By Socrates—Jangan pandang enteng peran kapal Roro. Sebab, kapal inilah yang mengangkut orang, kendaraan dan barang, termasuk bahan pokok penting ke Batam dan pulau-pulau di Kepulauan Riau. Kelancaran arus barang kebutuhan pokok akan berpengaruh terhadap inflasi Batam dan Kepri.
Bahan pokok penting itu antara lain, kebutuhan pokok hasil pertanian seperti beras, kedelai bahan baku tahu dan tempe, cabai dan bawang merah. Bahan pokok hasil industri seperti gula, minyak goreng dan tepung terigu. Hasil peternakan seperti daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar yaitu bandeng, kembung dan tongkol/tuna/cakalang. Jenis barang penting antara lain, benih padi, jagung dan kedelai, pupuk; gas elpiji, triplek, semen, besi baja konstruksi dan baja ringan.
‘’Kami melayani 17 lintasan, baik di dalam propinsi Kepri maupun dua propinsi lain seperti Riau dan Jambi. Kapal Roro mengangkut semua bahan pokok penting seperti beras, lembu, daging, sayur, beras dan semua bahan pokok penting,’’ kata Marsadik, General Manager PT ASDP Cabang Batam.
Apa yang terjadi apabila salah satu lintasan pelayaran kapal roro macet? ‘’Angkutan bahan pokok ujung tombaknya ASDP. Sebab, mengirim barang langsung dengan truk, biayanya kecil dan kecil kemungkinan barang rusak. Jika ASDP tidak beroperasi sehari saja, bayangkan naiknya harga kebutuhan pokok yang dikirim ke Batam,’’ ujar Marsadik.
Sebagai operator kapal Roro, ASDP Cabang Batam kata Marsadik, bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian Kepulauan Riau. Sebab, kebutuhan bahan pokok dan bahan pokok penting, didatangkan dari luar daerah seperti Riau, Jambi, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Inilah 17 lintasan kapal roro yang diopoerasikan PT ASDP Cabang Batam. Dari pelabuhan Telagapunggur ke Tanjunguban, Bintan, Tanjungbalai Karimun, Dabo Singkep, Lingga. Nah, dari pelabuhan Tanjunguban memiliki lebih banyak lintasan menuju Tambelan, Matak, Midai, Natuna, Subi, Serasan dan Sintete.
Dari luar propinsi adalah rute Telaga Punggur – Kuala Tungkal, Jambi serta Telaga Punggur – Sei Selari Pakning, Riau. Serta rute Tanjunguban hingga ke Sintete, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. ‘’Batam menjadi pelabuhan hub. Kami sedang menjajaki peluang berlayar langsung ke Padang dan Medan,’’ kata Marsadik.
Ia mengharapkan, dukungan dari Pemprov Kepri, BP Batam dan Pemko Batam, agar pelabuhan Roro Telagapunggur memiliki dua pintu masuk. Sebab, saat ini hanya satu pintu keluar masuk ke pelabuhan tersebut.
Selain melayani rute antar pulau di Kepulauan Riau serta tiga propinsi lainnya, peluang datang dari negara tetangga, Johor Bahru Malaysia. ‘’Ada tawaran kerjasama pelayaran dari Batam ke Johor Bahru. Tentu hal ini perlu dikaji dan disampaikan ke ASDP Pusat. Dulu, pernah ada kerjasama pelayaran kapal Roro rute Belawan – Penang, Malaysia,’’ kata Marsadik seraya menyebutkan, pernah dibahas rute Dumai – Malaka, sebelumnya.
Kapal Roro di Batam
Sejarah kapal Roro di Batam dimulai sejak tahun 1996. Namun, baru beberapa tahun kemudian, dikelola oleh PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Persero, perusahaan BUMN yang menyediakan akses transportasi publik antar pulau yang bersebelahan, menyatukan pulau-pulau besar sekaligus menyediakan akses transportasi publik ke wilayah yang belum memiliki penyeberangan.
Sampai tahun 2022 ASDP memiliki 4 kantor regional dan 27 kantor cabang untuk mengelola 36 pelabuhan penyeberangan di seluruh Indonesia, termasuk Cabang Batam. ‘’Saat ini, pelabuhan ASDP Telagapunggur memiliki dua dermaga. Dermaga yang baru untuk pelayaran jarak jauh,’’ kata Marsadik.
