The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Home
  • Journalism
    • Batam Documentary
    • In Depth
    • Amazing Batam
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Photography
  • Program
    • On Location
    • Online
    • On Spot!
  • Singapore Corner
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Politika
  • Profile Stories
Membaca Nelayan Perairan Laut, Kini Air Tawar
Bagikan
Aa
Aa
The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Program
  • Journalism
  • Flash Back
  • Amazing Batam
  • Profile Stories
  • Humaniora
  • Singapore Corner
  • Photography
  • Categories
    • Journalism
    • Batam Documentary
    • Amazing Batam
    • Photography
    • In Depth
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Program
    • Lingkungan
    • Politika
    • Singapore Corner
    • Pendidikan
Ikuti kami
  • About
  • Privacy Policy
© 2022 Socrates Talk. All Rights Reserved.
Flash Back

Nelayan Perairan Laut, Kini Air Tawar

Teluk Duriangkang yang Kini Tawar (bagian 2 – Selesai)

admin
Diperbarui Terakhir: 2024/01/11 at 11:51 AM
admin 1 tahun lalu 840 Dilihat
Bagikan
Bagikan

By Bintoro Suryo – Ketika proyek bendungan dimulai tahun 1992, masyarakat Duriangkang dihadapkan pada perubahan besar. Mereka harus pindah dan mengubah cara hidup yang sebelumnya bergantung dari laut di teluk tenang itu. Bendungan yang akan dibangun, segera membanjiri sebagian besar tempat tinggal mereka, mengubah lanskap dan membawa perubahan mendalam dalam cara hidup.

Tahun-tahun terakhir Duriangkang dihuni sebagai perkampungan orang sebelum ditenggelamkan, sudah ada akses jalan darat yang menghubungkan kampung tua itu dengan wilayah lain di pulau Batam.

Sampai awal dekade 90-an, Badan Otorita Batam di bawah BJ Habibie, telah menyelesaikan banyak ruas jalan aspal penghubung dari satu wilayah ke wilayah lain di pulau ini. Untuk akses darat kampung tua Duriangkang saat itu, bisa dilalui, salah satunya dari seberang markas PBK Duriangkang di jalan Ahmad Yani. Akses lain bisa dilalui melalui ruas jalan menuju Sei Pancur.

Begitu pembangunan Waduk Duriangkang dimulai, warga Duriangkang direlokasi ke sejumlah wilayah. Seperti wilayah Pancur. Namun, banyak juga yang memilih untuk mendiami kawasan Rumah liar (Ruli, pen) kampung Sukajadi (kini menjadi area perumahan The Central Sukajadi dan Bukit Indah Sukajadi, pen) hingga kawasan Jodoh dan Nagoya yang saat itu sedang dikembangkan pemerintah (Badan Otorita Batam/ BP Batam, pen.). Pertimbangan warga adalah akses yang lebih dekat dengan pusat keramaian dan juga lokasi kerja.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Seiring berjalannya waktu, perairan yang dulu laut, kemudian berubah jadi danau besar air tawar. Hingga proses desalinisasi teluk yang dibendung jadi danau air tawar hingga bertahun setelahnya, sempat tidak ada lagi aktifitas kehidupan di sana. Duriangkang sempat sunyi. ekosistem kehidupan alam di sana, perlahan juga mulai berubah.

Bertahun setelah ekosistem alam baru di sekitarnya terbentuk, aktifitas manusia kembali ada. Awal tahun 2000-an misalnya, hutan di sekitar DAM Duriangkang sempat difungsikan sebagai lokasi peternakan liar. Terutama babi. Kondisi itu mengancam sumber air di waduk hasil membendung laut tersebut. Berkali-kali upaya penertiban dilakukan petugas hingga akhirnya wilayah hutan tangkapan air di sana steril.

Meski perubahan besar telah terjadi puluhan tahun lalu, aktivitas nelayan masih tetap terlihat di perairan Duriangkang yang kini jadi tawar. Puluhan tahun lalu, ribuan bibit ikan air tawar disebar. Terutama mujair. Bertahun kemudian setelahnya, itu menjadi berkah. Aktifitas nelayan air tawar bermunculan.

Data dari BP Batam beberapa tahun lalu, jumlah nelayan di waduk tersebut mencapai 400 orang. Untuk menjaga kelestarian wilayah sekitarnya yang kini masuk dalam Daerah Tangkapan Air (DTA), BP Batam juga mengeluarkan kartu pengenal untuk mereka. Tujuannya, demi menjaga suplai dan ketersediaan air baku di Waduk Duriangkang untuk pemenuhan kebutuhan air masyarakat Batam tetap aman.

Seorang pemancing di pinggiran Waduk Duriangkang, Batam. © bintorosuryo.com

Secara umum saat ini, luas daerah tangkapan air (DTA) di Duriangkang mencapai lebih dari 7.000 hektar dengan luas permukaan 1.200 hektar. Waduk Duriangkang juga menopang 70 persen kebutuhan air bersih di Kota Batam.

