Socratestalk.com, BATAM – Sebanyak 9 SLTA di Kepulauan Riau tahun ini menjadi target pelaksanaan pendidikan kebencanaan dalam rangka mencegah dan menanggulangi bencana yang berpotensi terjadi dan berdampak pada sektor pendidikan.
Kegiatan ini dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Riau dan didukung DPRD Provinsi Kepulauan Riau. BPBD Kepulauan Riau sejak Senin (20/11/2023) hingga Desember 2023, melaksanakan road to school ke masing-masing sekolah yang nantinya dicanangkan sebagai sekolah siaga bencana.
Sekolah atau satuan pendidikan yang mendapatkan pendidikan kebencanaan tahun ini kebanyakan berada di Kota Batam. Diantaranya SMKN 3 Batam, SMKN 6 Batam, SMAN 21 Batam, SMAN 15 Batam, SMA Al Azhar Batam, dan lainnya. Sekolah lainnya SMAN 1 Tanjungbatu.
Sekolah yang menjadi target pelaksanaan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) atau Sekolah Aman Bencana (SAB) ini dinilai memiliki potensi bencana, baik bencana alam maupun bencana non alam.
Perwakilan guru dan siswa dilibatkan dalam pendidikan kebencanaan di masing-masing sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan. Seperti yang terlihat pada kegiatan sosialisasi BPBD Kepri yang dilaksanakan di SMKN 6 Batam pada Selasa (21/11/2023) dari pagi hingga siang.
Dibuka oleh Kalaksa BPBD Kepulauan Riau Dr Muhammad Hasbi Msi sekaligus memberikan materi, kemudian disusul nara sumber Wahyu Wahyudin SE MM, Ketua Komisi 2 DPRD Kepri, Eri Syahrial dari Kelembagan Perlindungan Anak. Kegiatan ini juga dihadiri Stafsus Gubernur Kepri Said Erwansyah.
Guru, perwakilan siswa dan perwakilan orangtua SMKN 6 Batam nampak antusias mendapatkan pendidikan kebencanaan ini karena merupakan sesuatu yang baru, sangat bermanfaat untuk perlindungan jiwa dan harta benda dan dan bisa diterapkan di sekolah. Sekolah ini mempunyai potensi bencana banjir.
Muhammad Hasbi meminta setiap warga harus memiliki pengetahuan soal bencana sehingga bisa terhindar dari bencana yang akan terjadi. Bisa melakukan upaya pencegahan dan penanggulangannya.
Wahyu Wahyudin menjelaskan bentuk-bentuk bencana yang pernah dan berpotensi terjadi di Kota Batam seperti banjir, longsor, puting beliung, kebakaran, gelombang yang tinggi dan lainnya. Termasuk potensi bencana kebakaran yang terjadi di SMKN 6 Batam yang banyak menggunakan listrik saat praktik belajar.
‘’Guru dan siswa harus siaga terhadap bencana-bencana tersebut. Sekolah harus mempunyai pengetahuan, skill dan peralatan untuk mencegah terjadinya bencana,’’ ujarnya.
Aidil Fitman, guru yang menjadi peserta sosialisasi SPAB ini berharap dijadikannya SMKN Batam menjadi sekolah yang bisa diterapkan SPAB dan menjadi sekolah siaga bencana dengan dukungan pemerintah daerah, BPBD Kepri dan Disdik Kepri.
Sementara itu, Dr Abdul Basir selaku ketua panitia kegiatan ini kepada Socratestalk.com mengungkapkan bahwa program SPAB dan siaga bencana merupakan program yang dibutuhkan masyarakat seiring dengan mulai banyaknya terjadi bencana. Semakin lama, daya dukung lingkungan hidup kita semakin menurun akibat ulah manusia dan bertambahnya jumlah penduduk.
Dengan pendidikan kebencanaan, ia berharap guru, siswa termasuk orangtua dan masyarakat sekitar mengerti tentang bencana yang berpotensi terjadi lingkungan sekitar, terutama di lingkungan sekolah.
‘’Semua itu perlu disosialisasikan dan diberikan pendidikan. Peran sekolah sangat strategis untuk mengatasi bencana dan melahirkan masyarakat yang siaga bencana,’’ pungkasnya.(eri)