The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Home
  • Journalism
    • Batam Documentary
    • In Depth
    • Amazing Batam
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Photography
  • Program
    • On Location
    • Online
    • On Spot!
  • Singapore Corner
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Politika
  • Profile Stories
Membaca Kebakaran Selatpanjang 1960 I Masa Belia, Masa Merintis Usaha – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”
Bagikan
Aa
Aa
The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Program
  • Journalism
  • Flash Back
  • Amazing Batam
  • Profile Stories
  • Humaniora
  • Singapore Corner
  • Photography
  • Categories
    • Journalism
    • Batam Documentary
    • Amazing Batam
    • Photography
    • In Depth
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Program
    • Lingkungan
    • Politika
    • Singapore Corner
    • Pendidikan
Ikuti kami
  • About
  • Privacy Policy
© 2022 Socrates Talk. All Rights Reserved.
Biografi

Kebakaran Selatpanjang 1960 I Masa Belia, Masa Merintis Usaha – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 9)

admin
Diperbarui Terakhir: 2024/01/24 at 8:00 PM
admin 1 tahun lalu 627 Dilihat
Bagikan
Kebakaran di kota Selatpanjang, Minggu pagi, 14 januari 1960. F. Repro - dokumentasi istimewa/ Imanuel Sebayang
Bagikan

MINGGU pagi, 14 januari 1960. Aktifitas warga Selatpanjang masa itu banyak terpusat di pinggir-pinggir pelantar.Ada yang bertransaksi dagang, ada yang membongkar atau memuat barang. Denyut ekonomi bandar tua itu bertumpu dari pinggiran pelantar. Sebagai kota perdagangan yang berhadapan dengan Selat Malaka. Aktifitas perekonomian warga di sini agak menurun beberapa tahun terakhir..

Terutama paska dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 1959 yang melarang warga negara asing dan warga Tionghoa untuk berdagang eceran di daerah di luar ibu kota provinsi dan kabupaten. Selatpanjang yang pada masa itu berstatus sebagai kota kecamatan ikut terimbas. Banyak warga Tionghoa yang sudah lama mendiami wilayah ini resah. Jikapun tetap berdagang, mereka terpaksa melakukannya sembunyi-sembunyi. Jika ketahuan, aset dagang mereka bisa disita dan itu akan semakin menyulitkan kehidupan mereka yang sudah sulit.

Penerbitan Undang-undang kewarganegaraan oleh pemerintah Indonesia tahun 1958, membuat warga Tionghoa yang sudah lama mendiami wilayah Selatpanjang dan sekitarnya jadi simalakama. Kewarganegaraan ganda yang selama ini mereka sandang, segera harus diakhiri. Pemerintah Indonesia menetapkan bulan Januari tahun 1962 sebagai masa akhir bagi warga Tionghoa di Indonesia untuk memilih salah satunya. Berkewarganegaraan Indonesia atau memilih tetap berkewarganegaraan Republik rakyat Tiongkok (RRT) dengan resiko harus meninggalkan bumi nusantara.

Suasana agak lengang pada minggu pagi itu. Sebuah kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) kelihatan merapat menuju sisi Pelabuhan. Tapi ada yang aneh, kobaran api kelihatan dari lambung kapal. ABK yang berada di kapal panik dan berusaha memadamkannya. Sementara kapal terus bergerak menuju bibir Pelabuhan. Nyala api semakin besar dan dengan segera terdengar ledakan di lambung kapal. Kapal pembawa muatan minyak itu meledak dan kemudian menabrak bangunan-bangunan yang ada di sisi-sisi Pelabuhan, termasuk rumah-rumah warga.

- Advertisement -
Ad imageAd image

“Ada ledakan saat itu (dari kapal pembawa BBM, pen). Api dari kapal yang meledak kemudian terbang dan membakar rumah-rumah warga yang ada di sekitar pelabuhan”, ujar Tukimin, seorang tokoh Tionghoa di Selatpanjang yang juga menjadi pengurus PSMTI di kota ini.