Makin bertambahnya kapal serta rute dan lintasan kapal roro hingga mencakup empat propinsi yakni Kepri, Riau, Jambi dan Kalbar, PT ASDP mencatat tren kenaikan penumpang dan kendaraan di Batam secara signifikan pada 2021. Penumpang dari 8.800 orang naik jadi 27.713 orang atau 213 persen. Roda dua sebesar 5,67 persen atau menjadi 5.272 unit dibanding tahun sebelumnya 4.900 unit dan roda empat naik 7,6 persen menjadi 5.889 unit dibanding tahun sebelumnya 5.473 unit.
Selama ini, keluhan yang paling banyak disampaikan calon penumpang antara lain, antrian panjang orang dan kendaraan masuk ke kapal roro, Serta calo-calo yang berkeliaran pelabuhan. Namun, pemandangan pada H-5 lebaran, Selasa, 18 April 2023 meski ramai, calon penumpang tertib menunggu keberangkatan.
Terobosan baru yang dilakukan Marsadik pada arus mudik kali ini adalah, penumpang mendaftar secara online sejak awal April di hotline ASDP ke nomor 0823-8656-5878 lalu admin akan mengirimkan formulir identitas penumpang dan kendaraan melalui Whatsapp. Calon penumpang mengirimkan KTP dan STNK dan mendapatkan nomor antrian.
‘’Dengan aplikasi sedehana, pendaftaran online mengurai masalah penumpukan calon penumpang dan mengatasi masalah calo,’’ kata Marsadik, sambil terus memantau berbagai sudut pelabuhan ASDP Telagapunggur dari CCTV di ruang kerjanya.
Batam yang berbeda dengan daerah lain, sebagai kawasan Free Trade Zone, sehingga kendaraan tertentu seperti mobil impor, mendapat fasilitas FTZ tidak bisa dibawa ke luar Batam. Kendaraan yang tidak bisa dibawa ke luar daerah FTZ adalah yang memiliki seri pelat nomor Z dan V.
Namun, warga Batam yang hendak mudik Lebaran, bisa menggunakan kendaraan yang berfasilitas Free Trade Zone (FTZ) ke luar Batam meskipun belum membayarkan kewajiban PPN 10 persen. Syaratnya, mendapat izin dari Bea Cukai, Kepolisian dan BP Batam secara organisasi atau kelompok yang terorganisir dan ada penanggungjawabnya. Selain itu, kendaraan FTZ yang akan dibawa keluar daerah tidak boleh dalam keadaan mati pajak.
Kepulauan Riau adalah negeri seribu pulau. Wilayah Provinsi Kepri adalah 96 persen lautan dan hanya 4 persen daratan dengan 2.408 pulau. Tidak heran, kapal sangat berperan untuk mobilitas penumpang antarpulau di wilayah Kepri dan ke propinsi lainnya. Mulai dari kapal pompong, ferry dan kapal Roro.
ASDP : We Bridge The Nation
PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Persero mulai melayaniangkutan penyeberangan antar pulau, menyediakan terminal umum penyeberangan angkutan sungai, danau, dan ferrysejak 27 Maret 1973. Pada tahun 2004, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), sebagai bagian dari proses transformasi bisnis untuk mengubah posisi perusahaan ini menjadi BUMN yang dapat memberikan kontribusi lebih bagi negara.
Pada tahun 2008, perusahaan ini ASDP melakukan transformasi bisnis yang ditandai dengan modernisasi operasional, infrastruktur, dan teknologi menuju standar internasional. Dengan motto “We Bridge The Nation”, ASDP Indonesia Ferry melangkah maju menjadi perusahaan ferry modern.
Kapal Ro-Ro singkatan dari Roll-on Roll-off termasuk jenis kapal yang populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kapal Roro menyediakan pintu rampa yang bisa naik turun dan terhubung dengan dermaga pelabuhan. Kapal Ro-Ro juga disebut zero subdivision karena memiliki ruang muat terbuka untuk kendaraan tanpa memiliki sekat dan bersifat kedap air.
