- Nama : H. Jefridin Hamid, MPd
- Tempat & Tanggal Lahir : Selatpanjang, 25 Desember 1968
- Pekerjaan : Aparatur Sipil Negara
- Jabatan : Sekretaris Daerah Kota Batam
- Hobi : Pramuka, Organisasi, Sepeda
Deskripsi Tokoh
Dari kecil, suka pramuka. Saat jadi guru, nyambi jadi tukang ojek. Mewakafkan diri di berbagai organisasi, mengantarkannya ke berbagai posisi di birokrasi. Lututnya menggigil saat dilantik menjadi Kadispenda. Di puncak karirnya sebagai Sekretaris Daerah Kota Batam, ia digadang-gadang menjadi calon Wakil Walikota Batam. Bagaimana sosok dan kiprah Jefridin?
Jefridin lahir di Selatpanjang, 25 Desember 1968. Selatpanjang adalah kota di kawasan pesisir Riau yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Sejak dulu, Selatpanjang dkenal sebagai penghasil sagu terbesar di Indonesia. Sampai sekarang, Selatpanjang dijuluki sebagai Kota Sagu.
Dulu, Selatpanjang masuk wilayah Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Sejak akhir 2008 Selatpanjang berubah menjadi Kabupaten Kepulauan. Meranti yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis dengan ibu kota Selatpanjang. Nama Meranti diambil dari nama gabungan Pulau Merbau, Pulau Ransang, dan Pulau Tebing Tinggi.
Masa kecil dan remaja, dilalui Jefridin di Selatpanjang. Ia bercita-cita jadi guru dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Bangkinang, Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Dulu, SPG adalah sekolah favorit. Seleksinya sangat ketat. Ada tes kepribadian, tes kemampuan, bakat dan minat. Jadi, yang masuk di SPG sudah pasti anak-anak yang punya kepribadian serta memiliki bakat dan minat sebagai seorang guru.
‘’Sejak di SMP saya sudah terbiasa mandiri dan mencari uang sendiri untuk biaya sekolah saya. Ketika di kampung di Selatpanjang, saat libur sekolah saya cari uang. Caranya, mengambil upah menebas lorong pohon karet sehingga bisa beli buku, beli baju dan sepeda. Saat di kuliah di FKIP UIR saya juga cari uang sendiri sampai tamat kuliah. Kerja saya adalah jadi Guru honor di SD dan mengajar anak pramuka. Intinya, tidak ada alasan anak-anak kita tidak sekolah karena ekonomi orang tua. Kalau kita mau, pasti bisa. Apalagi zaman sekarang. Dengan handphone bikin konten, desain. Tidak ada alasan tidak sekolah karena ekonomi. Buktinya saya,’’ cerita Jefridin.
Jefridin behasil menembus seleksi masuk SPG Bangkinang dan tamat tahun 1989. Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Jenjang pasca sarjana dilaluinya di UHAMKA Jakarta dan tamat tahun 2002.
Kuliah sambil bekerja jadi guru sudah dilakoni Jefridin sejak di Pekanbaru. Tamat kuliah, ia memutuskan ke Batam tahun 1993 dan tinggal bersama keluarganya di Tanjunguma.
Anak Pramuka
Sejak kecil, Jefridin suka ikut kegiatan pramuka sejak usia Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Ia sudah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) Gerakan Pramuka tahun 1988 di Bangkinang. Berturut-turut, Jefridin mengikuti diklat Kursus Pengelola Dewan Kerja (KPDK) Gerakan Pramuka tahun 1992 di Pekanbaru, Kursus Mahir Lanjutan (KML) 1994 dan Kursus Pelatih Dasar (KPD) Pramuka 1995 di Pekanbaru.
