PENDIDIKAN faktor penting dalam menentukan masa depan sebuah bangsa. Sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk Batam, tidak hanya menggunakan kurikulum nasional, tapi juga kurikulum internasional dengan mengedepankan pendidikan berbasis global. Lantas, apa bedanya? Bagaimana penerapannya di Batam?
Sejak menjadi notaris di Batam 30 tahun lalu, dunia pendidikan sudah jadi perhatian Soehendro Gautama. Sebab, Batam kota perbatasan dengan Singapura dan Malaysia dan belum punya univeritas. ‘’Lebih baik kita membangun sumber daya manusia,’’ katanya.
Melalui Yayasan Marga Tionghoa Indonesia Batam, ia mendirikan Univesitas Internasional Batam (UIB) tahun 2000. Saat ini, UIB memiliki enam fakuktas dan 12 program studi. Melalui program internasional, UIB menjalin kerjasama dengan 32 universitas terkemuka di Asia Tenggara dan Asia.
Tahun 1998 Soehendro Gautama mendirikan Sekolah Global Indo Asia (SGIA) sekolah internasional dengan pengantar bahasa Inggris. Awalnya, didirikan untuk pendidikan anak-anak ekspatriat yang bekerja di Batam. Namun, belakangan SGIA jadi pilihan orang tua yang menginginkan sekolah berkualitas.
Selain menerapkan Cambridge International Examination, juga memiliki program International Baccalaureate Diploma Programme (IBDP) sehingga menjadi salah satu sekolah kelas dunia.
Tahun 2006 Soehendro juga ikut mendirikan Sekolah Kallista, sekolah swasta yang menggabungkan kurikulum nasional dan internasional. Belakangan, Sekolah Kallista juga menerapkan Cambridge International Examination.
Simak obrolan kami Bersama Soehendro Gautama, seorang aktifis Pendidikan di kota Batam yang juga seorang notaris, hanya di SOCRATES TALK.
(*)