Nama : Wahyu Wahyudin, SE, MM
Tempat/ Tanggal Lahir : Sukabumi , 11 Februari 1979
Pekerjaan : Politisi
Jabatan : Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau
Hobi : Menanam, Memancing, Senam, Joging
WAHYU WAHYUDIN lahir di Sukabumi, Jawa Barat 11 Februari 1979 dari pasangan Sohid dan Junarsih, keluarga petani tulen. Ayah dan ibunya menggarap lahan keluarga yang sudah diolah turun temurun. Lumayan luas untuk ukuran petani di kampung.
Keluarga Wahyu bukan hanya sekedar petani. Ayahnya memiliki jiwa pedagang dengan menjadi tengkulak. Ia mengumpulkan hasil pertanian para petani di kampung untuk dibeli, lalu dibawa ke pasar di Jakarta untuk dijual. Keluarga Wahyu memiliki lapak sembako di Pasar Kramat Jati, Jakarta.
’’Ayah meninggal dunia waktu saya berusia tiga tahun. Lapak tersebut tidak ada yang mengurus hingga akhirnya terbengkalai,’’ ujar Wahyu Wahyudin, anak bungsu dari tujuh bersaudara ini, mengenang masa kecilnya.
Sejak kepergian sang ayah, usaha pertanian keluarga itu diteruskan ibunya, untuk menghidupi tujuh anak yang masih kecil-kecil. Agar bisa melanjutkan pendidikan, sang ibu terpaksa menjual sebagian lahan pertanian keluarga tersebut. Sampai saat ini, lahan tersebut masih tinggal seperempat dari luas semula dan diolah oleh kakaknya dengan hasil yang lumayan.
Sejak kecil hingga remaja, Wahyu sudah terbiasa membantu ibunya bekerja di pasar berjualan plastik, membantu mengangkat barang dan sebagainya. Ia bangga berasal dari keluarga petani. Masih segar dalam ingatannya, betapa menyenangkan hidup dari hasil pertanian.
Kehidupan keluarga petani zaman dulu yang bisa hidup sejahtera nampak dari kehidupan Wahyu Wahyudin kecil ketika ayahnya masih hidup. Meski punya banyak anak, namun hasil panen keluarga bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Bisa untuk menye-
kolahkan anak dan menabung. Hasil sekali panen bisa menghidupi keluarga beberapa bulan hingga setahun. ‘’Dulu jadi petani bisa hidup sejahtera. Hasil sekali panen bisa hidup setahun, Sekarang, hasil panen hanya cukup untuk menghidupi keluarga sebulan,’’ ujar Wahyu Wahyudin.
Akhir tahun 1997 Wahyu Wahyudin merantau ke Batam. Ia bekerja di pelabuhan sebagai agen tiket selama dua tahun. Sambil bekerja, Wahyu terus berupaya memperbaiki kualitas dan kemampuan dirinya.
Terus Belajar
Tahun 1999 ia kuliah di Yayasan Perguruan Tinggi Nasional (YPTN) Diploma III di Batuampar. Sambil kuliah, ia bekerja sebagai cleaning service di sebuah Perusahaan, selama enam bulan. Setelah itu, Wahyu diterima bekerja di PT Astra Graphia. Lalu Wahyu pindah bekerja di PT Modern Photo Tbk. Setelah itu, Wahyu pindah bekerja di PT Total Printing Indonesia selama delapan tahun.
Wahyu berhasil menyelesaikan kuliahnya Diploma III sambil bekerja sampai tahun 2005. Tahun 2017 ia kuliah lagi Strata 1 di Jakarta dan baru tamat tahun 2021. Ia melanjutkan kuliah Strata 2 di Universitas Batam dan meraih magister manajemen. ‘’Mudah-mudahan, tahun depan saya bisa melanjutkan ke jenjang doktoral,’’ katanya.
