Nama : Irjen Pol Drs Yan Fitri Halimansyah, MH
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjungpinang, 9 Januari 1967
Jabatan : Kapolda Kepulauan Riau
Hobi : Sepakbola, fotografi
Deskripsi Tokoh
Takut dengan polisi saat masih kecil, ternyata jalan hidup dan karirnya menjadi seorang jenderal polisi. Putra daerah Kepulauan Riau ini, sejak 7 Desember 2023 menjadi orang nomor satu di Polda Kepri. Ia adalah Irjen Drs Yan Fitri Halimansyah, MH.
Yan Fitri Halimansyah lahir di Tanjungpinang, 9 Januari 1967. Saat ia masih berusia tujuh tahun, ayahnya meninggal dunia pada tahun 1974 di Jakarta. Saat itu, kakak perempuannya kuliah di Akademi Perawat di Bandung. Yan berangkat ke Jakarta dan hanya bisa menatap sedih pusara ayahnya.
Yan Fitri, putra pasangan Umar Malin Malelo dan Hj Halimah Tu’sakdiah Bachry ini anak ke sembilan dari sebelas bersaudara. Sebelas bersaudara ini adalah adalah almarhum Bambang Supriadi, Didiek Sutrisno, Sri Riosani, almarhum Djoko Soeryanto, Titiek Marjulin, Ratna Rio Indrawati, almarhum Apri Rio Risnadi, Bambang July Budiarso, Yan Fitri Halimansyah, Lis Darmansyah dan Linda Yana Kurnia Putri.
‘’Dulu cita-cita Bang Yan jadi Camat,’’ kata Lis Darmansyah tertawa. Lis adik Yan Fitri, yang pernah menjadi Ketua DPRD Kota Tanjungpinang, Walikota Tanjungpinang periode 2013 – 2018 dan tiga periode menjadi anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau.
Setelah kepergian sang ayah, ibunya sakit-sakitan karena syok ditinggal secara mendadak. Yan Fitri dipindahkan ke Jakarta, ikut kakaknya dan sekolah di Jakarta. ‘’Kakak ipar saya, Wawan Slamet Riyadi seorang anggota Polri angkatan 1973. Beliau wafat saat bertugas sebagai Kapolres Kabupaten Cirebon,’’ cerita Yan Fitri.
Lingkungan masa kecilnya sehari-hari di asrama polisi Komseko 7051 Pasar Rebo, Kramat Jati, saban hari Yan melihat kegiatan para perwira polisi dan sangat berbeda dengan suasana Tanjungpinang. Saat kelas 3 Sekolah Dasar, Yan pindah ke Jakarta. Tapi, ia tidak betah, balik ke Tanjungpinang. Saat kelas 5 SD ia pindah lagi sekolah ke Jakarta.
Kehilangan ayah saat masih kecil, tinggal bersama kakak dan jauh dari ibu yang baru saja ditinggal sang ayah untuk selama-lamanya, bukan sesuatu yang gampang dilalui Yan Fitri saat itu. ‘’Kondisi ini membuat saya membulatkan tekad, memiliki cita-cita dan harapan, bisa berbakti dan membuat ibu saya bangga,’’ katanya.
Tamat Sekolah Dasar 04 Pagi Kampung Duku, Yan melanjutkan pendidikan ke SMPN 126 Jakarta. Tapi, ia lulus dari SMPN 5 Pasar Kagok Semarang mengikuti keluarga kakaknya yang pindah tugas ke Semarang. ‘’Kami tinggal di asrama Akpol,’’ kata Yan Fitri.
Yan Fitri tamat dari SMA Katolik di Semarang tahun 1986. Saat lulus SMA, Yan ditanya abang iparnya, mau melanjutkan kuliah kemana. Awalnya, ia ingin masuk ke APDN karena pada umumnya keluarganya pegawai negeri di Tanjungpinang. Teryata, sejak 1986 APDN tidak menerima tamatan SMA. Akhirnya, Yan Fitri memilih kuliah di Akademi Kepolisian. ‘’Sejak kecil saya sudah akrab dengan lingkungan kepolisian,’’ kata Yan Fitri.
Dua Almamater
Pilihan Yan Fitri masuk Akademi Kepolisian atau biasa disingkat Akpol tidak salah. Sebelumnya, ia bersama kakaknya, tinggal di asrama Akpol. Akpol adalah sebuah lembaga pendidikan untuk mencetak perwira Polri. Akpol berada di bawah naungan lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Akpol tergabung sebagai anggota INTERPA (International Association of Police Academies) dari 36 negara anggota lainnya. Yan Fitri tamat dari Akademi Kepolisian tahun 1989.
