By Socrates – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah organisasi wartawan pertama dan tertua di Indonesia. PWI didirikan tanggal 9 Februari 1946 di Surakarta atau Solo, Jawa Tengah. Tanggal berdirinya PWI inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional dan diperingati setiap tanggal 9 Februari.
PWI Kepulauan Riau didirikan pada tanggal 11 Oktober 2004 dalam Konferensi Cabang PWI Kepri yang pertama, yang diselenggarakan di Hotel Nagoya Plasa, Batam. PWI Pusat melalui Surat Keputusan Nomor : 313/PP-PWI/ 2004 tertanggal 26 Oktober 2004 tentang pengesahan Susunan Kepengurusan Pengurus PWI Cabang Kepulauan Riau masa bakti 2004-2008.
Sebelum PWI Kepri terbentuk, wartawan di Kepulauan Riau adalah anggota PWI Riau, yang memiliki tiga perwakilan, yakni PWI Perwakilan Batam, Perwakilan Karimun dan Perwakilan Tanjungpinang. Sehingga, untuk keperluan organisasi, mengurus kartu anggota, tes anggota baru, wartawan di Kepri harus mengikuti instruksi dari Pekanbaru.
Seiring dengan terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau tanggal 24 September 2002, maka dua tahun kemudian, PWI Kepri berdiri sendiri, sejajar dengan PWI Riau. Konfercab PWI Cabang Kepri yang pertama, diikuti 116 orang peserta, terdiri dari 86 orang dari Batam, 16 orang dari Tanjung Pinang dan 14 orang dari Karimun. Dari seluruh peserta 29 orang anggota biasa dan sisanya calon anggota. Saat itu, hanya 12 orang anggota yang memiliki kartu anggota yang masih aktif.
Selain membangun dan meletakkan dasar organisasi seperti diamanatkan PD/PRT PWI, anggota PWI Perwakilan Batam dan PWI Perwakilan Tanjungpinang melebur. Masalah pertama yang muncul adalah, sesuai PD/PRT PWI, kantor PWI Cabang adalah di ibukota propinsi di Tanjungpinang. Sementara, anggota PWI terbanyak bermukim dan bertugas di Batam.
Selain itu, PWI yang baru berdiri ini, belum memiliki kantor dan sekretariat organisasi. PWI Perwakilan Batam yang sebelumnya saya adalah ketuanya, berkantor di ruko tiga lantai di Komplek Orchid Point nomor 6 Jodoh.
Kantor PWI Perwakilan Batam yang dijadikan kantor PWI Kepri tersebut disewa Rp30 juta/tahun dan biaya operasional serta gaji satu orang pegawai kesekretariatan, diperoleh dari hasil sewa enam kamar yang disewakan kepada wartawan yang masih lajang dengan harga murah. Pada Tahun 2006, PWI Cabang Kepri memutuskan pindah ke kantor baru dan menyewa ruko bekas kantor Posmetro Batam di Baloi Point dengan harga lebih murah Rp15 juta/tahun.
Kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau yang 95 persen lautan, menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus PWI untuk berkoordinasi dan melak-sanakan berbagai program kerja dan kegiatan. PWI Kepri melakukan resufle dan mengganti sekretaris PWI Cabang Kepri yang sebelumnya dipercayakan kepada Saudara Ahlan Wasahlan kepada Saudara Amri dalam rapat pleno pengurus yang dihadiri Ketua Umum PWI Pusat.
Selama kepengurusan periode pertama, PWI Cabang Kepri terus berkembang dan bertambahnya dua perwakilan. Yakni, PWI Perwakilan Karimun dan PWI Perwakilan Natuna.Konfercab PWI Perwakilan Karimun tanggal 14 Maret 2005 di Gedung Nasional Karimun dan diikuti oleh Ketua Umum PWI Pusat dan beberapa pengurus PWI Cabang Kepri. Konfercab berhasil membentuk pengurus PWI Perwakilan Karimun.