Kegiatan pramuka, mendorong Jefridin untuk belajar hal baru, bertemu banyak orang, serta menghadapi berbagai tantangan. Pramuka memberikan pendidikan yang membentuk karakter, seperti kedisiplinan, kesopanan, patuh pada aturan, kreatifitas, dan kecakapan berpikir. Karakter ini dibentuk dari kegiatan alam yang biasanya dilakukan oleh organisasi kepramukaan. Pramuka diajarkan cara bertahan hidup dalam keadaan darurat, kebersamaan dan kepemimpinan.
Jefridin tidak hanya rutin mengikuti pendidikan dan pelatihan Pramuka, juga pernah bekerja sebagai staf sekretariat Kwarda 04 Geraka Pramuka Riau serta aktif di gerakan pramuka. Antara lain, menjabat sebagai sekretaris Dewan Kerja Cabang (DKC) Kwarcab Gerakan Pramuka Kampar, Sekretaris Dewan Kerja Daerah (DKD) Kwarda 04 Gerakan Pramuka Riau, Sekretaris Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Batam, Ketua Harian Kwartir Gerakan Pramuka Kota Batam dan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Batam periode 2022–2027.
Aktivitas Jefridin di kepramukaan, mendapat penghargaan secara nasional. Jefridin berturut-turut mendapat piagam tanda penghargaan Panca Warsa I hingga Panca Warsa VI, Penghargaan Darma Bakti, dan Penghargaan Melati dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Jefridin aktif di Kwartir Cabang Cabang mulai dari tahun 1993 sampai saat ini tahun 2023.
Jefridin juga mendapatkan piagam tanda penghargaan lencana melati Kwartir Nasional Gerakan Pramuka 2018 dari Ketua Kwartir Nasional dan tahun 2019 piagam penghargaan sebagai Ketua Panitia Asia Pasific Regional Scout Committee Meeting. Keterlibatan Jefridin di pramuka tidak hanya di tingkat lokal, regional dan nasional, tapi sudah go internasional.
Mahasiswa Berprestasi
Meski berasal dari keluarga sederhana, tidak mematahkan semangat Jefridin menuai prestasi di bidang pendidikan. Sejak masih remaja saat di SMP ia sudah aktif berorganisasi, sampai di SPG dan mahasiswa. Mulai dari Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Riau, Ketua Umum Senat Mahasiswa hingga Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Riau Pesisir.
Berturut-turut selama empat tahun, Jefridin menerima beasiswa Supersemar dari Presiden RI. Ia meraih piagam mahasiswa berprestasi dan teladan tingkat Kopertis Wilayah X tahun 1993 dari Dikti serta piagam mahasiswa berprestasi dan Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional serta meraih Indek Prestasi Kumulatif tertinggi lulusan terbaik dari rektor Universitas Islam Riau.
Menjadi Guru
Agar bisa cepat mandiri, sebelum menamatkan pendidikannya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau, Jefridin sudah mengajar di Sekolah Dasar Tharbiyah di Pekanbaru tahun 1990 sampai 1992. Ia juga nyambi menjadi asisten dosen FKIP UIR setahun sebelum tamat kuliah. Jefridin menjadi guru SMKTA Kartini Batam dari tahun 1993 sampai 1998.
’’Saya mengajar di SMKTA Kartini Batam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saat itu di Batam, guru masih sangat kurang. Pak Nyat Kadir, Pak Asman Abnur, Pak Arifin Nasir, Pak Zulbahri, pernah mengajar di SMKTA Kartini. Saya yang paling muda kala itu,’’ cerita Jefridin.
Tahun 1997 Jefridin mengikuti tes CPNS dan lulus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Februari 1998 Ia menerima SK CPNS yang ditugaskan di SMP Negeri 1 Batam di Belakangpadang. Saat itu, kondisi dunia pendidikan di Batam serba kekurangan. ‘’Karena saya aktif berorganisasi, saya sering dikirim penataran keluar daerah oleh Kandepdikbud,’’ ujar Jefridin.
