By Socrates – Pulau Batam ditetapkan sebagai kawasan khusus industri melalui Keputusan Presiden No. 74 Tahun 1971. Surat keputusan tersebut dikuatkan dengan keluarnya Keputusan Presiden No. 41 tahun 1973 yang menyatakan bahwa seluruh Pulau Batam dijadikan daerah industri, dan dibentuklah Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.
Penetapan Batam sebagai kawasan industri dirancang dengan matang. Lokasi Batam strategis. Batam mulai berbenah diri dengan perbaikan infrastruktur untuk menarik para investor. Tiga tahapan pembangunan pemerintah guna mempersiapkan Batam sebagai wilayah industry. Tahap pertama tahun 1971 – 1976 dilanjutkan dengan tahapan konsolidasi tahun 1976 sampai 1978 dan selanjutnya tahap pembangunan prasarana selama 10 tahun dan berakhir pada tahun 1983.
Dengan luas 41.500 ha dibagi menjadi lima zonasi kawasan industri sesuai dengan zona masing – masing, jadi tiap industri akan berkumpul sesuai jenis di zona masing – masing. Salah satu kawasan industri di Batam adalah kawasan Industri Batamindo Investmen Cakrawala (BIC) yang mengelola Batamindo Industrial Park. Kawasan industri Batamindo Industrial Park dikonsep berdasarkan perjanjian kerja sama ekonomi antara pemerintah Indonesia dan Singapura pada tahun 1989.
Batamindo Industrial Park didirikan pada tanggal 11 Januari 1990 yang ditujukan untuk mengembangkan dan memasarkan lahan Kawasan Industri Batamindo seluas 320 hektar. Peletakan batu pertama pembangunan kawasan industri itu pada 28 Februari 1990 yang dihadiri oleh Lee Hsien Loong, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura saat itu, Radius Prawiro Menteri Koordinasi Bidang Ekonomi, Pendanaan dan Pengembangan Industri; Prof. B. J. Habibie, Menteri Negara Riset dan Teknologi saat itu, Tungki Ariwibowo Menteri Muda Perindustrian dan Perdagangan; dan Philip Yeo selaku Ketua Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura pada waktu itu.
Acara penandatanganan secara resmi untuk penyewa pertama di KIB dilakukan pada 30 April 1990, yaitu PT Sumitomo Wiring System dan PT Sumitomo Electric Industries dengan investasi senilai S$30 juta. PT Thomson Indonesia pada 28 Januari 1991 menjadi penyewa yang pertama di KIB yang memulai operasionalnya. PT Sumitomo Wiring System Indonesia melakukan pengiriman produk pertama mereka yaitu Otomotif Wiring Harnesses pada 8 April 1991.
Sejak didirikan, kawasan industri Batamindo seluas 320 hektar ini telah berkembang menjadi Multi National Coorporation Park dengan banyaknya merek internasional yang hadir dalam produksi regional di sini.
Batamindo Industrial Park dibangun dengan infrastruktur pendukung utama seperti pembangkit listrik, pengolahan air dan limbah, telekomunikasi, sistem sanitasi, pemadam kebakaran dan fasilitas medis serta manajemen kawasan terpadu. Kawasan industri ini memberikan solusi bisnis total berdasarkan daya saing biaya dan konektivitas global serta bisnis yang berkesinambungan.
PT Batamindo Investment Cakrawala merupakan perusahaan yang berbasis di Pulau Batam, Indonesia dan merupakan anak perusahaan dari Gallant Venture Ltd yang memiliki empat segmen bisnis utama, yaitu utilitas, kawasan industri, operasional resor, dan pengembangan properti.
Gallant Venture Ltd adalah perusahaan publik di Singapura yang berfokus pada pengembangan komersial dan peluang pertumbuhan di Kepulauan Riau, Indonesia. Sejak didirikan pada tahun 1990an, perusahaan ini menjadi perencana utama dan pengembang terpadu untuk kawasan industri dan resor di Batam dan Bintan, mengembangkan, memiliki dan mengelola Batamindo Industrial Park di Batam dan Kawasan Industri Bintan di Bintan. Pemegang saham utama perusahaan ini adalah Salim Group di Indonesia dan Sembcorp Development Ltd di Singapura.
Batamindo Industrial Park dirancang sebagai kawasan siap pakai melayani berbagai perusahaa manufaktur menawarkan pilihan pabrik siap pakai yang dapat dipilih oleh perusahaan.
Desain tata letak yang fleksibel dengan area terpisah untuk kantor, produksi serta bongkar muat. Di luar itu, perusahaan bebas mendesain interiornya sesuai dengan kebutuhannya. Bagi mereka yang memiliki spesifikasi pabrik unik, Batamindo Industrial Park telah menyiapkan bidang tanah siap pakai untuk memungkinkan fasilitas yang dibangun secara khusus.