Bisnis Sendiri, Terjun ke Politik
Sejak tahun 2009 Wahyu mulai belajar soal politik di PKS. Saat itu, Pilkada Batam. Wahyu membantu Ria Saptarika yang pernah menjabat sebagai Wakil Walikota Batam. Ia belajar politik secara otodidak. Pengalaman inilah yang mengantarkan Wahyu Wahyudin menjadi anggota DPRD Kepri periode 2019- 2024.
Tahun 2014 Wahyu memutuskan berhenti menjadi karyawan dan memulai usahanya sendiri. Meski cukup lama bekerja di bidang dokumen manajemen system, percetakan dan digital service, jiwa petani dan pedagang itu, tidak hilang pada diri Wahyu Wahyudin hingga saat ini.
Seperti kembali ke dasar, Wahyu pernah menjadi Presiden Direktur perusahaan konsorsium dibidang Agribisnis, Wahyu dengan beberapa kawannya di tujuh provinsi di Indonesia, mengekspor produk pertanian seperti kubis, Kopi, Durian, Panili, Kelapa ke beberapa Negara Asia & Eropa. Ia juga pernah menjadi Komisaris dibeberapa Perusahaan.
Sebelum pemilu legislatif 2019 Wahyu mulai memperkenalkan diri ke masayarakat, terutama di daerah pemilihannya dengan program pertanian. Ia mengkampanyekan gerakan masyarakat dan rumah tangga menanam. Saat itu, Wahyu membuat lomba menanam cabe untuk warga. Setiap keluarga diberikan bibit cabai untuk ditanam di polybag di masing-masing rumah.
Kegiatan ini dilombakan antar warga. Siapa yang paling bagus merawat tanamannya hingga besar dan subur, dapat hadiah handphone.
Hasilnya, warga bersemangat, dan mau belajar menanam cabai. Usahanya tersebut tidak sia-sia. Ia dikenal lebih luas masyarakat di daerah pemilihannya dengan program tersebut. Wahyu melenggang ke kantor DPRD Kepri di Dompak, Tanjungpinang menjadi Anggota DPRD Kepri periode 2019-2024.
Perhatikan Pertanian dan Peternakan
Wahyu ingin gerakan keluarga menanam tersebut diteruskan dan diperluas untuk menghasilkan banyak cabe dan produk pertanian lainnya. Hasil panennya bisa dibeli pemerintah dan dipasarkan. Dengan demikian, harga komoditas di Kepri jadi terjangkau. Ini juga sejalan dengan program Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau
Ia berpendapat, hampir semua bahan makanan untuk penduduk di Provinsi Kepri sangat tergantung suplai pangan dari luar Kepri. Tidak saja tergantung pada provinsi sekitarnya seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi, termasuk ketergantungan terhadap impor.
“Malah, ada sayur-sayuran untuk kebutuhan restoran di Batam yang didatangkan dari China. Kalau kita mau, sebenarnya sayur mayur dan kebutuhan pangan lain untuk Kepulauan Riau bisa ditanam sendiri,’’ ujar bapak lima anak ini kepada socratestalk.com.
Salah satu produk pertanian yang terus mengalami kenaikan harga adalah beras. Kebutuhan beras di Kepri selama ini banyak dipasok dari impor. Kedepan bagaimana petani beras di daerah lain di Indonesia terbantu dengan pengusaha yang ada di Kepri. Beras lokal yang berasal dari beberapa daerah bisa masuk dan bersaing harga di Kepri.
Wahyu ingin Kepulauan Riau yang terdiri dari 96 persen lautan dan hanya 4 persen saja daratan ini, bisa mandiri minimal 30 persen dalam ketersediaan pangan. Menanam sendiri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri. Para petani Kepri harus diberikan perhatian dan diberdayakan sehingga Kepri memiliki stok pangan yang cukup.
Wahyu menyayangkan, banyak lahan kosong menganggur di Kepri. Kalau ditanami maka hasilnya bisa untuk menghidupi dan mensejahterakan petani. Ekonomi Kepri bisa bangkit dan tumbuh dari sektor pertanian dan perkebunan. Banyak yang harus dilakukan dan perlu kerjasama dengan berbagai pihak.
