The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Home
  • Journalism
    • Batam Documentary
    • In Depth
    • Amazing Batam
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Photography
  • Program
    • On Location
    • Online
    • On Spot!
  • Singapore Corner
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Politika
  • Profile Stories
Membaca Kampung Panglong & Roemah Pohon yang (seperti) Tersembunyi
Bagikan
Aa
Aa
The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Program
  • Journalism
  • Flash Back
  • Amazing Batam
  • Profile Stories
  • Humaniora
  • Singapore Corner
  • Photography
  • Categories
    • Journalism
    • Batam Documentary
    • Amazing Batam
    • Photography
    • In Depth
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Program
    • Lingkungan
    • Politika
    • Singapore Corner
    • Pendidikan
Ikuti kami
  • About
  • Privacy Policy
© 2022 Socrates Talk. All Rights Reserved.
Batam DocumentaryHumaniora

Kampung Panglong & Roemah Pohon yang (seperti) Tersembunyi

admin
Diperbarui Terakhir: 2023/07/13 at 2:23 AM
admin 2 tahun lalu 758 Dilihat
Bagikan
Bagikan

By Bintoro Suryo – Kampung ini berbatas air laut di masa lalu. Pembukaan jalan baru yang menghubungkan ruas dari bandara menuju Nongsa di akhir dekade 80-an, membuat perairan yang dipenuhi hutan bakau di sana terbendung. Kemudian, bertahun-tahun setelahnya, sumberdaya pasir yang ada di sekitar, dimanfaatkan untuk pengembangan dan pembangunan pulau ini.

Kampung Panglong, saat ini masuk dalam wilayah kelurahan Batu Besar. Penduduk awal yang mendiaminya kebanyakan orang Bugis Selayar. Tapi sekarang sudah lebih heterogen karena arus urbanisasi yang tinggi, sejak pulau Batam memiliki magnet besar secara ekonomi.


TAHUN 2013, imajinasi sang pemilik Roemah Pohon, Mahfud, terwujud. Ia merealisasikan keinginannya untuk bisa berada di alam terbuka dengan rumah yang dibangun di atas pohon, dekat kediaman di kawasan kampung tua itu. Awalnya sebagai tempat membaca buku, salah satu kesenangannya sejak kecil. Kemudian, ia mulai mengisinya dengan barang-barang antik. Seperti mesin tik dan beberapa lainnya.

Tahun 2017, ada beberapa kegiatan yang dilakukan di sini, termasuk mengupayakan tanaman-tanaman hidroponik. Kemudian berkembang lagi menjadi sebuah kafe ruang terbuka karena banyak yang tertarik mengunjungi.

- Advertisement -
Ad imageAd image

ADA beberapa pondok kayu di atas pohon. Cukup besar untuk bersantai dengan suasana tenang bersama sentuhan alam. Orang-orang yang mengenal tempat ini menyebutnya Roemah Pohon.

Awalnya Roemah Pohon di sini, dibuat oleh si pemilik untuk memenuhi kesenangannya membaca buku dengan nuansa alam. Ada banyak deretan buku dalam rak.

“Kebanyakan novel sih”, kata Mahfud, sang pemilik Roemah Pohon itu.

Foto : © Yura K Nusantara

Karena banyak yang tertarik, lokasi itu makin banyak didatangi orang. Terutama mereka yang menyukai nuansa alam yang tenang.

Foto : © Yura K. Nusantara

Di bawah pohon yang rindang itu sekarang, ada beberapa meja dan kursi yang terbuat dari batang pohon yang sudah tidak terpakai. Roemah Pohon itu sekarang, juga berkembang jadi kafe dengan konsep unik. Ada perpustakaan kecil yang disediakan untuk mereka yang gemar membaca.

