The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Home
  • Journalism
    • Batam Documentary
    • In Depth
    • Amazing Batam
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Photography
  • Program
    • On Location
    • Online
    • On Spot!
  • Singapore Corner
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Politika
  • Profile Stories
Membaca Mural Melawan Pikun
Bagikan
Aa
Aa
The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Program
  • Journalism
  • Flash Back
  • Amazing Batam
  • Profile Stories
  • Humaniora
  • Singapore Corner
  • Photography
  • Categories
    • Journalism
    • Batam Documentary
    • Amazing Batam
    • Photography
    • In Depth
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Program
    • Lingkungan
    • Politika
    • Singapore Corner
    • Pendidikan
Ikuti kami
  • About
  • Privacy Policy
© 2022 Socrates Talk. All Rights Reserved.
Singapore Corner

Mural Melawan Pikun

admin
Diperbarui Terakhir: 2023/09/18 at 8:09 PM
admin 2 tahun lalu 531 Dilihat
Bagikan
Galeri Foto 1/3
Bagikan

By Sultan Yohana – Sudah lama saya curiga dengan mural nanggung yang banyak digambar di tembok-tembok apartemen warga Singapura ini.

Ini misalnya, beberapa mural yang saya jepret dalam sepekan ini di daerah Ang Mo Kio Avenue 3 dan 4; lukisan mangkok glutinous rice balls (maaf, kalau dibahasa Indonesiakan, jadi lucu), atau lukisan permen kelinci yang meleganda itu. Atau pedagang kopi dengan seorang penghobi manuk yang lagi nongkrong bersama dua anak-anak TK. Kesemuanya, tidak hanya terlihat sebagai karya seni yang nanggung, tapi juga jauh dari indah.

© Foto : Sultan Yohana

Ini jelas berbeda, misalnya dengan mural-mural yang banyak digambar di daerah-daerah wisata seperti Bugis, Little India, maupun Kampung Arab. Di sana, mural tak hanya indah dan full warna-warni – karena dikerjakan seniman profesional, namun juga dirancang untuk memberi atraksi bagi para turis.

Tapi, pikir saya lagi, kalau di pemukiman warga, kok jelek banget muralnya?

- Advertisement -
Ad imageAd image

Ini jelas ndak sesuai dengan “semangat Singapura”, yang biasanya, terlebih dahulu memberi yang terbaik kepada warganya, setelah itu berikutnya kepada orang asing. Usut punya usut, mural-mural nanggung yang banyak dilukis di pemukiman warga itu, berfungsi untuk melawan pikun.

Warga-warga lansia yang biasanya nongkrong di sana, ingatan mereka coba dirangsang dengan lukisan-lukisan yang sebelumnya mereka akrabi. Itu kenapa tema-tema lukisan tak jauh dari benda atau aktivitas mereka saat muda.

Tema apa pun tentang lansia, memang kian mendapat perhatian besar pemerintah sini. Ini maklum, tahun lalu misalnya, data Statistik Singapura mencatat, lebih dari 678 ribu dari sekitar 3,5 juta warga Singapura, berusia di atas 65 tahun. Bersama Jepang, Singapura saat ini menjadi negara di Asia yang masyarakatnya paling cepat mengalami penuaan.

Melawan pikun dengan mural? Boleh juga.

(*)

Penulis/ Vlogger : Sultan Yohana, Citizen Indonesia berdomisili di Singapura. Menulis di berbagai platform, mengelola blog www.sultanyohana.id

Artikel/ Konten lainnya

Warga Singapura Keluhkan Harga Tiket Ferry ke Batam Mahal

Liburan ke Singapura, Memberi Kepercayaan ke Anak I Menjadi Pemegang Saham-MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

“Wahai Caleg, Janganlah Terlalu Gombal Janji”

Bibi Marie yang Hidup Sendiri

Nelayan Perairan Laut, Kini Air Tawar

KAITAN: #Singapura, batam, Mural
admin 18/09/2023
Sebarkan Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Email Print
Artikel/ Konten Sebelumnya Lagi, Menteri Investasi ke Batam Bahas Rempang
Artikel/ Konten Selanjutnya Tari Rengkam dan Antusiasnya Siswa SMAN 22 Pulau Pecong
Beri Penilaian

Beri Penilaian Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

- Advertisement -
Ad imageAd image

WhatsNew?

Khairis Pimpin PBFI Kepri
Advertorial
Coding Camp di Orchard Park Diminati Anak dan Remaja
Pendidikan
Jadi Penulis Pemula dan Content Creator
Uncategorized
BPR Syariah Vitka Central Buka Cabang di Botania Batam Centre
Ekonomi
Central Group Gelar Pelatihan Literasi Digital Siswa SMA dan SMK
Pendidikan
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Hot Talks

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten Lainnya

Warga Singapura Keluhkan Harga Tiket Ferry ke Batam Mahal

12 bulan lalu

Liburan ke Singapura, Memberi Kepercayaan ke Anak I Menjadi Pemegang Saham-MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

1 tahun lalu

“Wahai Caleg, Janganlah Terlalu Gombal Janji”

1 tahun lalu

Bibi Marie yang Hidup Sendiri

1 tahun lalu
about us

Laman The Socrates Talk adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tentang Batam dan Indonesia. Dari sumber informasi terpercaya.

Find Us on Socials

© Socrates Talk 2022 - 2023. All Rights Reserved.

  • About
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksional

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?