socratestalk.com, BATAM – Digitalisasi yang merambah semua aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan, disambut baik SMAN 20 Batam dengan melaksanakan digitalisasi sekolah. Sekolah ini merupakan SMA pertama di Kepulauan Riau yang menerapkan pemakaian smart card ID untuk seluruh siswanya dan segera dicontoh oleh sekolah lain.
Dengan smart card ID ini, siswa tidak lagi melakukan absen secara manual, tetapi sistem absensi digital. Setelah masuk ke pintu gerbang sekolah, siswa-siswi harus mengeluarkan kartunya untuk scan dan hasil scan terbaca di monitor komputer, dengan foto siswa tersebut.
Notifikasi pembacaan kartu ini juga terkirim di ponsel orangtua sehingga mengetahui anaknya sudah masuk sekolah. Dengan demikian, setiap orangtua bisa memantau absensinya anaknya, apakah berada di sekolah atau tidak masuk sekolah. Saat ini, jumlah siswa-siswi SMAN 20 mencapai hampir 1.500 orang.
‘’Kami sekolah yang pertama menerapkan Smart Card ID atau sekolah digital. Siswa menggunakan kartu absen dan notifikasinya, masuk ke handphone orang tua. Kartu ini juga bisa digunakan sebagai kartu perpustakaan,’’ kata Kepala Sekolah SMAN 20 Batam, Adi Saputra, M.Pd.
Menurut Adi Saputra, Smart Card ID diluncurkan oleh Gubenur Kepri yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Kepri Dr Andi Agung, SE, MM pada tahun 2022. Dalam waktu dekat, kartu ini juga akan berfungsi untuk jajan di kantin sekolah dalam bentuk pembayaran non tunai.
Kepala Sekolah SMAN 20 Batam ini, selain guru, juga seorang blogger. Ia menulis tentang seluk beluk dunia pendidikan di blog-nya Oase Pembelajaran. Adi Saputra juga berpengalaman sebagai instruktur baik di tingkat propinsi Kepri maupun tingkat nasional kurikulum mata pelajaran kimia dan instruktur propinsi kurikulum 2013 bagi kepala sekolah.
Blog Oase Pembelajaran berisi tentang pengembangan profesi guru, kolom siswa, bahan ajar, e-book dan soal-soal olimpiade sains. Segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Adi Saputra mulai menulis di blognya sejak tahun 2012.
Agar penerapan smart card ID ini berjalan lancar, SMAN 20 Batam membuat dua lokasi yang menjadi terminal pembacaan kartu di dekat parkir sekolah. Masing-masing terpisah untuk siswa dan siswi.
Melaksanakan digitalisasi pendidikan dalam semua aspek pendidikan yang ada di SMAN 20 Batam merupakan cita-cita Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA di Provinsi Kepulauan Riau ini.
Gayung bersambut, impian tersebut sejalan program digitalisasi pendidikan atau digitalisasi sekolah yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek. ‘’Ke depan, kami akan melakukan beberapa program digitalisasi yang lain. Kami sangat mendukung program digitalisasi pendidikan yang dilaksanakan Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan,’’ ujar Adi.
SMA Negeri 20 Batam sudah dua kali dikunjungi sekolah dari Malaysia, belajar tentang digitaisasi pendidikan. ‘’Mereka tertarik melihat website dan blog serta penerapan digitalisasi sekolah,’’ kata Adi Saputra.
Kunjungan SMK LKTP Pemanis Segamat, Johor Malaysia itu dari tujuh sekolah berbeda, Dengan tema “Perkongsian Pintar Pendidikan (Program Pengantarbangsaan Antara Sekolah Menengah Kebangsaan LKTP Pemanis, Malaysia dan SMAN 20 Batam, Kepulauan Riau, Indonesia.
Selain sudah menerapkan smart card ID, SMAN 20 Batam juga sudah melakukan terobosan menerapkan sekolah yang ramah dan nyaman buat siswa-siswinya sesuai program Sekolah Ramah Anak. Tidak ingin ada hal-hal yang menganggu proses belajar mengajar yang bisa menghambat capaian siswa untuk berprestasi akademik.
Untuk tujuan ini, di SMAN 20 Batam juga sudah terlihat terpasang CCTV di setiap kelas dan ruangan, Aktivitas anak dan guru bisa dipantau oleh Kepsek dan guru yang piket lewat monitor yang cukup besar di ruangan guru dan tersambung ke HP Kepsek. Bahkan saat Kepsek tugas keluar sekolah atau keluar kota, ia ingin memastikan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.
