The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Home
  • Journalism
    • Batam Documentary
    • In Depth
    • Amazing Batam
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Photography
  • Program
    • On Location
    • Online
    • On Spot!
  • Singapore Corner
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Politika
  • Profile Stories
Membaca Catatan Sejarah Singapura
Bagikan
Aa
Aa
The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Program
  • Journalism
  • Flash Back
  • Amazing Batam
  • Profile Stories
  • Humaniora
  • Singapore Corner
  • Photography
  • Categories
    • Journalism
    • Batam Documentary
    • Amazing Batam
    • Photography
    • In Depth
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Program
    • Lingkungan
    • Politika
    • Singapore Corner
    • Pendidikan
Ikuti kami
  • About
  • Privacy Policy
© 2022 Socrates Talk. All Rights Reserved.
Singapore Corner

Catatan Sejarah Singapura

admin
Diperbarui Terakhir: 2022/08/09 at 5:13 PM
admin 3 tahun lalu 516 Dilihat
Bagikan
Bagikan

By Socrates- Singapura kini menjadi salah satu kota penting di dunia. Kemajuan kota ini, jauh meninggalkan kota terdekatnya, seperti Johor dan Batam. Padahal, jarak Batam – Singapura hanya 26 mil laut. Malah, sebagian warga Indonesia, menjadikan Singapura destinasi wisata favorit.

Meski bertetangga dengan Batam, Bintan dan Karimun, banyak sisi lain Singapura yang belum diekplorasi. Minimnya informasi, kesulitan bahasa, dan mengapa Singapura menjadi kota maju dan modern. Untuk itulah, catatan dan tulisan ini dibuat. Setidaknya, akan menjadi informasi awal tentang berbagai event, tempat belanja murah, cara berurusan dengan pihak berwenang hingga agenda dan tempat wisata di Singapura.

Nama Singapura dalam catatan bangsa China, awalnya disebut sebagai Pu-lou-chung, atau pulau di ujung semenanjung. Namun, sejarah pulau yang penuh dinamika ini, di abad ke 14 menjadi bagian kerajaan Sriwijaya dengan nama Temasek atau kota laut. Letaknya yang strategis di ujung Semenanjung Malaya, Singapura sejak lama dikunjungi junk China, kapal dagang India, dhow Arab, kapal-kapal perang Portugis sampai kapal layar Bugis.

Selama abad ke 14, pulau kecil namun strategis ini mendapat nama baru Singa Pura (Kota Singa). Menurut legenda, seorang pangeran Sriwijaya yang datang melihat seekor hewan yang ia kira singa, dan lahirlah nama modern Singapura ini (Singapore dalam bahasa Inggris). Kisah Singapura diwarnai oleh Inggris yang menjadikan Singapura sebagai ”rumah singgah” pada abad ke 18 Masehi.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Singapura dijadikan armada Kerajaan Inggris untuk memperbaiki, mengisi bahan makanan, dan melindungi armada kerajaan mereka yang semakin besar, serta untuk menahan kemajuan bangsa Belanda di wilayah ini.    Dengan latar belakang politik seperti inilah Sir Stamford Raffles mendirikan Singapura atau Singapore, sebagai tempat perdagangan tahun 1819. Kebijakan perdagangan bebas berhasil menarik para pedagang dari seluruh penjuru Asia, bahkan dari negeri-negeri jauh seperti Amerika Serikat dan Timur Tengah.

Di tahun 1832, Singapura menjadi pusat pemerintahan Straits Settlements (Wilayah Pemukiman Teluk) untuk daerah Penang, Malaka dan Singapura. Pembukaan Terusan Suez di tahun 1869 dan penemuan telegraf dan kapal uap memperbesar peran penting Singapura sebagai pusat perdagangan yang semakin meningkat antara Timur dan Barat.

Singapura juga menjadi lokasi militer di abad ke 14, ketika terlibat dalam perebutan Semenanjung Malaya antara kerajaan Siam (kini Thailand) dan Majapahit dari Jawa. Lima abad kemudian, kembali Singapura menjadi lokasi peperangan besar selama Perang Dunia II. Singapura sempat dianggap sebagai benteng yang tak tertembus, tapi Jepang berhasil menguasai pulau ini di tahun 1942. Setelah perang, Singapura menjadi Crown Colony (koloni Tahta Inggris).   