Kapal Ro-Ro memudahkan penumpang kapal yang ingin membawa kendaraan ketika melakukan penyeberangan. Kapal ini bisa dipakai sebagai pilihan pertama dalam penyeberangan jarak pendek karena mempunyai kemampuan bongkar muat dengan waktu yang cepat.
Kapal Ro-Ro adalah kapal penumpang yang mempunyai ruang kategori khusus yang dirancang untuk mengangkut kargo beroda.Ciri khas dari kapal ini yaitu mempunyai pintu keluar masuk yang dapat dinaikkan dan diturunkan untuk jalur kendaraan, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kapal ini memuat penumpang maupun kendaraan yang masuk (Roll-on) maupun keluar (Roll-off) menggunakan penggeraknya yakni Rolling Cargo. Kapal Roro dilengkapi pintu rampa di bagian pintu depan maupun belakang kapal yang terhubung dengan dermaga apung ke dermaga.
Dermaga secara otomatis akan menyesuaikan dengan ketinggian pasang surut pada air laut. Sehingga, begitu pintu rampa dibuka, pengelola pelabuhan hanya tinggal menggelar jembatan kecil ke lambung kapal dan kendaraan dapat keluar masuk dengan leluasa ke kapal tersebut.
Keuntungan menggunakan kapal ini salah satunya adalah dapat menghemat waktu. Ro-Ro dengan menggulirkan kargo di atas kapal akan lebih cepat jika dibandingkan dengan mengangkatnya menggunakan derek. Selain itu, alur menggunakan Ro-Ro lebih gampang serta tidak rumit.
Kapal ini lebih sering melayani penyeberangan sehingga operasionalnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Operator terbesar kapal ini yaitu PT. ASDP (Persero), BUMN yang bergerak di bidang penyeberangan antar-pulau.
Sejarah Kapal Roro di Dunia
Tahun 1833, sebuah perusahaan kapal dari Inggris memperkenalkan konsep kapal Ro-Ro, namun itu hanya untuk mengangkut kereta. Dengan adanya kapal ini, maka kereta dari stasiun dapat langsung meluncur ke lambung kapal, tanpa menggunakan derek.
Ro-Ro pertama kali digunakan oleh Skotlandia, Inggris tahun 1850 yaitu pada masa kesuksesan kereta api dengan tenaga uap. Kapal ini didesain memiliki rel pada deck kapalnya sehingga dapat digunakan sebagai pengangkut gerbong kereta.
Selama abad ke-19, penggunaan kapal ini hanya sebatas mengangkut kereta saja. Penggunaan kapal ini sebagai pengangkut kereta lebih efisien dari pada jenis kapal lain. Kapal ini berkembang hingga daerah Baltik sampai Mediterania.
Ketika perang dunia II, militer menggunakan Ro-Ro sebagai pengangkut tank serta kendaraan tempur yang lain. Kapal ini didesain seperti kapal pendarat atau landing craft tank (LCT) milik militer. Ro-Ro mempunyai volume yang sangat besar dan terdapat pintu di salah satu atau kedua ujungnya.
Tahun 1950-an, kapal ini merambah ke pelayaran umum atau niaga (cargo) yang sudah menyatu dengan berkembangnya moda untuk transportasi darat di antaranya mobil, bus, hingga truk. Sejak saat itu, konsep Ro-Ro berkem-bang untuk keperluan masyarakat luas hingga saat ini.
Jenis Kapal Roro
Terdapat beberapa jenis kapal Ro-Ro yang berlayar. Di antaranya yaitu Pure Car Carrier (PCC) dan Pure Car And Truck Carrier (PCTC). Jenis PCC digunakan khusus untuk mengangkut mobil, namun untuk jenis PCTC juga digunakan untuk mengangkut truk dan kendaraan roda empat jenis lainnya.
Jenis lain dari Ro-Ro yaitu Container Vessel + Ro-Ro (ConRo) Ship. Sesuai namanya, kapal ini merupakan gabungan antara truk kontainer dan Ro-Ro.