Saya dan keluarga sempat mengunjungi kembali lokasi Duriangkang beberapa waktu kemarin. Seperti melihat ke masa lalu. Jejeran perahu nelayan, lumayan ramai. Mereka menggunakan alat tangkap jaring untuk meraih rezeki di teluk yang sekarang tawar itu. Beberapa yang lain menggunakan joran pancing, tapi lebih didominasi oleh penghobi.

Kami menyusur jalan setapak yang dipenuhi kebun-kebun di Duriangkang. © F. bintorosuryo.com

“Ikan apa yang banyak di sini, bang”, tegur saya ke salah satu pemancing di bibir danau.

“Mujair”, katanya.

“Gak takut buaya, mancingnya dekat sekali ini”, tanya saya.

Informasi tentang keberadaan buaya-buaya, marak terdengar beberapa tahu ini di sana.

Saat ini, waduk Duriangkang digunakan sebagai penyuplai utama kebutuhan air bersih warga Batam. Waduk Duriangkang dikelola oleh SPAM BP Batam, namun sebelumnya, pengelolaan pernah dikerjasamakan selama 25 tahun dengan PT. ATB Batam. Waduk ini telah menjadi sumber vital dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk Batam, mencerminkan transformasi besar dari perairan menjadi sumber air yang penting bagi wilayah ini.

Hutan di sekelilingnya, yang sebagian dijadikan lahan kebun oleh warga, sebenarnya merupakan daerah tangkapan air. Berfungsi juga sebagai hutan kota yang memberi suplai oksigen bagi warga yang mendiaminya.

Hampir sebagian besarnya sudah terjamah aktifitas manusia. Tapi, masih cukup layak bagi kita yang ingin mencari suasana lain di perkotaan yang padat seperti Batam.

Kisah hidup di perairan Duriangkang mencerminkan perubahan dan adaptasi dalam kehidupan masyarakat seiring dengan pembangunan bendungan. Dalam beberapa dekade terakhir, perairan Duriangkang telah berubah menjadi sumber air yang sangat berharga bagi warga Batam.

(*)

Penulis/ Videografer: Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, Mengelola Blog, suka sejarah & Videography.Artikel ini pertama kali terbit di : bintorosuryo.com

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten lainnya

Sejarah Kelam Ekspor Pasir Laut Setelah Dikunci 20 Tahun

“Wahai Caleg, Janganlah Terlalu Gombal Janji”

Selatpanjang Tempo Dulu | ‘Masa-Masa Kecil & Kisah Keluarga‘ – MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey

Orang Tionghoa, Nelayan Laut dan Ladang di Duriangkang

“Diskominfo Rohul On Batam”

KAITAN: Air bersih, batam, Dam duriangkang
admin 11/01/2024
Sebarkan Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Email Print
Artikel/ Konten Sebelumnya Selatpanjang Tempo Dulu | ‘Masa-Masa Kecil & Kisah Keluarga‘ – MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey
Artikel/ Konten Selanjutnya Masih Adakah Sahabat Sejati di Era Politik?
1 Penilaian
  • Orang Tionghoa, Nelayan Laut dan Ladang di Duriangkang - Informasi dari Sumber Terpercaya says:

    […] Selanjutnya : Nelayan Perairan Laut, Kini Air Tawar – Teluk Duriangkang yang Kini Tawar (bagian 2) […]

    Balas

Beri Penilaian Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

- Advertisement -
Ad imageAd image

WhatsNew?

Coding Camp di Orchard Park Diminati Anak dan Remaja
Pendidikan
Jadi Penulis Pemula dan Content Creator
Uncategorized
BPR Syariah Vitka Central Buka Cabang di Botania Batam Centre
Ekonomi
Central Group Gelar Pelatihan Literasi Digital Siswa SMA dan SMK
Pendidikan
Ratusan Mubaligh Batam Ikuti Pelatihan Dakwah Digital
Pendidikan
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Hot Talks

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten Lainnya

Sejarah Kelam Ekspor Pasir Laut Setelah Dikunci 20 Tahun

8 bulan lalu

“Wahai Caleg, Janganlah Terlalu Gombal Janji”

1 tahun lalu

Selatpanjang Tempo Dulu | ‘Masa-Masa Kecil & Kisah Keluarga‘ – MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey

1 tahun lalu

Orang Tionghoa, Nelayan Laut dan Ladang di Duriangkang

1 tahun lalu
about us

Laman The Socrates Talk adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tentang Batam dan Indonesia. Dari sumber informasi terpercaya.

Find Us on Socials

© Socrates Talk 2022 - 2023. All Rights Reserved.

  • About
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksional

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?