By Immanuel Sebayang – The Man Best Friend, julukan ini sejatinya ditujukan untuk hewan anjing sebagai sahabat sejati para pria. Namun, itu dulu, ketika pekerjaan gembala, penjagaan dan pengamanan, didominasi kaum adam. Sekarang, tidak lagi. Semua pekerjaan yang dulu dimonopoli pria, wanita pun bisa. Jadi, istilah The Man Best Friend berubah menjadi Human Best Friend.
Bicara tentang anjing, makhluk berbulu yang suka menggonggong, mengendus dan menjilat ini, diyakini sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Bahkan, ilmuwan dari Universitas Oxford meneliti serangkaian gen dari anjing purba berusia 4.800 tahun yang ditemukan di Makam Newgrange di Irlandia. (anjingkita.com)
Dalam mitologi Yunani, keberadaan anjing juga sangat familiar. Tersebutlah Kerberos, hewan peliharaan Hades. Kerberos merupakan saudara kandung dari Hydra, Singa Nemea, Sphinx, Ladon, dan Khimaira. Kerberos digambarkan sebagai anjing berkepala tiga yang mampu menyemburkan api.
Karena itulah pada makam – makam tua di Pyramid Mesir, ditemukan mural tentang manusia berkepala anjing.
Kedekatan anjing dengan manusia, dimulai pada jaman purbakala. Kala itu manusia no maden hidupnya berpindah – pindah, dan mencari makan dengan cara berburu. Mengolah langsung hasil buruan, menyimpan secukupnya untuk melakukan perjalanan berikutnya.
Sisa makanan manusia ini ternyata memancing kehadiran anjing, dan memutuskan untuk mengikuti jejak manusia beserta logistik daging bawaannya.
Insting anjing cukup sederhana. Anjing mengganggap manusia adalah aset yang bisa menghasilkan daging, tanpa harus berburu. Sebaliknya manusia merasa kehadiran anjing sangat membantu untuk mengusir predator lain.
Asal – usul anjing, dari banyak literasi disebutkan berasal dari Serigala. Sebagai nenek moyang anjing, Serigala menurunkan sifat – sifat mendasar kepada anjing. Seperti naluri berburu, hidup berkelompok, menjaga dan bertarung demi teritorial wilayahnya.
Perkembangan Anjing
Dalam perkembangannya anjing mengalami banyak perubahan. Kawin silang, rekayasa genetik dilakukan manusia untuk menghasilkan trah tertentu sesuai yang diinginkan.
Misalkan di Jerman, anjing gembala Jerman (German Sheperd, jenis herder) hanya dikawinkan dengan herder, untuk kebutuhan proteksi dan penggembalaan.
Ada lagi jenis Pitbull yang digunakan untuk pekerjaan berat, seperti menarik pedati, gerobak dan menghalau predator singa gunung dan sejenisnya.
Untuk kebutuhan rumahan, sebagai pendamping, dibuatlah chihuahua, poddle, pomeranian, shih tzu, dan lain sebagainya.
Anjing terdiri dari 3 jenis, large, medium dan small. Ketiga jenis ini biasanya berbeda peruntukannya. Trah murni atau bloodline sangat dipertahankan untuk menjaga keaslian anjing tersebut. Jangan heran, silsilah anjing pada sertifikat tertera jelas dari kakek buyut, dan keturunannya. Konon, semakin asli, harganya semakin mahal. Apalagi keturunan Champion, dalam banyak kontes anjing.
Indonesia juga punya anjing asli. Trah Kintamani, dari pegunungan Kintamani, Bali. Jenis ini sudah tercatat di Perkin (Persatuan Kinologi Indonesia) dan diakui dunia.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, saat ini puluhan hingga ratusan jenis anjing hidup berdampingan dengan manusia.
Bahkan, keberadaan saat ini sudah jadi gaya hidup, fashion. Apalagi memiliki aniing trah langka, yang harganya cukup mahal, menjadikan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.
Karena bagian dari gaya hidup, maka muncul lah sekolah kepatuhan khusus anjing. Untuk perawatan, para pecinta anabul (anak berbulu) pun tak pakai “mikir”. Ratusan ribu hingga jutaan digelontorkan demi performa anjing. Akhirnya muncul lah salon anjing, klinik hewan, petshop yang menyediakan kebutuhan anjing kesayangan, hingga hotel khusus anjing.