Tumbuhnya nasionalisme menjadikan terbentuknya pemerintahan mandiri di tahun 1959, dan akhirnya pada tanggal 9 Agustus 1965, Singapura menjadi republik merdeka. Singapura berbatasan dengan Johor, Malaysia dan Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Luas Singapura 692.7 km persegi dengan penduduk 4.16 juta jiwa yang terdiri dari 76.8 % Cina, Melayu 13.9 %, India 7,9% dan lain-lain 1.4%.

Penduduk asal Singapura adalah para nelayan Melayu, tapi setelah kedatangan Sir Stamford Raffles dan pendirian pos perdagangan Inggris, Singapura menjadi magnet bagi para imigran dan pedagang. Mencari kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan keluarga, mereka berdatangan dari propinsi-propinsi selatan China, Indonesia, India, Pakistan, Ceylon dan Timur Tengah.

Terdapat empat bahasa resmi di Singapura: Melayu, Mandarin, Tamil dan Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bisnis dan administrasi, dan banyak digunakan serta dipahami secara luas. Sebagian besar penduduk Singapura adalah bilingual, dan dapat berbicara dalam bahasa ibu sekaligus bahasa Inggris. Melayu merupakan bahasa nasional.

Paduan etnik juga membawa serta berbagai agama yang beragam. Cakrawala Singapura dengan bangga menampilkan kubah masjid, menara gothik katedral, patung dewa-dewi kuil Hindu, serta arsitektur atap kuil China yang khas. Agama yang banyak dianut adalah Islam, Taoisme, Buddha, Kristen, Hindu, Sikh dan Judaisme

Meskipun perkawinan silang telah terjadi selama bertahun-tahun, masing-masing kelompok ras di dalam Singapura tetap mempertahankan identitas budayanya sendiri, sembari berkembang sebagai bagian integral dari masyarakat Singapura. ***

Catatan Sejarah Singapura

By Socrates- Singapura kini menjadi salah satu kota penting di dunia. Kemajuan kota ini, jauh meninggalkan kota terdekatnya, seperti Johor dan Batam. Padahal, jarak Batam – Singapura hanya 26 mil laut. Malah, sebagian warga Indonesia, menjadikan Singapura destinasi wisata favorit.

Meski bertetangga dengan Batam, Bintan dan Karimun, banyak sisi lain Singapura yang belum diekplorasi. Minimnya informasi, kesulitan bahasa, dan mengapa Singapura menjadi kota maju dan modern. Untuk itulah, catatan dan tulisan ini dibuat. Setidaknya, akan menjadi informasi awal tentang berbagai event, tempat belanja murah, cara berurusan dengan pihak berwenang hingga agenda dan tempat wisata di Singapura.

Nama Singapura dalam catatan bangsa China, awalnya disebut sebagai Pu-lou-chung, atau pulau di ujung semenanjung. Namun, sejarah pulau yang penuh dinamika ini, di abad ke 14 menjadi bagian kerajaan Sriwijaya dengan nama Temasek atau kota laut. Letaknya yang strategis di ujung Semenanjung Malaya, Singapura sejak lama dikunjungi junk China, kapal dagang India, dhow Arab, kapal-kapal perang Portugis sampai kapal layar Bugis.

Selama abad ke 14, pulau kecil namun strategis ini mendapat nama baru Singa Pura (Kota Singa). Menurut legenda, seorang pangeran Sriwijaya yang datang melihat seekor hewan yang ia kira singa, dan lahirlah nama modern Singapura ini (Singapore dalam bahasa Inggris). Kisah Singapura diwarnai oleh Inggris yang menjadikan Singapura sebagai ”rumah singgah” pada abad ke 18 Masehi.

Singapura dijadikan armada Kerajaan Inggris untuk memperbaiki, mengisi bahan makanan, dan melindungi armada kerajaan mereka yang semakin besar, serta untuk menahan kemajuan bangsa Belanda di wilayah ini.    Dengan latar belakang politik seperti inilah Sir Stamford Raffles mendirikan Singapura atau Singapore, sebagai tempat perdagangan tahun 1819. Kebijakan perdagangan bebas berhasil menarik para pedagang dari seluruh penjuru Asia, bahkan dari negeri-negeri jauh seperti Amerika Serikat dan Timur Tengah.