Uniknya, Yan Fitri juga berhasil menyelesaikan pendidikan di Sekolah Penerbang Angkatan Udara angkatan 44. Sekolah penerbang ini adalah pusat pendidikan calon penerbang muda milik TNI AU. Lulusannya, menjadi penerbang tempur, penerbang angkut dan penerbang helikopter (rotary wing). Tidak banyak polisi yang mengenyam pendidikan di Akpol dan Sekolah Penerbang TNI AU. ‘’Saya punya dua almamater,’’ kata Yan Fitri.
Saat itu, tidak banyak anak-anak Tanjungpinang dan Kepulauan Riau yang bergabung menjadi anggota Polri. Ada seorang teman Yan Fitri asal Tanjungpinang yang juga menjadi polisi. Namanya Ery Sumarji dan sudah purnabakti. ‘’Informasi tentang Akpol saat itu kurang. Dari saya ke generasi berikut di bawahnya, putusnya jauh,’’ kata Yan Fitri.
Selanjutnya, Yan Fitri menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 1996. Tahun 2004 ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim Polri). Tahun 2012 Yan Fitri menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri.
Jatuh dari Helikopter
Yan Fitri adalah pilot Sat Yaptar Subdit Pol Udara Dit Samapta. Saat mengingat kejadian tragis yang pernah dialaminya saat helikopter yang dipilotinya jatuh. Ia menganggap, apa yang dialaminya sebagai mukjizat dari Allah SWT. Sebelum kejadian itu, Yan baru pulang dari pengamanan Presiden RI dalam kegiatan pembukaan lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah.
Yan bertugas di sana selama 4 bulan. Setelah itu, kembali ke Jakarta dalam rombongan delapan pesawat helikopter. Baru istirahat sehari, Yan harus menerbangkan helikopter ke Polda Metro Jaya secara mendadak. Heli diterbangkan sore itu juga.
‘’Saya jatuh dari helikopter karena cuaca buruk tahun 1996 dari ketinggian 1.500 meter di kawasan pacuan kuda Pamulang. Alhamdulillah, saya dan tiga kru helikopter 4004 itu selamat. Pesawatnya rusak dan sekarang jadi tugu peringatan di sekolah pimpinan Polri di Lembang,’’ katanya, mengenang tragedi itu. Saat itu, ia baru menikah 5 bulan dan istrinya sedang hamil 3 bulan.
‘’Saat heli terbang dari Mabes Polri ke Polda Metro Jaya, cuaca di Lebak Bulus sangat buruk sekitar jam 5 sore. Saat itu, ada pembuatan hujan buatan di kawasan Bogor. Saat itulah terjadi kecelakaan. Kami terhempas dan jatuh. Pesawat helikopter itu rusak. Sekarang helikopter itu dijadikan tugu peringatan di Sekolah Pimpinan Polri di Lembang. Itulah pesawat Yan Fitri, anak Tanjungpinang yang menjadi peringatan untuk semua orang,’’ cerita Yan Fitri.
Yan Fitri berpengalaman sebagai reserse. Yakni polisi yang melakukan kegiatan penyelidikan dan penyidikan untuk mencari dan mengumpulkan informasi dan bukti dalam melakukan investigasi untuk mengungkap suatu tindak kejahatan.
Tugas pertamanya di kampung halamannya Tanjungpinang ketika Yan dipercaya menjadi Kasatreskrim Polres Tanjungpinang tahun 1998. Selanjutnya, Yan Fitri menjabat sebagai Wakapolres Indragiri Hulu Propinsi Riau tahun 2001.
Banyak kenangan dan cerita selama ia menjalani dan meniti karir sebagai polisi. Yan Fitri lalu menjabat sebagai Kapolres Kuantan Singingi Polda Riau tahun 2003. Saat itu, Polres Kuansing merupakan Polres persiapan.
‘’Saat saya dilantik sebagai Kapolres pertama Kuantan Singingi oleh Kapolda Riau di lapangan, kami tidak punya kantor. Kami duduk di bawah pohon dan berbincang-bincang kita mulai bekerja dari mana. Akhirnya, kita punya kantor dan menyusun personil. Kalau mengingat itu, kadang saya jadi senyum-senyum sendiri,’’ kata Yan Fitri.