Salah satu usulan Wahyu untuk perkebunan yaitu menanam gaharu karena tanaman yang langka dan bernilai ekonomisnya tinggi ini, bisa mendatangkan devisa bagi para pembeli dari Uni Emirat Arab.
‘’Di DPRD Kepri saya memperjuangkan kebijakan-kebijakan terkait pertanian dan perkebunan, meminta pemerintah membantu para petani seperti bibit tanaman, pupuk, sarana pertanian dan perkebunan serta melakukan fungsi pengawasan,’’ katanya
Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan adalah jaminan ketersediaan pangan yang cukup, stabil, terjangkau dan berkualitas. Namun, ketahanan pangan Kepulauan Riau, tergolong rendah. Secara nasional, urutan 30 dari 34 propinsi. Mengapa tidak ada upaya agar Kepri bisa mandiri dan swa sembada pangan? Sampai kapan Kepri terus bergantung dari daerah lain dan impor? Mungkinkah lahan tidur dimanfaatkan untuk pertanian? Mengapa tidak ada inovasi dan terobosan dari kepala daerah?
Wahyu Wahyudin, politisi Partai Keadilan Sejahtera dan Ketua Komisi II DPRD Kepri ini, secara konsisten menyorot rendahnya ketahanan pangan di Kepri. Wahyu dipercaya sebagai pembina agribisnis Indonesia. Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung dalam agribisnis, ia prihatin dengan kondisi ketahanan pangan di Kepulauan Riau.
Wahyu Wahyudin berniat bagaimana mengembangkan agribisnis di Kepulauan Riau. Kepri yang memiliki ribuan pulau dan jauh dari sentral pertanian di Pulau Sumatera harus memiliki kemandiran pangan.
Musim dan cuaca sangat mempengaruhi transportasi dan arus masuk stok pangan dari luar ke Kepri. Bila musim tidak bagus, maka stok pangan menjadi menipis sehingga membuat harga pangan menjadi melambung. Belum lagi akibat permainan oknum-oknum tertentu dalam rantai distribusi barang.
‘’Ini yang membuat harga pangan di Kepri tinggi dan tidak stabil. Bahkan bisa menimbulkan inflasi yang tinggi. Inflasi di Kepri dipicu beberapa komoditas pangan karena pasokan terganggu,’’ ujar Wahyu.
Wahyu melihat tren bisnis ke depan adalah sektor pertanian. Populasi dunia semakin padat dan butuh bahan makanan. Saat ini, pengusaha besar di dunia mengembangkan pertanian. Ia sendiri juga tertarik masuk ke agrobisnis saat ini atau saat tidak lagi menjadi anggota dewan.
Mempejuangkan Peternakan
Pada tahun 2022, saat pandemi Penyakit Mulut Kuku (PMK) pada hewan, Wahyu memperjuangkan masuknya sapi dan kambing ke Kepri terutama Batam, Bintan dan Karimun, karena Kepri kekurangan pasokan hewan qurban.
Dalam tempo tiga bulan, Wahyu konsen untuk meminta kebijakan pemerintah pusat agar mengizinkan hewan sapi dan kambing masuk ke Kepri. Berbagai terobosan dilakukannya. Mulai dari hearing dengan para pelaku usaha peternakan, badan karantina, dinas peternakan dan semua stake holder terkait.
Malah, saat itu Wahyu harus berangkat ke Kementrian Dirjen Peternakan RI walau masih dalam kondisi pandemi Covid. Setelah dari kementrian kemudian Wahyu melanjutkan perjalanan ke Lampung memastikan ketersediaan hewan dan kesehatannya untuk dikirim ke Kepri.
‘’Alhamdulillah, upaya itu membuahkan hasil. Sapi dan kambing bisa dikirim ke Kepri sehingga masyarakat muslim yang ingin berqurban bisa terealisasi walaupun harga sapi dan kambing saat itu sedikit mengalami kenaikan karena ada biaya rapid tes hewan,’’ ujar Wahyu.