Digitalisasi adalah bentuk perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital. Hal ini didukung oleh tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 277,7 juta jiwa pada Januari 2022
Pelatihan dari Batam Creator Academy
Agar siswa dan siswi melek terhadap perkembangan dunia digital, sekitar 150 siswa-siswi SMAN 20 Batam mengikuti pelatihan dan pembuatan konten digital dari Batam Creator Academy, Sabtu (9/9/2023) pagi di SMAN 20 Batam.
Pelatihan ini dikuti oleh siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik dan siswa-siswi lainnya yang mempunyai minat terhadap konten digital dan content creator.
Lembaga Kursus dan Pelatihan digital Batam Creator Academy melaksanakan acara Go to School dan memberi pelatihan singkat ke siswa-siswi SMAN 20 Batam tentang Bagaimana Menjadi Content Creator di kelas jurnalistik sekolah ini. Tampil sebagai mentor Kepala Sekolah Batam Creator Academy Eri Sahrial, SPd, MPdi dan Socrates, host Socrates Talk dan Ahli Pers dari Kepri.
Ikut juga tim content creator Socratestalk.com seperti Indra Fabio yang sudah berpengalaman selama 20 tahun menjadi videografer di televisi dan Olivya Ester yang berpengalaman di bidang marketing.
Kehadrian Batam Creator Academy di SMAN 20 mendapat sambutan yang baik dari peserta. Peserta pelatihan nampak antusias mengikuti pelatihan yang berlangsung selama 3 jam lebih. Peserta nampak cerdas dan berkarakter sesuai dengan moto SMAN 20 Batam, Cerdas dan Berkarakter , yang terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan para siswa dan siswi silih berganti kepada pemateri.
Antara lain, soal perkembangan dunia digital saat ini, bagaimana membranding diri di dunia digital, bagaimana cara mendapatkan uang dari internet dan dari platform media sosial, bagaimana cara membuat konten yang baik dan diminati banyak orang, dan dimana belajar kalau ingin paham dunia digital seperti fotografi, videografi, membuat narasi atau tulisan dan menjadi host yang handal dan percaya diri
Ada juga siswa yang mengkhawatirkan rencana pemblokiran konten-konten di dunia maya oleh pemerintah sehingga akan menghambat kreativitas content creator, ada yang menyayangkan berita yang salah atau tidak sesuai fakta dan lainnya.
Selama ini, belum ada lembaga khusus yang mengawasi konten di media sosial, kecuali Kominfo yang bisa men-take down konten atas laporan masyarakat. Tidak usah khawatir dengan adanya pemblokiran karena konten yang diblokir di media sosial tentu adalah konten sampah atau negatif. ‘’Bahkan itu lebih bagus, karena masih banyaknya konten negatif yang beredar seperti pornografi, kekerasan, hoax dan lainnya,’’ ujar Eri Syahrial.
Eri mengedukasi literasi digital kepada siswa-siswi SMAN 20 Batam dan mengajak mereka memerdekakan dirinya dari konten negatif. Mantan Ketua Komisi Pengawsan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri ini juga menjelaskan aspek hukum untuk melindungi content creator dan penggunaan media sosial agar lepas dari jeratan hukum, agar lebih menghargai hak cipta atau Hak Atas Kekayaan intelektual (HAKI) orang lain dan para content creator.
Rasa ingin tahu dan curhatan peserta tentang dunia digital ini terjawab dari penjelasan para mentor BCA yang hadir. Salah satu tujuan hadirnya Batam Creator Academy melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah adalah agar perkembangan dunia digital direspon positif oleh para pelajar dengan menonton hal-hal yang positif di dunia digital.
Selain itu, juga membuat konten-konten yang positif, bermanfaat, bisa untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, termasuk bisa menghasilkan uang. ‘’Banyaknya konten negatif di dunia maya tersebut akan hilang atau tidak akan muncul bila banyak orang, termasuk pelajar membuat konten-konten yang positif. Untuk itu, kuasai keterampilan dan softskill bagaimana menjadi content creator,’’ kata Socrates, mantan Dirut Batam Pos dan Ahli Pers kini memiliki chanel Youtube Socrates Talk. Di akhir sesi pelatihan, Tim Batam Creator Academy di depan para peserta, langsung membuat konten wawancara dengan Kepsek SMAN 20 Batam tentang digitalisasi sekolah.***