Penugasan pertama Yan Fitri di ibukota adalah di Direktorat Samapta Mabes Polri. Yan mampu mengoperasikan transportasi darat, laut dan udara. Rekam jejak karirnya di kepolisian antara lain, Kasubdit V/Korupsi Ditreskrimsus Polda Metro Jaya tahun 2007 dan menjadi Kapolres Metro Bekasi tahun 2008.
Selanjutnya, tahun 2009 Yan Fitri menjabat sebagai Kanit Riksa Subden Investigasi Densus 88 Anti Teror Bareskrim Polri, dan tahun yang sama menjabat Kasubden Penindak Densus 88 Anti Teror Bareskrim Polri. Pada tahun 2010 Yan dipercaya menjadi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Tahun 2011 Yan Fitri menjabat sebagai Kabagkerma Robinopsnal Bareskrim Polri, setahun kemudian menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Akpol Lemdiklat Polri dan sebagai Kabagum Rorenmin Lemdiklat Polri pada tahun 2013. Selanjutnya, Yan Fitri Halimansyah menjabat sebagai Kapolrestabes Surabaya Polda Jatim pada tahun 2015.
Balik Kampung
Polda Kepri baru terbentuk pada 3 Maret 2005 menyusul terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau hasil pemekaran dari Provinsi Riau berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002.Yan Fitri balik kampung ke Kepulauan Riau sebagai Wakapolda Kepri tahun 2016. Saat itu, Kombespol Yan Fitri Halimansyah yang menjabat Kapolrestabes Surabaya mendapat promosi karena dianggap sukses membongkar sindikat penyeludupan ratusan mobil ke Timor Leste.
Namun, hanya setahun menjabat Wakapolda Kepri, Yan Fitri dimutasi Widyaiswara Kepolisian Madya Tingkat II Sespim Lemdiklat Polri tahun 2016. Lalu, setahun kemudian Yan Fitri dipercaya menjadi Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri. Yan Fitri merupakan perwira tinggi Polri pertama yang memimpin Biro Multi Media Divisi Humas Polri yang terbentuk 15 Februari 2017. Tugas dan fungsinya mengurus serta mengelola informai berbasis internet, baik media sosial maupun media daring. Biro Multi Media ini sebagai cyber public relations yang memberikan pelayanan informasi data digital kepada internal kepolisian dan masyarakat.
Untuk kedua kalinya, tahun 2017 Yan Fitri kembali dipercaya menjadi Wakapolda Kepri. Ia menjabat sampai tahun 2020 dan ditarik lagi ke Mabes Polri sebagai Kepala Penyusunan, Dokumentasi dan Informasi Hukum Divisi Hukum Polri.
SPN Tanjungbatu
Saat menjabat Wakapolda Kepri tahun 2016, Yan Fitri bersama Kapolda Kepri saat itu Brigjen Pol Drs Sam Budigusdian, MH menyadari Polda Kepri membutuhkan sumber daya manusia di bidang kepolisian. Jumlah polisi di Kepri yang memiliki ribuan pulau, berbatasan dengan negara-negara lain.
Yan merintis berdirinya Sekolah Polisi Negara (SPN) di Tanjungbatu. ‘’Saya ingin anak-anak Kepri diterima di lembaga pendidikan Polri tidak hanya setingkat Akpol. Karena tidak punya SPN sehingga selama ini, Kepri hanya menyeleksi calon bintara, lalu mengirim ke Pekanbaru mengikuti pendidikan,’’ ujar Yan Fitri.
Yan Fitri memberanikan diri minta dukungan kepada Kapolda Kepri saat itu mendirikan SPN dan minta izin Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri. ‘’Selama empat bulan, saya bolak-balik ke Tanjungbatu mempersiapkan SPN,’’ kata Yan. Polda Kepri mengoperasikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Tanjungbatu, Kundur, Kabupaten Karimun, sejak 2016. Lokasinya memanfaatkan bekas gedung milik Dit Pol Air Polda Riau yang telah menjadi milik Polda Kepri.
Sekolah Polisi Negara (SPN) Tanjungbatu diresmikan pada 1 Agustus 2016 oleh Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri, Komisaris Jenderal Polisi, Drs, Syafruddin, Msi, di Lapangan SPN Tanjung Batu, Kundur, Kabupaten Tanjung Balai Karimun. Diharapkan, SPN Tanjungbatu dimanfaatkan untuk mendidik putra-putra lokal Kepri sebagai Bhayangkara-Bhayangkara sejati yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi panutan masyarakat Kepri.
