LIBUR sekolah tahun Juli 1979, Muljadi membawa anak-anak dan keluarganya jalan-jalan dan berlibur ke Singapura. Saking sibuknya bekerja, selama enam tahun, ia memang tidak pernah sekalipun mengajak anak-anaknya berlibur.
Namun, urusan pekerjaan tidak bisa diprediksi. Meski sedang berlibur bersama keluarga, ada saja urusan pekerjaan yang datang mendadak. Mau tidak mau, ia harus kembali ke proyek. Muljadi harus kembali ke proyek karena ada kapal yang datang dan mau mengambil muatan kayu. Muljadi saat itu adalah petinggi perusahaan yang berwenang menandatangani izin pemuatan kayu. Kadang-kadang, dua kapal datang bersamaan sehingga banyak urusan perusahaan yang harus diselesaikan.
Saat liburan di Singapura, rencananya sang isteri akan sekaligus menjalani operasi pengangkatan Rahim. Tapi Muljadi urung menemaninya karena harus kembali ke lokasi proyek. Ia kemudian meminta tolong kepada istri rekannya di Singapura untuk menjaga sang istri selama operasi. Selain itu, Muljadi memberi kepercayaan kepada putrinya Merry, agar menjaga ibunya selama di rumah sakit.
‘’Saat itu, saya masih kelas IV Sekolah Dasar. Mami harus dioperasi. Saya nangis-nangis minta agar Papi jangan pulang (dari Singapura, tempat mereka berlibur, pen). Papi bilang kepada saya, kamu harus tunggu Mami kamu. Nanti Papi balik lagi. Percaya nggak Papi akan balik lagi?,’’ kata Merry mengenang kejadian itu.
Setelah keluar dari rumah sakit, sembari menunggu kedatangan Muljadi kembali ke Singapura, istri dan anak-anaknya sempat menumpang tinggal sementara di rumah bibinya di sana. Walau harus bolak-balik dari lokasi proyek di pulau Cawan ke Singapura, Muljadi memenuhi janjinya untuk menjemput keluarga yang usai berlibur.
Selanjutnya : Perusahaan Makin Berkibar, Pindah ke Jakarta | Menjadi Pemegang Saham– MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey – MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 25)