Pembentukan PWI Perwakilan Natuna tanggal 14 Juni 2007 yang dihadiri Ketua Umum PWI Pusat dan Sekjen PWI Pusat serta enam pengurus PWI Kepri. Diikuti dengan dialog dengan Bupati Natuna serta testing anggota baru. Dari 29 peserta lulus 11 orang anggota PWI.
PWI Cabang Kepri merupakan cabang ke 32 dari 34 cabang PWI. Tujuh cabang PWI baru tersebut adalah Bangka Belitung, Maluku Utara, Gorontalo, Banten, Kepulauan Riau, Papua Barat dan Sulawesi Barat.
Pada awal berdirinya PWI Cabang Kepri 2004, anggotanya hanya 116 orang wartawan dan hanya 12 orang yang memegang kartu anggota yang masih berlaku. Tahun 2008 anggota PWI Cabang Kepri bertambah menjadi 153 orang dengan anggota biasa sebanyak 60 orang.
Setelah dilantik pengurus PWI Pusat melalui Surat Keputusan Nomor : 313/PP-PWI/ 2004 tertanggal 26 Oktober 2004 tentang pengesahan Susunan Kepengurusan Pengurus PWI Cabang Kepulauan Riau masa bakti 2004-2008, pengurus mulai bekerja dan menyusun program kerja.
Antara lain, pemutakhiran data dan pengurusan kartu anggota PWI, me-mantau dan memberi peringatan anggota yang indisipliner terhadap Pera-turan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga dan Kode Etik Jurnalistik PWI, mengaktifkan kantor dan kesekretariatan PWI Cabang Kepri.
Program dan Kegiatan yang Terlaksana
Pengurus PWI Kepri periode 2004-2008 telah mampu melaksanakan dan mengikuti berbagai kegiatan, sebagai berikut :
- Konferensi Cabang (Konfercab) I PWI Kepri 11 Oktober 2004.
- Konfercab PWI Perwakilan Karimun tanggal 14 Maret 2005 di Gedung Nasional Karimun.
- Pembentukan PWI Perwakilan Natuna tanggal 14 Juni 2007 yang dihadiri Ketua Umum PWI Pusat dan Sekjen PWI Pusat.
- Testing penerimaan anggota baru di Batam 2 Desember 2006.
- Testing penerimaan anggota baru di Natuna 13 Juni 2007.
- Advokasi dan pembelaan wartawan yang melapor adanya upaya pemeriksaan wartawan oleh pihak kepolisian dan memberikan masukan bahwa berita sebagai produk jurnalistik, bisa dijadikan kesaksian. Salah paham antara wartawan dengan polisi, diselesaikan dengan cara damai.
- Kasus penganiayaan yang menimpa wartawan SCTV ditindaklanjuti dengan membentuk tim pencari fakta.
- Kasus salah kutip wartawan terhadap ucapan wali kota Batam, diselesaikan dengan mempertemukan para wartawan dengan wali kota.
- Ketidakpuasan beberapa partai politik dan menilai berita wartawan dari tiga media tidak berimbang, diselesaikan dengan mekanisme hak jawab.
- Rakornas Advokasi dan Pembelaan Wartawan di Jambi, tanggal 7-10 Desember 2005 yang diikuti Ketua Bidang Hukum dan Sekretaris PWI.
- Diskusi dan Dialog Sosialisasi Mekanisme Hak Jawab yang diadakan Dewan Pers di Batam, tanggal 24 Mei 2006.
- Pembentukan Lembaga Bantuan Hukum PWI Kepri tanggal 3 Oktober 2007 yang diketuai pengacara Ampuan Situmeang SH MH.
- Mengikuti Orientasi Pers bersama Humas Pemko Batam dan diikuti 16 orang wartawan dari berbagai media ke Dewan Pers, PWI Pusat, Museum Pers di Jakarta, 15 Desember 2004.