Aktivis Organisasi
Di kalangan pemuda di Kota Batam tidak ada yang tidak mengenal Jefridin. Aktif di KNPI Kota Batam sejak 1995 hingga saat ini. Menjabat sebagai wakil sekretaris, sekretaris, dan ketua DPD KNPI Kota Batam. Juga dipercaya sebagai ketua MPI KNPI Batam selama 2 periode yang berakhir tahun 2027 mendatang.
Organisasi kepemudaan lain yang dipimpinnya antara lain Karang Taruna hingga pernah menduduki jabatan sebagai ketua 1, dewan Pembina dan ketua majelis pertimbangan Karang Taruna Kota Batam. Di Persatuan Pemuda Tempatan (Perpat) sebagai dewan pakar yang terbentuk sekitar tahun 2000-an.
Di bidang organisasi paguyuban, Jefridin aktif di LAM Kota Batam sejak tahun 2001 hingga saat ini, mulai dari sekretaris umum, ketua bidang, bendahara umum, hingga anggota dewan kehormatan. Jefridin juga menjadi pimpinan di Ikatan Keluarga Sulawesi Selatan (IKSS) Kota Batam dan IKKS Provinsi Kepri , serta Dewan Pembina Ikatan Masyarakat Meranti hingga sekarang.
Sementara di bidang organisasi keagamaan, pernah menjadi ketua umum Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Batam 2012-2017, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Batam selama 2 periode hingga 2024, Ketua 1 Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Batam periode 2021-2024. Saat ini, Jefridin juga dipercaya sebagai Ketua Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kota Batam yang sudah banyak menggelar event agama Islam dan sebagai Sekretaris Umum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Propinsi Kepulauan Riau.
Selain aktif di kegiatan pramuka dari SD golongan Siaga, Jefridin juga suka berorganisasi. Mulai dari Karang Taruna sampai Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Mengapa Jefridin gemar kegiatan pramuka dan organisasi? ‘’Hikmahnya, dulu orang tak kenal saya. Siapalah saya ini? Saya hanya seorang guru. Sambil ngojek, saya tetap aktif di organisasi. Gaji saya saat itu hanya Rp250 ribu. Sudah punya istri, membantu biaya kuliah adik, orang tua sudah sakit-sakitan. Jadi, tak cukup. Selain jadi guru, saya ngojek,’’ kata Jefridin.
Menjadi Birokrat
Saat otonomi daerah, Batam kekurangan personil untuk mengisi struktur organisasi. Pegawai masih sedikit dan golongannya rendah. ‘’Kebijakan Pak Nyat Kadir wali kota Batam saat itu, cari guru yang aktif berorganisasi. Salah satunya saya, sehingga saya ditarik dari Belakangpadang jadi staf Kanpora. Saat itu, saya pengurus KKBM dan Lembaga Adat Melayu dan aktif di KNPI. Saya berorganisasi bukan mencari sesuatu. Saya mewakafkan diri agar organisasi mencapai tujuan. Semua jabatan yang diamanahkan kepada saya, semua berkat aktif di organisasi. Bagaimana memimpin dan mengorganisir organisasi,’’ papar Jefridin.
Awal jadi birokrat, Jefridin staf di kantor Kanpora. Lalu naik menjadi Kepala Seksi Program. Pengalaman beroganisasi dan pramuka, berbagai kegiatan pemuda, ia yang menyusun programnya. ‘’Apa yang saya lakukan di organisasi dan pramuka, nyambung saat di Kanpora,’’katanya.
Jefridin lalu dilantik jadi Lurah Tanjunguma, di tempat tinggalnya selama tiga tahun. Lalu ia menjadi Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Alam di Dinas Sosial, lalu ke Kesbangpol lalu ke Dinas Pasar. Setelah berpindah-pindah tugas, Jefridin kembali ke kantor awalnya sebagai birokrat, tapi dengan posisi Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga.
Ia lalu dipindah lagi menjadi Sekretaris Dinas Pendapatan Daerah hanya tiga bulan kemudian Ia dilantik menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan menjabat selama lebih kurang lima tahun.