Terpilih Lagi Pileg 2024
Wahyu bersyukur dirinya terpilih kembali dalam Pemilu 14 Februari 2024 lalu dari Dapil Kepri VI (Nongsa, Bulang, Seibeduk dan Galang). Di saat banyak anggota DPRD incumbent tidak terpilih lagi, ia masih bisa mendapatkan suara yang signifikan. Ia berhasil meraih peringkat ke 3 dari 5 kursi anggota dewan terpilih di daerah pemilihannya.
Dengan perolehan ini, posisi Wahyu Wahyudin di PKS di DPRD Kepri nantinya kemungkinan diplot PKS di salah satu wakil ketua atau ketua komisi. ‘’Kita jalani saja dan tergantung penugasan partai,’’ tuturnya. Bila ditugaskan di komisi, Wahyu akan memilih di Komisi IV yang membawahi bidang pendidikan dan kesehatan. Mantan anggota komisi IV DPRD Kepri ini melihat masih banyak permasalahan pendidikan di Kepri yang harus diselesaikan. Misalnya memperjuangkan realisasi usulannya agar SLTA terutama SMK memiliki Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk sekolah. Namun baru 3 sekolah yang sudah jalan.
Dengan BLUD, pengelolaan keuangan sekolah lebih transparan sehingga tidak disalahgunakan. Setoran SPP siswa SMK bisa masuk ke satu rekening di kas daerah dan dikembalikan pengunaannya untuk sekolah sehingga pengeluaran jadi jelas. Sekolah bisa menghasilkan produk yang bisa dijual ke perusahaan dan hasilnya untuk pembiayaan pendidikan. Gaji guru bisa dinaikkan, siswa-siswa dari keluarga miskin bisa dibebaskan SPP-nya karena ada subsidi.
Terpilih kembali dalam Pileg 2024 di saat rekan lainnya banyak yang gagal, membuat nama Wahyu Wahyudin ikut dilirik atau disebut-sebut serta dipasang-pasangkan dengan bakal calon kepala daerah dalam Pilkada Batam maupun Pilkada Kepri. Apalagi saat ini, belum ada bakal calon wakil gubernur dan bakal calon wakil walikota yang mencuat dan dipastikan maju. ‘’Prinsipnya saya siap kalau diberi diamanah partai untuk maju. Atau kalau ada calon kepala daerah yang meminta berpasangan saya juga siap,’’ ujar Wahyu menanggapi soal namanya ikut dilirik dalam bursa Pilkada.
Disela-sela urusan politik, politisi PKS dan anggota DPRD Provinsi Kepri terpilih periode 2024-2029 ini, hobi bercocok tanam, memancing, senam dan jogging. Ia juga memimpin beberapa organisasi olahraga, bisnis dan kemasyarakatan. Antara lain, Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat (KORMI) Provinsi Kepri. Organisasi ini memayungi berbagai cabang olahraga, layaknya seperti KONI.
KORMI bertujuan meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat serta mengedukasi masyarakat tentang manfaat olahraga untuk kesehatan. Bedanya dengan KONI yang bertanggungjawab membina olahraga secara umum, KORMI lebih fokus pada olahraga tradisional dan senam. Kalau KONI untuk olahraga prestasi, sedangkan KORMI bukan untuk prestasi, tapi lebih ke hobi.
Wahyu juga dipercaya sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Tapak Suci Muhammadiyah Kepri, Dewan Pembina Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Kepri, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Provinsi Kepri.
Di bidang ekonomi syariah, Wahyu saat ini dipercaya sebagai Wakil Ketua Harian 1 Komite Dewan Ekonomi & Keuangan Syariah Provinsi Kepri (KADEKS). Di lembaga ini, ia mendorong pelaksanaan labelisasi halal oleh Kemenag untuk produk makanan di Provinsi Kepri yang mulai diberlakukan Oktober tahun ini. Selain produk lokal dan nasional, Kepri juga dibanjiri produk luar negeri sehingga harus diawasi kehalalannya. Kemenag diminta untuk membuat satgas untuk melakukan pengawasan label halal tersebut. (eri syahrial)