pengembangan produk berbasis teknologi digital. Sejak 2016, Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan gerakan nasional 1.000 startup digital untuk menggerakkan ekosistem startup dan peluang kewirausahaan berbasis teknologi digital ke seluruh Indonesia. Mimpinya adalah, Indonesia menjadi kekuatan digital terbesar di dunia.
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dimulai dari sepuluh kota. Pada 2020 berkembang menjadi 17 daerah yakni Medan, Toba, Pekanbaru, Batam, Pontianak, Balikpapan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Mataram, Makassar, Manado, Kupang, Ambon, dan Jayapura.
Gerakan ini, diharapkan akan melahirkan entrepreneur baru yang akan menjadi awal untuk menciptakan masa depan ekonomi digital Indonesia. Saat ini, ada 13 hub pelaksana. Kepri dan Jambi termasuk hub 3. Kisah sukses startup yang menjadi unicorn dan decacorn, seperti Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, Gojek, Blibli, Halodoc dan sebagainya, menjadi inspirasi menjawab tantangan dunia digital di masa depan.
Bagaimana potensi ekonomi digital Kepulauan Riau? Data tahun 2021, pengguna internet di Kepri mencapai 1,9 juta (87%) dari 2,2 juta penduduk. Nomor 2 secara nasional setelah DKI Jakarta. Sementara, tahun 2019 saja, pengguna internet di Batam mencapai 72,63 persen dari total jumlah penduduk. Sebanyak 88,6 persen warga Batam menggunakan komputer, laptop dan gadget. Lokasi Batam yang strategis, dekat dengan Singapura dan Malaysia
Batam adalah hub internet dan big data, jalur Singapura dan Hongkong yang dilayani beberapa perusahaan fiber optic di Tanjung Bemban, Batam. Perusahaan ini seperti Batam Techno Park, Indosat, XL dan Matrix memberikan layanan internet kecepatan tinggi, bandwith, backbone, data centre dan virtual private server. Batam juga memiliki Nongsa Digital Park (NDP) Batam yang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus dan membutuhkan banyak talenta di bidang industri digital. NDP dirancang sebagai ekosistem dan pusat bisnis digital, pusat data, incubator startup dan technopreneur.
Saat ini, di Nongsa Digital Park sudah ada Infinite Studio, Apple Developer Academy, IBM Cloud Academy, Glints Talent HUB, Lousintan, Gigacover yang membutuhkan ribuan talenta. Nongsa Digital Park menampung perusahaan berbasis digital seperti web developer, data centre, aplikasi, programmer, film, animasi serta start up atau perusahaan rintisan baru. NDP butuh 5.000 talent digital. Saat ini membangun 11 Data Centre. Dari Nongsa direncanakan membangun jembatan digital ke Singapura.
Singapura, juga memberikan banyak kemudahan dan merayu talenta asing bekerja di negara jiran itu. Singapura sudah mengumumkan aturan visa kerja baru. Antara lain, pemberian visa lima tahun baru bagi orang-orang yang berpenghasilan $30.000 per bulan. Waktu pemrosesan untuk izin kerja – biasanya diberikan kepada profesional bergaji tinggi – juga dikurangi menjadi 10 hari. Kebijakan ini akan diterapkan pada Januari 2024.
Semua startup lahir dari sebuah ide. Untuk membuktikan ide tersebut, perlu validasi dengan cara mengumpulkan informasi dan menguji ide tersebut. Antara lain, menemukan problem statement, bicara dengan pelanggan, riset pangsa pasar serta bertanya pada pakarnya. Menurut Arseto H Pinontoan, regional manager hub 3 Kepri dan Jambi, meski baru belakangan dibentuk, sudah terbentuk 290 startup di Kepri dan melatih 6.000 peserta dari berbagai kampus. Tujuannya adalah, melatih talent, solusi bagi daerah dan membangun ekosistem digital.
