- Nama : Soerya Respationo
- Nama Populer : Romo Soeryo
- Tempat & Tanggal Lahir : Semarang, 12 September 1959
- Pekerjaan : Politisi, Ketua PDI-Perjuangan Kepri
- Hobi : Desain Interior, Membaca, Berkebun
Deskripsi Tokoh
Soerya Respationo, lahir di Semarang 12 September 1959. Anak keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan Ayatiman dan Tuti Rahayu. Ayahnya seorang polisi yang pernah menjabat sebagai Danki Brimob Semarang hingga menjadi Danres atau sekarang Kapolres.
Sebagai anak polisi, sejak kecil Soeryo terbiasa pindah-pindah kota mengikuti ayahnya bertugas. Dari Semarang, Pekalongan, Bengkulu, pindah lagi ke Sukabumi, Kebumen dan Cilacap. Sejak kecil, ia sudah dididik bersikap tegas dan disiplin.
Pendidikan dasar ditempuhnya di Sekolah Dasar Bhakti Mulya Kebumen dan lulus tahun 1971. Kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri V Yogyakarta. Ia tamat dari Kolese de Brito Yogyakarta tahun 1979.
Sekolah itu mengajarkan kebebasan tapi bertanggungjawab. Muridnya boleh rambut gondrong, celana pendek, boleh pakai sendal, tapi tugas pokok sebagai pelajar menuntut ilmu, belajar, kreatif dan harus bisa. Saat tinggal bersama eyangnya, Soerya Respationo belajar banyak tentang falsafah Jawa dan berbagai pengetahuan serta sentuhan religius. Soerya adalah pribadi yang unik. Ia suka berantam, tapi juga penyuka seni.
Pemegang sabuk hitam karate ini, juga menyukai yoga dan tai chi. Sejak dulu, Soerya senang tanaman, terutama pohon buah-buahan dan bonsai. Koleksi bonsainya banyak sekali. Ia juga senang menata rumah, ekterior dan interior serta barang antik. Koleksi kerisnya mencapai 17.000 buah.
Tamat dari Fakultas Hukum Universitas Gajahmada, Yogyakarta 1987, Soerya lalu melanjutkan pendidikannya ke jenjang Pasca Sarjana Magister Hukum (S2), di Institute of Bussiness Law and Legal Management dan lulus tahun 2003. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Program Pasca Sarjana (S3) dan selanjutnya Program Doktor Ilmu Hukum pada Universitas Hasanuddin Makasar-Ujungpandang dan lulus pada tahun 2005.
Karir dan Hobi
Soerya seorang penikmat buku. Membaca adalah kegiatan rutin sebelum tidur. Ia memiliki koleksi ribuan buku dan pustaka pribadi di rumahnya. Gaya hidupnya sederhana. Selera makannya biasa saja. Ikan bandeng, kornet, tahu, tempe dan mie instan. Minuman kesukaannya lemon tea dan kopi.
Sejak tahun 1982, Soerya sudah merintis karir sebagai pengacara di Yogyakarta. Dan sejak tahun 1995, ia sudah membuka praktik sebagai advokat, penasihat hukum dan pengacara di Batam sampai sekarang.
Dunia usaha juga pernah digelutinya. Soerya pernah menjadi manajer di beberapa perusahaan sejak 1987 hingga menjadi direksi dan komisaris perusahaan di Batam hingga tahun 1995.
Setelah itu, Soerya Respationo mulai terjun ke dunia politik dan ia memilih Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDIP) dan tetap setia sampai sekarang.
Soerya memulai karirnya sebagai kader PDIP dari bawah. Pernah menjadi pengurus PAC di Kota Batam, kemudian menjadi Anggota DPRD Batam, lalu menjadi Ketua DPRD Batam. Karier politiknya dimulai sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Batam, periode tahun 2000-2004.
Kemudian Ketua DPRD Kota Batam, periode 2004-2009 dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau, periode 2009-2014. Selain kesibukannya di dunia politik, Soerya juga aktif sebagai dosen pada Program Pasca Sarjana (S2) Universitas Batam tahun 2009 sampai sekarang.
Pada Pilkada Gubernur Kepri 2010, pasangan HM Sani dan Soeryo Respationo terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, dan dilantik tanggal 19 Agustus 2010. Pada Pilkada Gubernur Kepri 9 Desember 2015 Soerya Respationo yang berpasangan dengan Ansar Ahmad, tapi kalah.
Pilkada Gubernur Kepri 2020 sesuatu yang menakjubkan terjadi. Semula, Soerya akan berpasangan dengan Isdianto, tapi batal. Ia memilih politisi muda dari Pulau Kasu, Iman Sutiawan Ketua Gerindra Kepri sebagai calon wakilnya. Sementara, Ansar Ahmad, adalah pasangan Soerya sebelumnya yang lalu menjadi rivalnya.
Soerya dengan jiwa besar menerima kekalahannya. Malah, sehari setelah Pilkada, ketiga calon gubernur Kepri ini bertemu di rumah Soerya di Dutamas. Saat ditanya, apakah ia kecewa, Soerya dengan lugas menjawab,’’ Ya, nggaklah. Dari awal pertandingan kita harus pasang niat.
Namanya pertandingan, bisa menang, bisa kalah. Menang Alhamdulillah, kalahpun Alhamdulillah. Kalau nggak mau menang atau kalah, jangan ikut pertandingan. The Game is Over. Pertandingan selesai,’’ tuturnya.
Soerya dan Batam
Soerya menjadi warga Batam dan Kepri selama 34 tahun. Ia merasa, Batam adalah rumahnya. ‘’Saya beranak pinak, bahkan cucu saya lahir di Batam. Almarhumah ibu saya dan istri saya, dikebumikan di Batam. Saya juga berkeinginan, seandainya saya dipanggil Allah, saya ingin dikebumikan di Batam,’’ kata Soerya Respationo.
Ia sangat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekar-noputri. Di rumahnya, tersedia peralatan untuk berkomunikasi dengan Megawati Soekarnoputri mengadakan rapat virtual dan video call.
Soerya juga seorang tokoh yang sangat dekat dengan keluarga. Keempat anaknya, Vira Jiansa Respaty, SH, M. Hum, Dwi Ajeng Sekar Respaty, SH, M.Kn, Putra Yustisi Respaty, Bidadari Mahardhika Respaty juga sudah mandiri. Putri bungsunya, juga sudah menyelesaikan S2 di Singapura dan berencana menikah medio 2021 ini.
Bagi orang-orang dekatnya, Soerya adalah sosok yang santun, mengayomi, setia kawan, komitmen yang tinggi, ramah dan supel. Ia bergaul dengan berbagai kalangan, tak pandang status sosial. Soerya dikenal dekat dengan media dan wartawan. Sampai-sampai ada wartawan yang membuat grup whatApps dengan nama Asosiasi Wartawan Pecinta Romo. Soerya memang kerap disapa Romo.
Lebih dekat dengan Soerya akan mengingatkan kita pada pepatah lama. Don’t judge a book by its cover atau jangan menilai buku dari sampulnya. Kalimat kiasan ini artinya, jangan menilai sesuatu dari penampilan luarnya, padahal belum mengenalnya. ***