Dengan cepat api merembet dan menjalar ke bangunan-bangunan milik warga di sisi pelantar tersebut. Kebakaran hebat segera terjadi di kota kecil Selatpanjang. Ledakan sempat terdengar bersahut-sahutan dari beberapa bangunan milik warga. Api meluluhlantakkan hampir seluruh bangunan milik warga di sini. Belakangan baru diketahui, kebakaran menjadi begitu dahsyat karena beberapa bangunan milik warga Tionghoa yang menyimpan bahan bakar minyak, memicu beberapa kali ledakan dan membuat nyala api semakin berkobar.

“Pada waktu itu warga Selatpanjang berusaha memadamkan nyala api yang berkobar begitu dahsyat. Tiak ada yang bisa diselamatkan. Warga terpaksa mengevakuasi keluarga dan mengungsi ke pinggiran kota yang lebih aman”, tulis Muljadi dalam catatannya.

“Orangtua kami membawa kami enam bersaudara melarikan diri bersama para korban kebakaran lainnya. Semua merasa takut, panik”, lanjutnya.

Dari catatan sejarah, hanya beberapa bangunan milik warga yang selamat dari kebakaran besar yang terjadi di Selatpanjang saat itu serta dua bangunan rumah ibadah : masjid Al Falah dan Kelenteng Hoo Ann Kiong yang sudah dibangun sejak abad 18 di sana.

Tidak ada yang bisa diselamatkan oleh keluarga Muljadi. Mereka hanya membawa pakaian yang melekat di badan. Selama berhari-hari kemudian, keluarga Muljadi terpaksa menumpang hidup di rumah seorang warga yang berada di pinggiran kota.

“Kita bertemu seorang warga yang baik hati. Memberi kami tumpangan tempat tinggal dan makan tiga kali sehari, walau itu bukan makanan yang lezat. Tapi, kami sangat bersyukur”, katanya.

Bersambung

Selanjutnya : Deportasi, Harapan Kembali ke Tanah Leluhur | Masa Belia, Masa Merintis Usaha – MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey – MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 10)

Artikel/ Konten lainnya

Sudah 106 KK Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon

BP Batam Tertibkan Bangunan Liar di Dam Tembesi

BP Batam Tingkatkan Kesadaran Keamanan Informasi di Era Digital

BP Batam dan Kemerinves Teken Nota Kesepahaman

Proyek IPAL Batam Capai 98 Persen

KAITAN: #biografi, #centralgroup, #mylifejpourney, #socratestalk
admin 15/01/2024
Sebarkan Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Email Print
Artikel/ Konten Sebelumnya Pendidikan Terhenti Karena Kewarganegaraan I Masa Kecil dan Kisah Keluarga -MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”
Artikel/ Konten Selanjutnya Rudi  Ajak Warga Kampung Seraya Dukung Pembangunan Jalan Yos Sudarso
Beri Penilaian

Beri Penilaian Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

- Advertisement -
Ad imageAd image

WhatsNew?

Sudah 106 KK Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon
BP Batam
BP Batam Tertibkan Bangunan Liar di Dam Tembesi
BP Batam
BP Batam Tingkatkan Kesadaran Keamanan Informasi di Era Digital
BP Batam
BP Batam dan Kemerinves Teken Nota Kesepahaman
BP Batam
Proyek IPAL Batam Capai 98 Persen
BP Batam
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Hot Talks

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten Lainnya

Sudah 106 KK Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon

4 hari lalu

BP Batam Tertibkan Bangunan Liar di Dam Tembesi

4 hari lalu

BP Batam Tingkatkan Kesadaran Keamanan Informasi di Era Digital

4 hari lalu

BP Batam dan Kemerinves Teken Nota Kesepahaman

5 hari lalu
about us

Laman The Socrates Talk adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tentang Batam dan Indonesia. Dari sumber informasi terpercaya.

Find Us on Socials

© Socrates Talk 2022 - 2023. All Rights Reserved.

  • About
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksional

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?