Tahapan yang dilalui calon startup ini adalah #Hack4ID yakni kegiatan hackathon luring selama dua hari bagi peserta untuk dapat merumuskan rencana startup yang ingin mereka kembangkan serta keahlian apa saja yang dibutuhkan sebagai startup founders dalam membuat startup digital. Setelah itu, kegiatan Bootcamp yang merupakan program mentorship untuk hasil validasi dari para mentor di bidang produk dan bisnis, serta rencana startup masuk ke pasar.
Selanjutnya Hacksprint, bimbingan internal selama sebulan calon founder untuk melakukan riset pasar dan validasi ide dengan metode design sprint. Terakhir, program Hatch yakni inkubasi intensif selama 3 bulan didampingi dedicated mentor dan startup success manager untuk mematangkan produk dan go to market strategy startup digital. ‘’Kementrian Kominfo menunjuk langsung untuk memimpin program Gerakan 1000 startup digital di Kepri dan sudah berjalan selama empat tahun. Tugas kami adalah mendidik orang-sebanyak mungkin orang untuk belajar jadi startup digital,’’ kata Regional Manager Hub 3 Kepri dan Jambi, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Arseto Hartontio Pinontoan, kepada www.socratestalk.com
Tahap awal, kata Arseto, peserta mengikuti workshop memperkenalkan potensi digital, pengenalan startup, pengalaman membangun startup digital, dan potensi startup di daerah. Workshop terpadu ini, bisa diikuti secara online atau offline menggunakan aplikasi Gerakan 1000 Startup Digital. ‘’Workshop ini sangat fundamental agar orang mengerti ilmu dasarnya. Setelah itu, kita ajak peserta menggali ide, apakah bisa dijadikan startup atau tidak. Apakah ide tersebut bisa jadi solusi buat orang banyak,’’ kata Arseto.
Setelah ide calon startup divalidasi, kata Arseto, peserta akan dipandu membuat prototype. Namun, banyak yang keliru bahwa membuat startup digital berkaitan dengan coding data dan menggunakan aplikasi. ‘’Startup itu ide bisnis yang harus dikembangkan. Teknologi adalah pendukung. Malah, tahap awal banyak yang mengandalkan google form dan telegram. Teknologi sesederhana itu. Ini mirip feasibility study. Kita bikin empat babak, yakni workshop, Hack4ID, Hacksprint dan Bootcamp. Dan Demo Day hari ini, adalah hasil dari empat tahapan itu,’’ kata Arseto.
Lalu, apa kendala anak-anak muda di Batam dan Kepulauan Riau menjadi startup digital? ‘’Kepekaan terhadap masalah dan riset. Masalah riset, tidak hanya di Kepri, tapi di seluruh Indonesia. Ternyata, sekitar 70 persen orang Indonesia malas riset dan lebih mengutamakan asumsi. Startup dan bisnis tidak boleh pakai asumsi. Dalam bisnis digital, riset memegang peranan penting. Malah, Tokopedia sampai saat ini terus melakukan riset,’’ papar Arseto Pinontoan.
Selama empat mengelola pendidikan bagi calon startup di Batam dan Kepri, Arseto mengakui masih sedikit startup yang lahir dan berkembang dari Kepri. ‘’Belum sampai sepuluh startup yang mau melanjutkan. Tugas kami mendidik sampai bikin prototype tergantung mereka apakah mau dilanjutkan. Kami mencatat, ada enam yang sudah jadi startup,’’ kata Arseto.
Menurut Arseto, hal mendasar dari startup atau perusahaan rintisan baru adalah, kemauan yang kuat, kerja keras, komitmen. ‘’Peserta Gerakan 1000 startup di Kepri umumnya mahasiswa. Mindset-nya, Batam kota industri dan bisa jadi bermental karyawan, bukan entrepreneur dan pengusaha,’’ ujar Arseto. Meski Batam berkembang menjadi kota digital, peluang kerja di bisnis digital tidak sebanyak yang dikira. Selain itu, benchmark dunia kerja digital juga tinggi, seperti menjadi programmer. Tidak semua lulusan universitas di Batam bisa masuk ke dunia digital.
