By Irwan E. Siregar – Negara Singapura mengumumkan aturan visa kerja baru, Senin lalu. Ini bertujuan untuk merayu para talenta asing datang bekerja ke sini. Sebagai salah satu Pusat keuangan Asia, Singapura berupaya untuk meningkatkan pemulihannya dari pandemi Covid-19.
Langkah-langkah tersebut termasuk pemberian visa lima tahun baru bagi orang-orang yang berpenghasilan setidaknya $30.000 per bulan. Ini memungkinkan pemegangnya untuk bekerja di beberapa perusahaan sekaligus dan memberikan mereka kelayakan untuk bekerja.
Sementara, Nongsa Digital Park (NDP) Batam yang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus, juga membutuhkan banyak talenta di bidang industri digital. NDP dirancang sebagai ekosistem dan pusat bisnis digital, pusat data, incubator start up dan technopreneur.
Saat ini, di Nongsa Digital Park sudah ada Infinite Studio, Apple Developer Academy, Glints Talent HUB, Lousintan, Gigacover yang membutuhkan ribuan talenta.
Seperti diberitakan situs AsiaOne, Visa baru tersebut akan mulai diberlakukan Januari tahun depan. Singapura adalah lokasi populer bagi perusahaan asing untuk menempatkan kantor pusat regional mereka. Namun, negara ini dengan ketat mengontrol perbatasannya selama pandemi. Hal itu membuat banyak ekspatriat pergi, sehingga populasinya turun untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.
“Kami tidak dapat meninggalkan ruang bagi investor untuk meragukan atau mempertanyakan apakah Singapura tetap terbuka,” kata Tan See Leng, Menteri Tenaga Kerja negara kota itu, dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters. “Sebagai negara dengan sedikit atau tanpa sumber daya, bakat adalah satu-satunya sumber daya kami dan akuisisi bakat adalah strategi ofensif bagi kami,” tambahnya.
Langkah-langkah lain yang diberikan negara ini di antaranya, beberapa profesional teknologi yang keterampilannya terbatas akan bisa mendapatkan visa lima tahun. Sebelumnya hanya dua hingga tiga tahun. Waktu pemrosesan untuk izin kerja – biasanya diberikan kepada profesional bergaji tinggi – juga akan segera dikurangi menjadi 10 hari. (*)
Penulis adalah mantan wartawan Majalah TEMPO dan Gatra