USAI liburan bersama keluarga, Muljadi pulang ke Singapura untuk selanjutnya kembali ke lokasi proyek perusahaannya. Ia mendengar kabar bahwa ibunya di Jakarta terkena stroke dan dirawat di rumah sakit. Ia buru-buru kembali lagi ke Jakarta agar bisa merawat sang ibu, orang yang sangat disayang dan telah membesarkannya sepenuh hati itu. Muljadi mendampingi ibunya selama dua minggu di rumah sakit.
Untuk memberikan yang terbaik, Muljadi kemudian menerbangkan ibunya ke Singapura demi mendapat perawatan intensif selama satu bulan di negeri pulau itu. Saat itu, ia tidak memiliki rumah di sana, sehingga harus menginap di hotel. Muljadi merasa tidak praktis. Ia kemudian memutuskan untuk membeli sebuah condominium di negeri kaya itu demi merawat sang ibu. Anak-anaknya pun dipindahkan dan bersekolah di Singapura. Ada yang pindah di kelas 2 dan 3 Sekolah Menengah, ada yang masuk di kelas 6 Sekolah Dasar di Singapura. Bagi Muljadi, ibu adalah segalanya. Ia ingin yang terbaik.
Namun entah mengapa, sejak membawa ibunya yang sakit ke Singapura, rekan bisnis Muljadi kelihatan kurang senang. Waktu Muljadi memang jadi lebih banyak dihabiskan untuk merawat dan mendampingi sang ibu daripada mengurus perusahaan.
Muljadi akhirnya lebih memilih untuk melepaskan jabatannya di perusahaan kayu yang sedang naik daun itu. Namun, ia tetap menjadi pemegang saham dengan persentase kepemilikan sebesar 25 persen seperti sebelumnya.
Karena ia tidak lagi bekerja seperti sebelumnya yang mengharuskannya bolak-balik ke lokasi proyek, Muljadi bisa memberi perhatian dan waktu yang lebih banyak merawat ibunya yang terkena stroke. Sampai tahun 1989, kondisi kesehatan ibunya makin membaik. Ia akhirnya baru memutuskan kembali ke Jakarta, mencari peluang baru usaha usai tidak lagi aktif di perusahaan kayu yang sempat diorbitkannya itu. Hari-hari berikutnya Muljadi banyak dilalui di tiga kota ini, yakni Jakarta, Batam dan Singapura.
Dari rekan-rekannya, Muljadi yang sebelumnya sudah mengenal Batam, menjadi lebih paham tentang kota pulau yang mulai gemerlap itu. Batam punya potensi yang bagus untuk investasi. Tapi, investasi apa yang harus dijalaninya?
Selanjutnya : Merintis Bisnis Properti di Batam– MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey – MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 29)