SELAMA satu tahun kemudian, semua perizinan untuk mengeksplorasi kayu di hutan tersebut bisa diperoleh dengan lengkap. Muljadi mencatat tanggal dimulainya proyek tersebut, yakni 22 September 1976.
Agar proyek eksplorasi bisa berjalan lancar, diperlukan pembangunan jembatan, pelabuhan serta tempat tinggal sementara bagi para pekerja. Dalam tempo delapan hari, pembangunan sarana pendukung akhirnya bisa dirampungkan. Tanggal 1 Oktober 1976 pada pukul 10.00 pagi, Muljadi membawa tim kerja sebanyak 380 orang, masuk ke lokasi proyek dan mulai bekerja.
Proyek eksplorasi hutan untuk mendapatkan kayu berjalan lancar. Ratusan pekerja yang didatangkan Muljadi sudah berpengalaman di pekerjaan serupa sebelum ini. Kendala sempat muncul berupa minimnya stok air tawar bersih di sekitar lokasi untuk kebutuhan harian para pekerja. Awalnya, mereka berusaha memenuhi kebutuhan air bersih/ tawar dengan mengangkutnya dari lokasi yang berada di pedalaman. Kondisi itu membuat jadwal kerja proyek eksplorasi di hutan itu bertambah. Hal ini berarti biaya tambahan.
Beruntung kemudian, atas bantuan seorang warga di kawasan itu, tim Muljadi berhasil menggali sumur sebagai sumber air tawar di dekat lokasi proyek. Masalah air tawar dan air bersih teratasi dan proyek eksplorasi bisa kembali berjalan sesuai jadwal.
Kapal pertama masuk ke lokasi proyek pada tanggal 23 November 1976 dan berhasil memuat kayu hasil eksplorasi. Muljadi sempat merasa khawatir, apakah kayu yang sudah mereka olah, mampu memenuhi kapasitas kapal? Kekhawatiran Muljadi sirna. Proyek perdana eksplorasi kayu di pulau Cawan berjalan lancar tanpa kendala.
Sebulan kemudian, pada 5 Januari 1977, kapal trip kedua datang untuk mengambil kayu olahan dari proyek tersebut. Eksplorasi hasil hutan dan menjadikannya kayu olahan komersil dari hutan itu, berperan besar terhadap kondisi perusahaan yang semakin membaik.
Selanjutnya : Punya Rumah Sendiri di Selatpanjang| Menjadi Pemegang Saham– MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey – MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 23)