MASYARAKAT Indonesia akan menjalani pesta rakyat pada Pemilu tgl 14 Februari 2024 nanti. Kita bakal menerima 5 surat suara yang Isinya, daftar capres-cawapres, calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Oleh : Amat Tantoso
“Banyaknya calon yang harus dipilih, bisa saja bikin kita pusing, terlebih jika ada para calon tidak jelas identitas, riwayat hidup, hingga rekam jejaknya.”
Kondisi ini menuntut para caleg ,tim suksesnya dan sejumlah organisasi masyarakat pendukung mereka, perlu berupaya untuk menyajikan profil para Caleg yang masuk Daftar Calon Tetap (DCT) dan menjadi peserta Pemilu 2024 nanti. Harapannya, profil mereka bisa lebih dikenal masyarakat pemilihnya. Mereka bakal memperebutkan kursi menjadi anggota DPRD kabupaten/ kota, provinsi, DPD RI hingga DPR RI.
Namun yang jadi kendala, informasi seputar profil caleg, juga susah didapat, bahkan KPU sendiri tidak bisa serta merta dapat mengumumkan profil caleg.
Masyarakat menelusuri dan menelisik rekam jejak para Caleg daerah maupun pusat, selalu saja mengeluarkan sejumlah jurus janji.
Ingat !!!
“kami ini makan nasi,
bukan makan janji,”
Di tahun politik, para politisi yang menjadi calon anggota legislatif (caleg) memang suka mengobral janji. Ada yang berjanji akan memperhatikan pendidikan kepada anak-anak orang yang memilihnya dalam pemilu, ada juga yang berjanji mau membangun jalan di daerah. Ada pula yang menjanjikan lapangan kerja bagi mereka yang masih menganggur.
“Janji-janji manis biasanya disampaikan beberapa bulan sebelum pemilu digelar. Di saat masa kampanye, mereka pun rajin mengumpulkan orang orang dan mendatangi rumah-rumah calon pemilih.
Anehnya, begitu terpilih menjadi anggota legilatif, banyak politisi yang lupa akan janji yang pernah mereka sampaikan.
Oleh karena itu, jangan pilih lagi politisi yang suka ingkar janji apalagi mereka yang setelah terpilih tak pernah peduli kepada masyarakat, pandai bicara, namun tak ada buktinya.
Para caleg harus berkampanye sesuai dengan janji-janji yang realistis untuk ditepati, karena rakyat akan sangat kecewa apabila nantinya setelah terpilih, Sekiranya caleg yang bersangkutan tidak menepati janji mereka.
“Janganlah hanya janji-janji berupa kasbon, utang dulu baru ditepati”.
Jangan lakukan itu karena sangat berbahaya dan bisa menyebabkan orang-orang antipati terhadap caleg yang bersangkutan serta partai politik pengusungnya.
Berjanjilah sesuai kemampuan dan komitmen, jangan membuat kecewa orang ywng telah percaya dan memilih. Salam kami yang menwakili masyarakat pemilih di Pemilu 2024.
(*)
Penulis : Amat Tantoso, Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Indonesia, Pengusaha di beberapa sektor di Kepulauan Riau, Pemerhati politik.
[…] Tulisan ini pertama kali terbit di : socratestalk.com […]