Socratestalk, BATAM – Selama 2 tahun belakangan ini aktivitas belajar di Kota Batam berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Guru- guru tidak hanya bisa mengajar, namun lebih dari itu. Bisa berkarya, berinovasi dan berkalaborasi untuk melahirkan karya untuk memajukan dunia Pendidikan. Sebanyak 27 guru penggerak juga sudah dilantik menjadi kepsek dan pengawas sekolah oleh Walikota Batam baru-baru ini.
Ada sesuatu yang berbeda di ruangan auditorium Kampus Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam yang berlokasi di Batuaji, Sabtu – Minggu, 27-28 April 2024. Ruang besar di lantai 2 kampus tersebut disesaki dengan puluhan stand pendidikan yang berasal dari berbagai sekolah di Kota Batam.
Di stand tersebut ditampilkan berbagai hasil kreativitas dan inovasi ratusan caon guru penggerak dan sekolah pengerak yang ada di Kota Batam. Sebelum lulus menjadi guru penggerak, setiap guru yang ikut pelatihan di Balai Guru Penggerak (BPG) diharuskan membuat suatu karya yang berguna bagi kemajuan dunia pendidikan dan masyarakat.
Sementara di atas panggung yang menjadi pusat kegiatan, ditampilkan dua drama pembelajaran yang dibawakan beberapa calon guru penggerak dan sejumlah siswa. Drama pertama adalah proses bembelajaran sebelum adanya program guru penggerak. Terlihat proses pembelajaran tanpa perencanaan, guru dan siswa terlihat binggung. Pembelajaran tidak bermakna dan tidak menyenangkan.
Drama kedua, masih dengan pelakon yang sama, menampilkan proses pembelajaran setelah adanya program guru penggerak. Guru dan siswa tampak senang. Ada hubungan dan komunikasi yang baik dan berlangsung dua arah. Pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bermakna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Terdapat perbedaan yang sigifikan dalam hal guru mengajar dan bagaimana siswa belajar dalam dua drama tersebut. Dunia pendidikan sedang mengalami perubahan dan perbaikan seiring dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar.
Dilanjutkan dengan presentasi 6 calon guru penggerak yang terpilih untuk menampilkan karya kepada kalayak. Calon guru-guru pengerak ini sehari-hari mengajar di SMP dan SLTA yang ada di Batam, negeri dan swasta. Diantaranya karya yang dipresentasikan guru Sekolah Radmila berupan handycraft kain. Motif kain dari bahan-bahan alam yang ada di lingkungan sekitar seperti denaunan dengan cara menekannya pada kain. Kain ini bisa digunakan untuk sarung bantal, tempat tissue dan lainnya.
Guru SMAN 11 Batam yang ikut pelatihan guru penggerak yang berkarya dengan apa yang mudah ditemukan di lingkungan sekolahnya. Di sekitar sekolahnya di Puluh Buluh dan lingkungan pesisir maka pemanfaatan enzim bisa dilakukan dalam berkarya sehingga lahirlah produk eco enzim dalam program yang disebut e2z.
Kebanyakan guru menghasilkan karya di bidang digitalisasi sekolah. Yaitu membuat aplikasi atau memanfaatkan kemajuan teknologi digital saat ini untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas Pendidikan. Karya tersebut sudah dipraktikkan di sekolah masing-masing sehingga membawa perbaikan di bidang administrasi sekolah.
Seperti yang dilakukan guru pengerak SMPN 53 Batam yang membuat System Informasi Rumah Digital (SIRUDI) yang diciptakan untuk menuju digitalisasi sekolah. Digitalisasi yang dibuat meliputi Tujuannya menciptakan siswa-siswi yang cerdas dalam memanfaatkan informasi dan teknologi digital.
Demikian juga dengan guru penggerak SMPN 3 Batam yang membuat program yang disebut Proksata. Tujuannya meningkatkan minat dan bakat murid dalam bidang sains (IPA) dan membangun student agency. Salah satu produk yang dihasilkan adalah murid mampu membuat alat vacum cleaner secara sederhana.
Guru penggerak juga berinovasi membuat pogram yang bisa untuk mencari cuan. Seperti program yang dibuat guru SMK Real yang dinamai cuan to de max. Lulusan SMK biasanya harus siap kerja, termasuk bekerja mandiri menghasikan uang. Siguru sudah membuat aplikasi dan bentuk usaha yang bisa dijalankan muridnya berupa percetakan digital. Produk yang dihasilka antara lain baju kaos dengan disain digital, kartu digital dan lainnya.
Dari karya guru yang ditampilkan, ternyata guru tidak pandai mengajar di depan kelas, tapi juga bisa membuat terobosan, berkalaborasi dan menghasilkan karya untuk kemajuan Pendidikan.
Guru-guru yang inilah yang diharapan membawa perubahan dan peningkatan kualitas Pendidikan di Kota Batam dengan diterapkannya kurikulum merdeka belajar. Untuk menghasilkan guru seperti ini, para guru mulai dari SD, SMP dan SLTA baik swasta maupun negeri dididik selama 6 bulan di Balai Guru Penggerak Provinsi Kepri.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Batam Qurniadi membuka secara resmi Acara Panen Hasil Belajar Guru Pengerak Angkatan 9 Pendampiungan Kelompok Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Lokakarya 7 (Kota Batam), Minggu (28/4/2024) pagi yang dilaksanakan di Kampus Universitas Riau Kepulauan, Batam.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kepulauan Riau Imam Edhi Priyanto, kepala sekolah, fasilitator dan pengajar praktik guru penggerak.
Dalam sambutannya, Qurniadi mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sebanyak 369 guru di Kota Batam sudah menjadi guru penggerak. Ditambah sebanyak 169 calon guru penggerak yang sedang menjalani pelatihan di BPG Kepulauan Riau Angkatan 9. Dalam waktu dekat dibuka pelatihan guru penggerak angkaan ke-10.
Kehadiran guru penggerak ini di sekolah diharapkan bisa meningkatkan kualitas Pendidikan. Selama 4 tahun belajkangan ini aktiovitas belajar berubah dari tahun tahun sebelumnya. Pada pelantikan kepala sekolah dan pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Batam, sebanyak 27 guru penggerak dilantik menjadi kepsek dan pengawas sekolah.
‘’Guru penggerak selalu belajar. Orang yang selalu belajar memiliki masa depan dan menjadi agent of change . Untuk itu jangan berhenti untukberkaryam bkerkreasi dan berkalaborasi,’’ ujar Qurniadi.
Sementara itu, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kepulauan Riau Imam Edhi Priyanto mengatakan, produk yang dihasilkan guru baik selama masa pelatihan di BGP maupun saat mengajar di sekolah mnasing-masing berguna bagi siswa dan masyarakat. Misalnya bisa meningkatkan hasil belajar siswa, bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta peningkuatan kualitas lingkungan hidup. (eri syahrial)