ADA pelajaran penting yang diterapkan Muljadi kepada ke tujuh anaknya. Yakni, Alim Muljadi, Merry Muljadi, Princip Muljadi, Mariana Muljadi, Mariani Muljadi, Cortina Muljadi dan Hendry Chandra Muljadi. Meski putra-putrinya kebanyakan lulusan dari perguruan tinggi di luar negeri, Muljadi tidak serta merta memberikan jabatan tinggi di perusahaan miliknya di Batam. Semua harus menjalani proses dari bawah.
Seperti dialami Alim Muljadi, saat tamat kuliah di Australia dan kembali ke Batam, ia sempat bekerja di hotel Nagoya Plaza. Para karyawan hotel bintang tiga itu awalnya mengira, setidaknya Alim Muljadi bakal menjadi General Manager. Ternyata, Muljadi malah menugaskannya sebagai sales marketing executive di hotel tersebut.
Masih terngiang-ngiang di telinga Alim, saat ayahnya Muljadi berkata,’’ Saya sudah sekolahkan kamu sampai lulus kuliah. Kalau kamu malas bekerja, itu terserah kamu,’’ kata Alim Muljadi, menirukan ucapan sang papi kepadanya.
Begitu juga Merry Muljadi. Saat tamat kuliah di Universitas Tarumanegara dan Bina Nusantara Jakarta, ia diminta membantu Muljadi di perusahaannya. Merry bekerja tanpa embel-embel jabatan tinggi di perusahaan milik papinya tersebut.
Hal yang sama dialami Princip Muljadi. Tamat kuliah dari University of Technology Sidney Australia jurusan Finance and Banking, princip justru bekerja di Bank Central Asia di Jakarta selama 7 tahun. Tahun 1999, Princip Muljadi kembali ke Batam dan membantu mengurus perusahaan PMA asal Singapura joint venture dengan bisnis papinya selama 5 tahun. Tahun 2005, barulah ia bergabung di bisnis properti keluarga.
‘’Awal di bisnis property, saya dipercaya mengurus marketing, branding dan promosi. Lalu, terjun ke bagian operasional hingga ke proyek,’’ kata Princip Muljadi.
Sejak Muljadi sakit, tampuk pimpinan perusahaan property dikendalikan duet kakak beradik Merry dan Princip Muljadi. Sedangkan Alim Muljadi, memilih mengelola perusahaan sendiri dan bekerja pada orang lain.
‘’Dalam keluarga kami, Alim adalah orang pertama yang jadi direktur. Saya meski sudah bertahun-tahun bekerja, tidak jadi direktur. Baru setelah itu, saya jadi Direktur Utama dan Princip jadi Direktur sampai 2018. Saya lalu disuruh memilih, mau mengejar bisnis atau menjaga gawang. Kalau begitu, saya jadi direktur saja dan Princip jadi Direktur Utama. Kami jadi partner bisnis yang cocok. Princip orang yang gesit. Ini kami putuskan bersama-sama,’’ tutur Merry Muljadi.
Selanjutnya : Kepak Sayap dan Pencapaian Central Group I Pengusaha Properti Generasi Kedua– MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey – MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 45)