Anjing Kampung Jenis Apa?
Anjing kampung hanya istilah untuk anjing yang sudah mengalami domestifikasi. Perkawinan silang berulang kali, hingga jenis atau trahnya sudah tidak diketahui lagi. Seperti kucing lokal atau domestik.
Akibat perkawinan silang terlarang tersebut, maka karakter anjing juga mengalami perubahan. Meski karakter aslinya tetap melekat, yakni naluri berburu dan melindungi kawanan.
Banyak yang enggan memelihara anjing kampung. Selain “tak berkelas”, anjing kampung sangat sulit untuk dilatih. Itu kata sebagian orang. Faktanya, tidak demikian.
Memelihara Hewan Baik Untuk Melatih Emosi
Dulu, kami punya peliharaan anjing kampung. Namanya bleki dan sangat dekat dengan ayahku. Sebagai “orang kampung” ayahku punya banyak ladang dan sawah. Kebutuhan anjing diarasakan sangat penting untuk menjaga aset, kala itu.
Bleki sangat familiar dengan bau ayahku. Sore hari, setiap pukul 17.00 WIB, bleki sudah berdiri di depan rumah. Hilir mudik di sepanjang lorong gang, untuk menunggu ayahku pulang, pukul 18.00 WIB. Ini dilakukannya setiap hari.
Karena terus melahirkan, bleki yang memang betina montok satu – satunya di kawasan perumahan kami, akhirnya ayahku memutuskan untuk membawa bleki ke ladang. Sejak itulah, sampai akhir hayatnya bleki tetap di ladang kawasan Namorambe, Medan.
Tahun 2017, di Batam, keinginan memiliki anjing sangat kuat. Akhirnya saya mencoba untuk menelusuri pemilik anjing trah yang barangkali mau memberikan anjing Golden Retriever peliharaannya.
Pilihan ini dirasa sangat pas, karena jenis Golden masuk dalam kategori anjing keluarga. Paling tidak, lumayan kerenlah kalau dibawa jalan sore di komplek perumahan.
Dari penelusuran iklan di koran, medsos, akhirnya saya menemukan breder anjing Golden Retriever di kawasan Baloi. Setelah mengecek langsung, dan tanya ini – itu, akhirnya saya membatalkan untuk memiliki anjing Golden tersebut. Alasannya cuma satu, finansial saya belum cukup kuat saat itu.
Bayangkan saja, anjing betina harganya Rp 7 juta dan yang jantan Rp 5 juta. Itu belum termasuk sertifikat anjing.
“Ya iyalah bang, betina lebih mahal. Abang tengoklah itu, puting susunya 8. Kalau melahirkan, abang bisa balik modal, malah untung,” ujar si penjual, ngakak.
“Sudahlah bang, kapan – kapanlah aku kemari lagi. Gara – gara puting susu, pusing kepalaku. Seharga motor itu bang,” kataku, membatalkan keinginan tersebut.
Setelah berpikir sekian lama, akhirnya aku memutuskan memelihara anjing kampung. Bahkan sampai dua sekaligus. Namanya Jupe dan Juno, asli kampungan. Makannya banyak, kerjanya cuma tidur.
Tetapi sangat menghibur dan protektif. Rumah bersih dari hewan pengerat, tikus. Bahkan, beberapa kali istriku dibuat kaget, ketika anjing kami berhasil menaklukan ular dan biawak di pekarangan rumah.
Sekarang kami tak punya anjing lagi. Sudah mati, faktor usia dan memang kelalaian saya yang tak punya waktu untuk memelihara kesehatan anjing. Ternyata memelihara apapun, butuh waktu, tenaga dan finansial yang cukup.
Apalagi memelihara manusia!…Buat bapak – bapak yang gajinya cuma numpang liwet, berhentilah memelihara istri simpanan. Karena itu mustahil dilakukan. Anda akan dicakar istri pertama!
Ada kalanya kerinduan untuk kembali memelihara anabul, sangat menyiksa. Mendegar gonggongannya, melihat kibasan ekornya, dan yang paling keren lagi, melihat sepatu, sendal dan koran yang sobek – sobek dibantai anabul.