Desain kapal ini mengacu pada kapal jenis hybrid. Kapal ini mempunyai daya angkut 20.000 hingga 50.000 DWT (deadweight tons). General Cargo + Ro-Ro Ship atau disebut dengan GenRo merupakan jenis kapal kargo dengan fasilitas Ro-Ro yang memiliki daya angkut 2.000 hingga 30.000 DWT.Kapal ini didesain sebagai sebuah kapal pengangkut yang normal dan dilengkapi dengan fasilitas Ro-Ro.
Jenis lain kapal Ro-Ro adalah RoPax yang tidak hanya digunakan sebagai pengangkut mobil, namun juga memberikan fasilitas untuk kehidupan para pelayar. Tidak hanya menampung penumpang dan kendaraan saja, kapal RoPax ini juga menampung peti kemas.
Complete Ro-Ro Ship adalah jenis kapal yang tidak mempunyai palka atau Hatchways. Kapal ini sering digunakan ketika melakukan penyeberangan di laut lepas. Daya angkut kapal Complete Ro-Ro Ship ini tidak sebesar ConRi Ship, yaitu hanya 2.000 hingga 40.000 WDT.
Fungsi Kapal Roro
Fungsi utama kapal jenis Ro-Ro di pelabuhan penyeberangan yaitu untuk pengangkutan, baik untuk mengangkut penumpang dan beragam moda darat. Kapal ini dirancang untuk membawa kargo beroda seperti sepeda motor, mobil, truk, semi-trailer truk, trailer atau mobil kereta api.
Ro-Ro di Indonesia menjadi salah satu jenis moda angkutan sungai, danau, dan penyeberangan selat. Tidak hanya dilengkapi dengan pintu naik turun yang terhubung dengan dermaga, kapal ini juga dilengkapi dengan fasilitas jalan khusus untuk penumpang.
Kapal ini sering disebut dengan kapal pengangkut mobil. Tidak hanya berfungsi untuk kebutuhan sipil saja, namun juga berfungsi untuk kebutuhan militer bagian angkatan laut yang digunakan sebagai alat angkutan untuk barang yang berasal dari laut maupun darat.
Ro-Ro sering terlihat di Pelabuhan Merak Banten dan Bakauheni Lampung. Ro-Ro menjadi kapal angkutan pilihan yang populer untuk penyeberangan antar-pulau seperti antara Jawa dengan Sumatra, antara Jawa dengan Madura, maupun antara Jawa dengan Bali.
Kapal Roro di Indonesia
Kapal Roro pertama kali dikenal pada tahun 1912 saat pembangunan pelabuhan Merak yang dilakukan oleh Staatsspoorwegen dengan perintah dari pemerintahan Hindia-Belanda. Kapal ini digunakan untuk mendukung kegiatan ekspor Hindia-Belanda yang berasal dari Indonesia ke negara lain.
Saat pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia, Ro-Ro sebagai kapal serbaguna digunakan untuk mengangkut hasil bumi Indonesia dan menyeberangi selat Sunda hingga pelabuhan Panjang. Hingga sekarang, kapal ini digunakan sebagai penyeberangan antar selat dan pelayaran di perairan pesisir.
Saat ini, Indonesia mempunyai 306 kapal jenis Ro-Ro yang dikelola oleh beberapa instansi yaitu 118 kapal dibawah pengawasan PT. ASDP Ferry Indonesia, 170 kapal dikelola swasta, serta 18 kapal oleh BUMD. Terdapat pula 225 rute penyeberangan yaitu 44 rute komersial dan 181 perintis. Kapal ini banyak digunakan sebagai alat penghubung dari dua ruas jalan yang terbelah oleh lautan sempit.
Kementrian Perhubungan telah mengeluarkan aturan tahun 2017 yang berisi tentang penyelengga-raan penyeberangan dengan jarak jauh menggunakan kapal jenis Ro-Ro. Ro-ro sebagai kapal jarak jauh memiliki trayek penyeberangan yang di antaranya Jakarta – Semarang, Jakarta – Surabaya, dan Surabaya – Lombok. Penggunaan Ro-Ro sebagai kapal jarak jauh sebagai implementasi short sea shipping yang disebut akan menjadi kompetitor bagi transportasi darat lain. ***