Foto : © Yura K. Nusantara

Dibilang unik bukan hanya karena konsep dan asesoris yang ada. Tapi juga lokasinya. Jauh dari keramaian, di kampung Panglong, Batu Besar. Bagi yang baru berkunjung pertama kali, mungkin agak kesulitan menemukan lokasinya. Tidak ada plang papan nama di pinggir jalan sebagai penunjuk. Lokasinya seperti tersembunyi. Berada di belakang kantor lurah Batu Besar dan deretan rumah warga lain.

“Sebenarnya tidak sengaja jadi tersembunyi. Dulunya terbuka, kemudian karena penduduk makin banyak, mendirikan rumah di sekitarnya, lokasi ini jadi seperti tersembunyi”, kata Puji, adik sang pemilik Roemah Pohon.

Mereka yang datang ke sini, selain karena ingin menikmati suasananya, juga bisa menikmati berbagai tawaran menu, sambil menikmati semilir angin yang segar.

Kami sekeluarga mengunjunginya kemarin. Sang pemilik, Mahfud, ternyata adik kelas saya saat bersekolah di SD 002 Batu Besar, dulu. Ia jebolan ilmu broadcasting di sebuah kampus di Bandung.

Foto : © Yura K Nusantara

Ada tiga rumah pohon di tiga pohon akasia yang besar di sini Tiap rumah pohon mempunyai ciri khas masing-masing. Ukuran masing-masing juga berbeda. Ada rumah pohon yang berisi peralatan dapur, mulai kompor, piring melamin yang tradisional hingga beberapa mini teko stainless.

Foto : © Yodha K. Nusantara

“Bukanya tiap hari setelah magrib hingga pukul 00.00 Wib, cuma hari Sabtu dan Minggu kami buka lebih awal, mulai pukul 14.00 WIB”, kata Mahfud, sang pemilik.

Foto : © Yura K. Nusantara

Makin malam, ternyata makin banyak pengunjung datang. Kebanyakan anak-anak muda yang ingin mendapati suasana berbeda di balik gemerlapnya Batam.

(*)

Penulis/ Videografer: Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, Mengelola Blog, suka sejarah & Videography.

Sumber : bintorosuryo.com

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten lainnya

Kampung Tua, Keseleo Lidah dan Media Sosial

Perda Kawasan Wisata Terpadu yang Kontraversial

Iming-iming Investasi Asing 991 Juta Dolar AS yang Gagal

Lahan Status Quo dan Investor Lokal

Dualisme Otorita – Pemko Batam dan Tata Guna Lahan

KAITAN: batam, Kampung Panglong
admin 13/07/2023
Sebarkan Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Email Print
Artikel/ Konten Sebelumnya Batam Creator Academy Angkatan Pertama Digulirkan
Artikel/ Konten Selanjutnya Dapur Arang, Kampung Arang
Beri Penilaian

Beri Penilaian Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

- Advertisement -
Ad imageAd image

WhatsNew?

Coding Camp di Orchard Park Diminati Anak dan Remaja
Pendidikan
Jadi Penulis Pemula dan Content Creator
Uncategorized
BPR Syariah Vitka Central Buka Cabang di Botania Batam Centre
Ekonomi
Central Group Gelar Pelatihan Literasi Digital Siswa SMA dan SMK
Pendidikan
Ratusan Mubaligh Batam Ikuti Pelatihan Dakwah Digital
Pendidikan
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Hot Talks

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten Lainnya

Kampung Tua, Keseleo Lidah dan Media Sosial

5 bulan lalu

Perda Kawasan Wisata Terpadu yang Kontraversial

5 bulan lalu

Iming-iming Investasi Asing 991 Juta Dolar AS yang Gagal

5 bulan lalu

Lahan Status Quo dan Investor Lokal

5 bulan lalu
about us

Laman The Socrates Talk adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tentang Batam dan Indonesia. Dari sumber informasi terpercaya.

Find Us on Socials

© Socrates Talk 2022 - 2023. All Rights Reserved.

  • About
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksional

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?