Sebagai pegawai negeri atau ASN Jefridin mengalami pasang surut hubungan kelembagaan dan dualisme antara Pemko Batam dan BP Batam. Apa penilaiannya setelah wali kota Batam juga ex officio Kepala BP Batam dan apa yang terjadi sesama pegawai kedua lembaga pemerintah ini? ‘’Alhamdulillah, manfaatnya lebih banyak. Pertama, tidak ada lagi gesekan antar dua lembaga ini. Kedua, saat menentukan kebijakan kita sudah sejalan. Ini menimbulkan kepercayaan investor. Tugas ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat kesatuan dan persatuan bangsa,’’ papar Jefridin.
Puncak Karir sebagai ASN
Apa yang paling berkesan bagi Jefridin sepanjang karirnya sebagai ASN Pemko Batam? ’’Latar belakang saya guru. Saya tidak punya background ilmu perpajakan dan keuangan serta ekonomi. Saya kira, saya akan diplot di Dinas Pendidikan, Pariwisata atau Badan Kepegawaian Daerah. Tak pernah terbayangkan saya ditugaskan di Dispenda. Saat dilantik, lutut saya menggigil. Apa yang mau saya perbuat di Dispenda. Akhirnya, saya jumpai Pak Ahmad Dahlan, walikota ketika itu dan bertanya kenapa saya ditempatkan di Dispenda? Beliau menjawab, gunakan ilmu gurumu untuk menata dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Itu jawaban beliau,’’ cerita Jefridin.
Malamnya setelah serah terima jabatan, Jefridin langsung bekerja. Ilmu selama berorganisasi sangat membantunya. Ia menyusun kerangka kerja. Apa yang ingin dicapai organisasi, membreakdown dan menginventarisir target PAD yang ingin dicapai. Setelah itu, ia mempelajari Undang-undang sampai aturan di bawahnya. Lalu dipelajari target dan sumber daya manusianya.
‘’Yang saya lakukan pertama kali adalah, tidak ada lagi penerimaan pajak secara tatap muka. Saya buka konter Bank Riau Kepri sebagai bank kas daerah,’’ kata Jefridin seraya menyebutkan, tidak ada lagi penerimaan pajak secara tatap muka karena itu berbahaya dan penuh dengan godaan. Target pajak dibedah per item setiap bulan, dan apa yang harus dilakukan jika target tidak tercapai. ‘’Selama lima tahun di Dispenda, Alhamdulillah target PAD selalu tercapai,’’ katanya.
Bagi Jefridin, aktif di berbagai organisasi, pindah-pindah di beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) tidak untuk menambah daftar di riwayat hidup, tapi ada kepuasan tersendiri bisa bermanfaat dalam berorganisasi.
Dengan pengalaman panjang di birokrasi, menjadi Kadispenda yang berprestasi lalu menduduki posisi Sekda Batam, bagaimana perasaan Jefridin saat terpental dalam pemilihan Sekda Provinsi Kepri? ’’Bagi saya, hidup ini mengalir bagai air. Kalau diamanahkan, saya siap. Kalau jadi saya kerjakan dengan baik, kalau tidak jadi tidak masalah sehingga saya tidak punya beban,’’ kata Jefridin.
Sejak awal, Jefridin sudah memahami bahwa jabatan Sekda Provinsi Kepri itu fifty-fifty. ‘’Separuh adalah karir, rekam jejak, syarat tertentu seperti golongan, kepangkatan, pendidikan dan lain-lain. Yang separuh kedua adalah peran politik. Kalau yang berkuasa tidak menginginkan, ya tidak jadi. Bagi saya tidak masalah,’’ ujar Jefridin.