- Mengadakan dialog Sastra dan Jurnalistik ke beberapa SMU tanggal 7 Februari s/d 7 April 2005.
- Pelatihan internet dan website kerjasama dengan Inforsys dan PT Telkom tanggal 22 – 24 Maret 2005.
- Mengikuti Diskusi Panel Sosialisasi dan Pemantauan Pilkada kerjasama PWI Pusat dan Depdagri tanggal 28 – 29 Maret di Jakarta.
- Mengadakan Pelatihan bagi Pelatih (Training of Trainer) yang diikuti pengurus PWI se Indonesia tanggal 22 – 25 Agustus 2005. Pelatihan ini menghasilkan 87 orang pelatih nasional. PWI Kepri mendapat penghargaan pelaksana TOT terbaik secara nasional.
- Mengadakan Dialog Humas dan Pers di Batam tanggal 1 Desember 2006.
- Mengadakan Dialog Peran Pers dalam Pembangunan Daerah di Natuna, tanggal 12 Juni 2007.
- Mengikuti Pelatihan bagi Pelatih tanggal 27 – 29 Agustus 2007 di Semarang.
- Mengikuti Seminar Peran Bulog dan Ketahanan Pangan Nasional tanggal 31 Agustus s/d 2 September 2007 di Padang.
- Mengikuti Lokakarya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) tanggal 18 Desember 2007.
- Mengikuti Dialog Menegakkan Profesionalisme Wartawan tanggal 17 April 2008 di Tanjungpinang.
- Mengadakan Safari Jurnalistik seri ke tujuh tanggal 19 -20 Mei 2008 di Batam.
- Mengikuti Seminar Perhumas Batam tanggal 26 Mei 2008.
- Mengikuti Pekan Olahraga Nasional (Porwanas) ke VII dan Peringatan Hari Pers Nasional ke 59 tanggal 9 -14 Februari 2005 di Pekanbaru, Riau.
- Mengikuti Rapat Kerja Nasional SIWO PWI tanggal 9 – 11 Agustus 2006 di Brastagi, Medan Sumatera Utara.
- Mengadakan Seminar Nasional Tenaga Kerja Asing di Batam
- Mengikuti Porwanas ke VIII dan HPN ke 61 tanggal 31 Januari s/d 10 Februari 2007 di Samarinda, Kalimantan Timur.
- Mengikuti Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) tanggal 10 – 14 Juli di Papua, Irian Jaya.
- Mengikuti Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke 62 tanggal 7 – 10 Februari 2008 di Semarang, Jawa Tengah.
- Mengikuti Kongres PWI ke XXII tanggal 27 – 30 Juli 2008 di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.
- Memberikan bantuan Rp10 juta kepada wartawan korban tsunami Aceh pada malam peduli Aceh saat pelaksanaan Porwanas di Pekanbaru, Riau.
- Pembinaan terhadap Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) yang menghimpun istri wartawan dan wartawati.
- Mengadakan acara buka puasa bersama antara pengurus dan anggota PWI setiap tahun.
- Mengikuti pertandingan persahabatan sepakbola dengan Pemprov Kepri dan DPRD Kepri tanggal 11 November 2006 di Tanjungpinang.
- Memberikan penghargaan Insan Olahraga Kepri kepada Gubernur dan Ketua DPRD Kepri.
- Konferensi Cabang (Konfercab) II PWI Kepri 20 Desember 2008.
PWI Cabang Kepri tiga kali menyelenggarakan acara berskala nasional. Yakni, menyelenggarakan Seminar Nasional Tenaga Kerja Asing, Training of Trainer (TOT) yang mendapat penghargaan pelaksanaan TOT terbaik secara nasional dan Safari Juranlistik Seri Ketujuh. Dalam catatan PWI Pusat, PWI Cabang Kepri termasuk cabang yang aktif menyelenggarakan dialog pers.