Selain membangun berbagai fasilitas dan infrastruktur, Batamindo Industrial Park menyediakan asrama sebagai pilihan tempat tingga serta kondominium dan apartemen Batamindo Executive Village. Sebagian besar pekerja tinggal di asrama (dormitory) dekat dengan lokasi pabrik.
Kawasan industri Batamindo digaungkan pemerintah secara nasional, sehingga menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi pekerja dan pengangguran dari berbagai daerah datang ke Batam. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi di berbagai daerah seolah menjadi pendorong para pencari kerja untuk datang ke tempat ini. Karena itu, tidak mengherankan jika pertumbuhan penduduk di Pulau Batam pernah menjadi yang tertinggi di Indoensia.
Fasilitas yang dibangun di kawasan industri Batamindo lengkap. Sarana ibadah, pasar, pusat jajanan serba ada (pujasera) lapangan olahraga dan fasilitas penunjang lainnya. Pengelola kawasan industri ini juga memperhatikan berbagai kebutuhan mental dan spiritual para pekerja.
Berbagai organisasi sosial kemasyarakatan didorong untuk dikembangkan dalam lingkungan masyarakat pekerja yang tinggal di asrama tersebut. Organisasi awal yang berkembangan di kawasan ini antara lain; organisasi kepramukaan, bela diri, dan organisasi keagamaan.
Perusahaan di Batamindo
Berbagai perusahaan beroperasi di kawasan industri Batamindo. Seperti PT Asiatech Manufacturing Indonesia, industri percetakan dan kemasan. Didirikan sejak tahun 2001, Asiatech adalah salah satu perusahaan label terbesar di Pulau Batam, Indonesia. Ada perusahaan logistik dan distribusi merupakan penyedia layanan logistic, peti kemas antara Singapura dan Batam.
Birotika Semesta (DHL Express) DHL adalah bagian dari perusahaan pos dan logistik terkemuka di dunia, Deutsche Post DHL Group. Dengan jaringan global di lebih dari 220 negara dan wilayah di seluruh dunia.
PT Cicor Panatec yang bergerak di bidang elektronik dan listrik. Cicor adalah grup perusahaan terkemuka yang aktif secara global di industri elektronik. Perusahaan-perusahaan Grup menyediakan layanan outsourcing lengkap dan beragam teknologi untuk pembuatan PCB yang sangat kompleks, solusi 3D-MID, hibrida, dan modul elektronik.
PT Daihan LabTech yang bergerak di bidang industry medis dan perawatan kesehatan Labtech, perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Korea dengan merek dagang LabTech menyediakan peralatan laboratorium dan Ilmiah, peralatan biomedis dan pabrikasi. Ini adalah perusahaan profesional dan mapan dari tahun 1992 dengan pelanggan internasional, 60 negara dan lebih dari 100 distributor internasional.
PT Dynacast bergerak di bidang industri presisi. Dynacast adalah produsen global komponen die cast rekayasa kecil dari seng, aluminium, magnesium, dan cetakan injeksi logam (MIM) yang memanfaatkan teknologi die-casting multi slide.
Setidaknya hingga tahun 2017 kawasan ini telah dihuni oleh 19 pabrik yang
bergerak pada bidang industri gas, plastik, karet, otomotif, elektronik dan
pembuatyan kapal. Kebanyakan pabrik berasal dari Singapura, Jepang dan
China.
Berikut perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan industri Batamindo, Mukakuning: T Sumitomo Wiring System Batam Indonesia, PT Shimano Batam, PT Schneider Electric Manufacturing Batam, PT Nissin Kogyo Batam, PT Rubycon Indonesia, PT Epson Batam, PT Yokogawa Manufacturing Batam, PT Infineon Technologies Batam, PT Takamori Indonesia, PT Honfoong Plastic Industries, PT Tec Indonesia, PT Noble Batam, PT Yokogawa Power Supply Batam, PT Soc Batam.
Seluruh pasar tenan Batamindo ialah pasar global. Selama ini, sebagian besar tenan Batamindo berasal dari Jepang. Baru sebagian kecil lainnya berasal dari Singapura, AS, dan Eropa. Batamindo berniat merambah pasar baru, yakni China dan Korea. Sebagian besar dari perusahaan ini bergerak di bidang mesin dan listrik.
Tahun 2009 Batamindo memiliki 66 perusahaan tenan dengan 56.000 orang tenaga kerja. Puncak kejayaan kawasan industri Batamindo pada tahun 1999. Saat itu yang menyewa di kawasan industri itu mencapai 95 perusahaan dengan 85.000 orang tenaga kerja. Penurunan investor dan tenaga kerja ini disebabkan oleh banyaknya aksi buruh kurun waktu 2001 hingga 2003. Setelah itu, secara perlahan kawasan industri pertama dan terbesar ini mulai redup. Sejumlah perusahaan tutup atau hengkang ke negara lain, terimbas krisis global. ***