Selama aktif di berbagai organisasi, Jefridin membenarkan, bahwa otaknya organisasi itu adalah sekretaris. Sebab, sekretaris yang menyusun kebijakan, dan dilaksanakan secara kolektif kolegial. ‘’Nah, salah satu tugas Sekda adalah membantu kepala daerah menyusun kerangka kebijakan untuk mencapai RPJMD yang sudah di-Perda-kan oleh DPRD. Selain itu tugas saya sebagai Sekda mempelajari peraturan perundang-undangan dan memastikan anggarannya ada,’’ papar Jefridin.
Keluarga dan Hobi Sepeda
Bagaimana Jefridin membagi waktu dengan berbagai kesibukannya dengan keluarga? ’’Saya dan istri dulu sama-sama aktivis kampus. Saat saya jadi Ketua Senat, dia bendahara senat, waktu itu kami belum ada hubungan apa-apa. Jadi, istri saya orangnya pengertian,’’ kata Jefridin tentang istrinya, Hj Hariyanti Jefridin.
Dalam berbagai kesempatan, jika ada waktu, sang istri Heriyanti ikut nimbrung dalam kegiatan Jefridin sebagai pejabat publik. Jefridin dan Hariyanti dikaruniai sepasang anak Melgie Riyan Utami dan Muhammad Wildan Riyansyah. ‘’Kedua anak saya juga aktivis,’’ kata Jefridin. Jadi, tidak ada kendala karena mereka keluarga aktivis. Kepada kedua buah hatinya, Jefridin berpesan, laksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Jefridin dikenal hobi olahraga sepeda. Bukan karena latah, ia sudah bersepeda sejak remaja saat di SMP. Jarak tempuhnya dari ke sekolah 17 kilometer, naik sepeda merek BMX. Jefridin punya enam sepeda. Termasuk milik istri dan kedua anaknya.
Biasanya setiap Sabtu Jefridin bersepeda jarak jauh. Saat itu dia memakai jersey lengkap. Semua track sepeda di Batam pernah dijajalnya. Malah, beberapa kali Jefridin menyeberang dan menjajal hobi bersepeda di Pulau Bintan. Ia pernah menempuh jarak 126 kilometer dalam satu hari.
Saat dunia dilanda pandemi Covid-19 Jefridin gencar mempopulerkan gowes sebagai salah satu cara melawan penyebaran Covid-19 di Batam. Jefridin mengayuh sepeda bukan karena ikut-ikutan, tapi memang karena sejak kecil, ia terbiasa bersepeda menempuh jarak jauh ke sekolah.
Terjun ke Politik
Apa rencana Jefridin setelah belakangan ia makin sering tampil di depan publik dan digadang-gadang menjadi Wakil Walikota Batam? ‘’Pertama, saya berterima kasih kepada masayarakat Batam yang menggadang-gadang saya. Kebetulan, karir saya sudah mentok. Kalau saya mengundurkan diri sudah bisa pensiun dini atau pensiun muda, kalau masyarakat menginginkan, kalau ada partai yang mengusung, saya tidak akan menyiakan-nyiakan kesempatan ini. Ini kalau ya? Kalau jalannya seperti itu, saya harus mundur dari jabatan Sekda dan berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil,’’ tutur Jefridin.
Jefridin membayangkan, 5 sampai 10 tahun ke depan, Kota Batam akan semakin maju dan modern seperti Singapura. ’’Pak Rudi sudah membangun fondasinya dengan infrastruktur. Ke depan ada enam urusan pemerintah daerah sebagai pelayanan dasar yang harus ditingkatkan, yaitu: (1) Pendidikan, (2) Kesehatan, (3) Pekerjaan umum dan penataan ruang, (4) Perumahan dan pemukiman, (5) Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, dan (6) Sosial,’’ ujar Jefridin.
Ia menyadari, dunia politik sarat dengan kepentingan. Termasuk sorotan terhadap dirinya yang makin gencar belakangan ini. Antara lain soal Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang sudah dilaporkannya. Rumahya juga disorot dan diisukan di dalam rumahnya ada lift. ‘’Nanti saya ajak ke rumah saya, apa benar ada lift,’’ katanya, terbahak. ***