Program dan Kegiatan yang Gagal
- PWI Kepri periode 2004 – 2008 belum mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya seperti penyediaan kantor yang representatif dan perumahan wartawan bagi anggota PWI
- Rencana pembentukan koperasi belum terlaksana.
- Rencana membangun gedung pers di Batam yang diprakarsai Pemko Batam gagal.
- Lomba Karya Tulis Raja Ali Haji untuk wartawan se Kepri.
- Pelatihan Aplikasi Metode Jajak Pendapat, Exit Poll dan Quick Count untuk membekali wartawan dalam liputan politik dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kepri.
- Pelatihan Investigative Reporting dan Jurnalisme Sastra.
- Pengiriman wartawan kursus singkat ke Singapura dalam Confederation Asean Journalist (CAJ) dan studi banding ke Media Corp Singapura.
- Mencetak buku putih PWI Kepri.
Saat menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengurus PWI Kepri periode 2004 – 2008 sudah disampaikan hal-hal sebagai berikut :
- PWI Cabang Provinsi Kepri diamanatkan membawa organisasi wartawan tertua dan terbesar ini sebagai organisasi independen, integratif, berwibawa dan bermartabat.
- Pengurus PWI Kepri memiliki komitmen yang lebih besar untuk menyediakan waktu untuk organisasi. Sehingga, PWI Kepri mampu menampung dan menyalurkan aspirasi para anggotanya, serta menjadikan organisasi wartawan ini makin kuat, berpengaruh dan berwibawa.
- Tantangan yang dihadapi anggota PWI Kepri adalah media yang berhenti terbit karena berbagai sebab. Ada yang pindah ke media lain, ada pula yang tidak melanjutkan profesinya sebagai wartawan. Sesuai PD/PRT anggota PWI yang medianya berhenti terbit, harus pindah ke media lain dan diberi waktu selama enam bulan. Kalau tidak, maka keanggotaan yang bersangkutan gugur. Anggota yang seperti ini, sudah diberi peringatan agar pindah ke media lain, namun tidak ada respon dan dianggap mengundurkan diri sebagai anggota PWI.
- Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, telah membentuk peradaban baru yang serba cepat. Jika sebelumnya pers bertumpu pada media cetak dan elektronik saja, kini teknologi informasi menghadirkan konvergensi media dan multi media.
- Wartawan dituntut menguasai teknologi yang makin canggih di saat revolusi komunikasi seperti sekarang ini. Kini dikenal backpaper journalism sehingga wartawan bisa bekerja untuk media cetak, media online dan e-paper serta televisi sekaligus. Masyarakat yang selama ini hanya menjadi obyek berita, kini semakin pintar dan tidak hanya sebagai obyek belaka, tapi menjadi subyek apa yang dinamakan citizen jurnalisme.
- Persaingan antar media sudah masuk dalam tahap hyper competitive, sehingga tuntutan profesionalisme makin tinggi. Meski bekerja pada media yang berbeda, solidaritas dan semangat kebersamaan wartawan harus terus dibangun melalui PWI.
- Perusahaan pers—yang seringkali tidak berpihak pada wartawan—harus menjadikan wartawan sebagai asset utama. PWI harus mengambil peran sebagai mediator saat wartawan berhadapan dengan manajemen perusahaan pers. Peningkatan kesejahteraan wartawan adalah tanggungjawab perusahaan pers, seperti diatur dalam UU Pers Nomor 40 Tahun 1999.
- Pemahaman terhadap kode etik jurnalistik, mau tidak mau, harus menjadi pegangan utama para wartawan. Sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar, PWI harus mampu mendorong peningkatan kualitas anggotanya.
Sebagai pengurus PWI Cabang Kepri yang telah diberikan amanah, kami berusaha sekuat tenaga dan kemampuan, organisasi ini tetap eksis dan memberikan manfaat bagi anggotanya. Segala kekurangan yang terjadi selama ini, sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya sebagai ketua PWI Kepri yang pertama. ***