Tapi semua terbalaskan, ketika anjing duduk rebahan di bawah meja tuannya. Setia di depan gerbang, menunggu tuannya pulang, dan menyalak kencang saat nalurinya merasa lain atas kehadiran orang asing dalam teritorialnya.
Mungkin kelak, saya akan memeliharanya kembali. Adakah yang punya Golden Retriever untuk over adop? Hubungi saya di laman ini.
Mitos dan fakta tentang anjing
- Anjing melolong tanda melihat hantu
Ini hanya sebuah mitos. Anjing punya penciuman dan pendengaran sangat tajam. Anjing melolong ketika dia merasa sedih, tidak nyaman dan birahi. - Anjing makan anjing. Ini tidak betul. Cobalah sendiri, beli daging anjing di lapo tuak terdekat, tak perlu ke Siborong – borong, lalu berikan ke anjing peliharaan. Jika anjing menjauh, anda beruntung. Biasanya anjing akan marah, bisa menyerang atau trauma, dan keesokan harinya tak mau makan lagi, lalu mati.
- Anjing loops usia 1 tahun. Sebagian anjing betina atau jantan, birahi pada usia 1 tahun – 1.5 tahun.
- Sebaiknya memelihara anjing jangan seekor. Ini tergantung kondisi. Kemampuan finansial, tempat yang mendukung, dan tergantung kesepakatan bersama keluarga. Karena kelak, anjing ini juga bagian dari keluarga. Satu atau beberapa ekor, tidak masalah, asalkan anjing dapat disosialisasikan dengan anjing tetangga.
- Anjing mengingat tuannya meski berpindah tempat. Saya sudah membuktikan, anjing masih mengenal tuannya dalam kurun waktu 3 tahun, tanpa pernah bertemu sekalipun.
- Anjing harus diperlakukan layaknya manusia Ini salah. Ada banyak cara menyayangi anjing, tapi bukan memanusiakan anjing. Anjing tetaplah anjing, dengan naluri berburu dan melindungi kawanan.
Seperti kawanan serigala, seekor serigala akan mendominasi kelompok, yang disebut Alpha, atau ketua kelompok.
Ketua dalam kelompok wajib mendapatkan jatah makan lebih dulu dengan porsi lebih besar. Kalau diperlakukan berlebihan, anjing akan sombong dan merasa dia adalah pemimpin kelompok, sekalipun dalam lingkungan manusia. Ini bisa sangat berbahaya, apalagi jika dalam keluarga ada anak kecil yang belum paham tentang karakter anjing.
- Jika dikejar anjing, berjongkok!
Saya tak berani menyarankan ini. Karena dalam beberapa kasus, bisa berhasil, bisa juga tidak. Jangan sampai betis anda hilang. Yang pernah saya lakukan, tidak lari, tapi memilih mengacuhkan anjing, sambil berusaha berjalan santai. Anjing sangat peka mencium ketakutan mangsa buruannya.
Jalan yang terbaik, mungkin memanjat pohon atau naik ke tempat yang lebih tinggi.
- Anjing memakan plasenta bayinya.
Iya, diyakini plasenta bayi anjing sarat nutrisi. Di alam bebas, ini dilakukan anjing sekaligus untuk menghilangkan jejak, aroma darah oleh predator di atasnya. - Anjing ras lebih baik daripada anjing kampung. Semua anjing sama saja. Tergantung pemeliharannya, dan peruntukkannya. Belum pernah saya dengar, untuk menjaga anak, carilah anjing yang tamat S1 atau S2. Atau untuk menjaga rumah, carilah anjing Rambo, yang lulusan strategi tempur hutan rimba.
- Anjing makan manusia. Gak bener itu. Manusia top predator dalam rantai makanan. Logikanya, jika di padang gurun dalam situasi kelaparan, hanya ada satu manusia dan seekor anjing, siapakah yang dimangsa? Pastinya anjing akan jadi korban.
Bahkan tidak dalam situasi kelaparan pun, anjing kerap jadi korban. Buktinya, di jalan raya, salah sedikit, pengendara sering memaki “Anjing!”…Padahal tak seekor pun anjing berani melintas di jalan raya.
(*)
Penulis : Immanuel Sebayang
pewarta foto, jurnalis, pemerhati anjing
Sumber tulisan :
- pengalaman pribadi
- anjingkita.com – bobby sant
- The Whisperer – cecar milan