The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Home
  • Journalism
    • Batam Documentary
    • In Depth
    • Amazing Batam
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Photography
  • Program
    • On Location
    • Online
    • On Spot!
  • Singapore Corner
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Politika
  • Profile Stories
Membaca “Mereka Hidup dan Berkembang di Mata Kucing”
Bagikan
Aa
Aa
The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Program
  • Journalism
  • Flash Back
  • Amazing Batam
  • Profile Stories
  • Humaniora
  • Singapore Corner
  • Photography
  • Categories
    • Journalism
    • Batam Documentary
    • Amazing Batam
    • Photography
    • In Depth
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Program
    • Lingkungan
    • Politika
    • Singapore Corner
    • Pendidikan
Ikuti kami
  • About
  • Privacy Policy
© 2022 Socrates Talk. All Rights Reserved.
Lingkungan

“Mereka Hidup dan Berkembang di Mata Kucing”

admin
Diperbarui Terakhir: 2022/09/12 at 10:31 AM
admin 3 tahun lalu 681 Dilihat
Bagikan
Bagikan

By Bintoro Suryo – Hutan Mata Kucing adalah sebuah hutan konservasi yang ada di Batam. Terletak di kawasan Sekupang dan Batuaji, Batam, keberadaan hutan konservasi ini mulai dikelola secara khusus di akhir era 90-an.

Pada tahun 2003 hutan mata kucing direnovasi dan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata alam di Batam.

Sekitar tahun 2009, pemerintah kota Batam ikut merenovasi kembali kawasan wisata hutan ini dan didesain sedemikian rupa menjadi sebuah kebun binatang mini.

Luas wilayah hutan konservasi ini sekitar 254 hektar. Membentang sepanjang sisi jalan Diponegoro antara kawasan Sekupang hingga Batuaji di kota Batam.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Di sini, ada berbagai habitat tumbuhan dan juga hewan yang yang hidup dan berkembang. Ada yang merupakan endemik asli dan ada juga yang sengaja ditumbuhkan dan dibiakkan serta dibiarkan hidup di kawasan ini.

Salah satu tanaman endemik asli yang masih dijaga kelestariannya di lokasi ini adalah tanaman damar.

Damar adalah nama pohon penghasil resin damar dengan nama serupa, dari suku meranti-merantian. Di beberapa daerah lain, tanaman itu juga dikenal dengan nama seperti pēlalar, p. lĕngo, damar puteh  di wilayah Aceh dan juga damar sibolga. Ada juga yang menyebutnya sebagai damar mata-kucing seperti di wilayah Sumatra Selatan.

Tanaman Damar juga menghasilkan kayu yang dalam perdagangan digolongkan sebagai meranti putih.

Tanaman lain yang juga dibudidayakan di sini adalah tanaman gaharu. Beberapa wilayah di Batam, biasa mengambil bibit gaharu dari sini untuk kemudian dikembangkan di tempat lain.

Beberapa fauna khas tropikal juga bisa disimak di sini. Seperti monyet, buaya termasuk juga jenis beruang hitam.

Asal Nama ‘Mata Kucing’

Hutan Mata Kucing sebelum dijadikan tempat wisata dan kawasan konservasi, pada mulanya merupakan hutan yang hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki.

Menurut kisah turun temurun di masyarakat sekitar hutan, dulu ketika malam hari mereka sering melihat cahaya-cahaya terang dari dalam hutan ini.

Cahaya tersebut seolah mengincar dan melihat ke arah mereka. Mereka meyakini bahwa cahaya tersebut adalah mata dari seekor harimau.

Karena adanya pantangan menyebut kata “harimau” bagi masyarakat Batam yang saat itu sangat menjaga adat, maka kata “harimau” diganti dengan “kucing”.

Namun, saat ini cukup jarang masyarakat mendengar kabar tentang keberadaan harimau di hutan tersebut.

Selain adanya cerita tentang keberadaan kucing hutan yang jadi legenda asal mula nama Hutan Mata Kucing, konon berdasarkan keyakinan sebagian masyarakat sekitar, di tempat ini dulunya merupakan tempat pembuangan makhluk halus atau jin.

(*)

Sumber : bintorosuryo.com

Penulis : Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, mengelola blog, suka sejarah, cerita manusia dan Videography.

- Advertisement -
Ad imageAd image
Videography : © Panca Bramasto, Danny Connery, Bintoro Suryo
Photo cover : © Panca Bramasto

Artikel/ Konten lainnya

Malaysia dan Kamboja Larang Ekspor Pasir Laut ke Singapura

Sejarah Kelam Ekspor Pasir Laut Setelah Dikunci 20 Tahun

Waduk Duriangkang Riwayatmu Dulu…

Ayo, Jaga Kelestarian Dam Duriangkang

Servis Sedot Septic Tank

KAITAN: batam, Hutan mata kucing, Konservasi, Lingkungan
admin 12/09/2022
Sebarkan Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Email Print
Artikel/ Konten Sebelumnya Jebakan Satuan dolar! : Makan & Transportasi biaya “tak terduga” termahal
Artikel/ Konten Selanjutnya Catatan Kelam Kriminalitas Batam
Beri Penilaian

Beri Penilaian Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

- Advertisement -
Ad imageAd image

WhatsNew?

Kepala BP Batam Lantik dr Tanto Jadi Direktur RSBP Batam
BP Batam
BP Batam FGD dengan Pelaku Usaha
BP Batam
Duta Besar Australia ke Batam
BP Batam
Sudah 106 KK Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon
BP Batam
BP Batam Tertibkan Bangunan Liar di Dam Tembesi
BP Batam
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Hot Talks

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten Lainnya

Malaysia dan Kamboja Larang Ekspor Pasir Laut ke Singapura

10 bulan lalu

Sejarah Kelam Ekspor Pasir Laut Setelah Dikunci 20 Tahun

10 bulan lalu

Waduk Duriangkang Riwayatmu Dulu…

11 bulan lalu

Ayo, Jaga Kelestarian Dam Duriangkang

11 bulan lalu
about us

Laman The Socrates Talk adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tentang Batam dan Indonesia. Dari sumber informasi terpercaya.

Find Us on Socials

© Socrates Talk 2022 - 2023. All Rights Reserved.

  • About
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksional

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?