Dikatakan Arseto, banyak talent digital memilih berkarya di luar negeri karena bayarannya lebih tinggi. Termasuk iming-iming dan kemudahan yang ditawarkan oleh Singapura kepada talent digital. ‘’Setelah pandemi, talent-talent di luar negeri, kembali ke Indonesia. Kendala yang kami hadapi mengembangkan ekosistem digital di Batam dan Kepri antara lain, minat yang masih rendah dan akses ke kampus dan sekolah yang masih terbatas. Namun, jumlah peserta Gerakan 1000 Startup Digital di Batam, tidak kalah dengan peserta di kota lain di Sumatera,’’ ujar Arseto. Selama empat tahun menjalankan kegiatan Gerakan 1000 Startup Digital Hub 3 Kepri dan Jambi, Arseto sudah mengadakan empat kali Hack4ID yakni di kampus Institut Teknologi Batam, kerjasama dengan Bank Indonesia, Politeknik Batam dan Nongsa Digital Park.
Acara Demo Day Hub 3 Kepri dan Jambi, Minggu 26 November 2023 di Hotel Planet Holiday, menampilkan enam calon startup yang diharapkan bisa menembus inkubasi 30 startup secara nasional. Enam startup tersebut adalah Filent yang berasal dari Pekanbaru. Idenya adalah, mempertemukan talent dengan event organizer. Produknya berupa aplikasi berisi katalog, profil talent, rating dan harganya. Ide ini muncul karena di Pekanbaru terdapat 500 EO dan 3.000 talent.
Juga ada Elevate dari Batam yang menggarap pasar user gymnastic yang mau menaikkan berat badan. Elevate menyediakan makanan instan dengan jumlah kalori tertentu. Di Batam, terdapat 22.000 warga yang ikut gym. Target awal Elevate adalah 1,7 persen user gym. Nexabith yang memulai ide bisnisnya dari data produk yang tidak lengkap, dengan memindai barcode di aplikasi mereka, konsumen bisa mendapat informasi data produk dengan fitur yang mudah dipahami.
Selain itu, ada startup dari Batam dengan nama Warebox, merintis bisnis penyewaan ruang kosong dan menjadi perantara pemilik ruko dengan penyewa. Ide mahasiswa Politeknik ini muncul karena banyaknya ruko kosong di kawasan Batam Centre. Juga ada startup Kasfloo, platform digital pembayaran invoice ke vendor secara sistematis. Ada juga startup dari Jambi dengan nama Gematika yang bergerak di bisnis pengolahan sampah, makanan yang tidak laku menjadi pupuk eco enzim dan membangun komunitas hijau. Jumlah sampah di kota Jambi mencapai 336 ton per hari.
Dewan kurator yang hadir pada acara Demo Day Hub 3 tersebut antara lain, wakil dari Dinas Kominfo Kepri, Abdi dari HIPMI Batam, Stephane Siburian, Kepala GEKRAFS Kepri CEO Olsera Group Elmi Ong, Zainul Munir, Ketua APTIKOM Kepri, Yudha Apriliano, CEO Kreta Digital, Sutiadi Martono, Business Operations Pinhome / Mentor Bootcamp Dede Saputra, CEO Sinergi Mitra Groserindo / Mentor Bootcamp dan Socrates Ahli Pers Dewan Pers dari Kepri dan direktur Batam Creator Academy. Tugas Dewan Kurator ini adalah memberi kritik dan saran. ‘’Kami berharap, para dewan kurator bisa menjadi penghubung ke partner bisnis dan mentor. Mereka butuh didamping menjadi startup,’’ kata Arseto. (*
[…] Artikel ini terbit pertama kali di : socratestalk.com […]