Di tahun 1832, Singapura menjadi pusat pemerintahan Straits Settlements (Wilayah Pemukiman Teluk) untuk daerah Penang, Malaka dan Singapura. Pembukaan Terusan Suez di tahun 1869 dan penemuan telegraf dan kapal uap memperbesar peran penting Singapura sebagai pusat perdagangan yang semakin meningkat antara Timur dan Barat.

Singapura juga menjadi lokasi militer di abad ke 14, ketika terlibat dalam perebutan Semenanjung Malaya antara kerajaan Siam (kini Thailand) dan Majapahit dari Jawa. Lima abad kemudian, kembali Singapura menjadi lokasi peperangan besar selama Perang Dunia II. Singapura sempat dianggap sebagai benteng yang tak tertembus, tapi Jepang berhasil menguasai pulau ini di tahun 1942. Setelah perang, Singapura menjadi Crown Colony (koloni Tahta Inggris).   

- Advertisement -
Ad imageAd image

Tumbuhnya nasionalisme menjadikan terbentuknya pemerintahan mandiri di tahun 1959, dan akhirnya pada tanggal 9 Agustus 1965, Singapura menjadi republik merdeka. Singapura berbatasan dengan Johor, Malaysia dan Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Luas Singapura 692.7 km persegi dengan penduduk 4.16 juta jiwa yang terdiri dari 76.8 % Cina, Melayu 13.9 %, India 7,9% dan lain-lain 1.4%.

Penduduk asal Singapura adalah para nelayan Melayu, tapi setelah kedatangan Sir Stamford Raffles dan pendirian pos perdagangan Inggris, Singapura menjadi magnet bagi para imigran dan pedagang. Mencari kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan keluarga, mereka berdatangan dari propinsi-propinsi selatan China, Indonesia, India, Pakistan, Ceylon dan Timur Tengah.

Terdapat empat bahasa resmi di Singapura: Melayu, Mandarin, Tamil dan Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bisnis dan administrasi, dan banyak digunakan serta dipahami secara luas. Sebagian besar penduduk Singapura adalah bilingual, dan dapat berbicara dalam bahasa ibu sekaligus bahasa Inggris. Melayu merupakan bahasa nasional.

Paduan etnik juga membawa serta berbagai agama yang beragam. Cakrawala Singapura dengan bangga menampilkan kubah masjid, menara gothik katedral, patung dewa-dewi kuil Hindu, serta arsitektur atap kuil China yang khas. Agama yang banyak dianut adalah Islam, Taoisme, Buddha, Kristen, Hindu, Sikh dan Judaisme

Meskipun perkawinan silang telah terjadi selama bertahun-tahun, masing-masing kelompok ras di dalam Singapura tetap mempertahankan identitas budayanya sendiri, sembari berkembang sebagai bagian integral dari masyarakat Singapura. ***

Artikel/ Konten lainnya

Warga Singapura Keluhkan Harga Tiket Ferry ke Batam Mahal

Liburan ke Singapura, Memberi Kepercayaan ke Anak I Menjadi Pemegang Saham-MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

Bibi Marie yang Hidup Sendiri

Mural Melawan Pikun

Kuburan Paling Instagrammable in Singapore

KAITAN: #Sejarah, #Singapura, #Temasek
admin 09/08/2022
Sebarkan Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Email Print
Artikel/ Konten Sebelumnya Batam Boleh Tahan!
Artikel/ Konten Selanjutnya Kota Impian Wisatawan
Beri Penilaian

Beri Penilaian Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

- Advertisement -
Ad imageAd image

WhatsNew?

Duta Besar Australia ke Batam
BP Batam
Sudah 106 KK Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon
BP Batam
BP Batam Tertibkan Bangunan Liar di Dam Tembesi
BP Batam
BP Batam Tingkatkan Kesadaran Keamanan Informasi di Era Digital
BP Batam
BP Batam dan Kemerinves Teken Nota Kesepahaman
BP Batam
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Hot Talks

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten Lainnya

Warga Singapura Keluhkan Harga Tiket Ferry ke Batam Mahal

1 tahun lalu

Liburan ke Singapura, Memberi Kepercayaan ke Anak I Menjadi Pemegang Saham-MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

1 tahun lalu

Bibi Marie yang Hidup Sendiri

1 tahun lalu
3

Mural Melawan Pikun

2 tahun lalu
about us

Laman The Socrates Talk adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tentang Batam dan Indonesia. Dari sumber informasi terpercaya.

Find Us on Socials

© Socrates Talk 2022 - 2023. All Rights Reserved.

  • About
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksional

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?