‘’Harapan saya, anak-anak Kepri bisa menjadi bagian tidak terpisahkan dari peran serta TNI Polri menciptakan keamanan dan situasi yang kondusif. Dengan menjadi bhayangkara anggota Polri, ini sesuatu yang luar biasa. Jika warga Kepri bisa menjadi polisi bagi dirinya sendiri, itu sudah baik. Apalagi, menjadi polisi bagi masyarakat,’’ papar Yan Fitri.
Sosok polisi hari ini, kata Yan Fitri, harus menjadi sosok polisi penolong, mengayomi dan membantu masyarakat. Sebab, kehadiran polisi di tengah masyarakat adalah salah satu bentuk kehadiran negara dalam aktivitas masyarakat.
Kondisi geografis Kepulauan Riau yang terdiri dari 96 persen lautan dan 4 persen daratan, kata Yan Fitri, tidak semua pulau ada penduduknya, dan tidak semua aktivitas masyarakat di pulau-pulau, ada polisinya. ‘’Dengan lahirnya polisi-polisi lokal dari pulau-pulau terluar, saya berharap mereka bisa ditugaskan di pulau dimana ia dilahirkan,’’ kata Yan Fitri.
Selama tahun 2023 Polda Kepri telah menambah anggota personelnya sebanyak 227 orang. Pada tahun 2022 jumlah personel Polda Kepri, Polres dan Polresta sebanyak 5.844 personel. Tahun 2023 jumlahnya menjadi 6.071 personel.
Perhimpunan Melayu Raya
Saat menjadi Wakapolda untuk kedua kalinya, Yan Fitri Halimansyah menggagas sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang dinamakannya Perhimpunan Melayu Raya. Yan Fitri menjadi Pembina Utama organisasi tersebut.
Menurut Yan Fitri, Perhimpunan Melayu Raya merupakan alat perekat masyarakat di Kepulauan Riau yang berdasarkan nilai-nilai persaudaraan yang kokoh, sehingga dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
Yan menampik anggapan bahwa organisasi yang didiriknnya sebagai kendaraan politik menjelang pemilu dan pilkada. Perhimpunan Melayu Raya merupakan perhimpunan yang mengakomodasi semua kelompok suku, agama, ras dan golongan. Bergabung bersama memberikan kontribusi bagi masyarakat dan pemerintah.
“Kepri ini miniatur Indonesia. Semua hidup rukun dengan perekat bahasa Melayu, tidak melihat suku, agama, ras dan golongan, dan tidak terlibat dalam politik manapun. Perhimpunan ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam menciptakan rasa aman, damai di wilayah perbatasan Indonesia,” ujarnya.
Organisasi sosial kemasyarakatan Perhimpunan Melayu Raya dibentuk di tingkat propinsi dan seluruh kabupaten dan kota di Kepulauan Riau. Yan Fitri melantik pengurus Perhimpunan Melayu Raya di Karimun, Lingga, Natuna, Tanjungpinang dan Batam.
‘’Sebagai putra daerah Kepri, saya ingin melakukan sesuatu yang bersifat sosial. Kalau saya menggunakan tangan kepolisian pada saat itu, kan tidak baik. Saya menggunakan tangan adik-adik saya yang mau diajak berbuat baik. Memang baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik. Itu prinsip saya,’’ ujar Yan Fitri ketika ditanya apa tujuannya mendirikan organisasi itu.
Yan sengaja menggunakan kata perhimpunan, yang menghimpun semua elemen masyarakat. Ada Polri, TNI, dokter, pengusaha serta semua suku dan golongan. ‘’Melayu Raya saya ambil dari konsepsi besar Muhammad Yamin, Bung Karno dan mantan presiden Filipina Yoserizal tahun 1931 dari literasi yang saya baca, Melayu Raya itu dari Madagaskar sampai ke Honolulu. Melayu Raya sebagai kata ganti nusantara,’’ papar Yan Fitri.
Ia menegaskan, tidak ada sesuatu yang bersifat etnik dalam organisasi Perhimpunan Melayu Raya. Tiga pilar yang menjadi tujuan organisasi sosial ini adalah, menjadi problem solving dan organisasi mencari pemecahan masalah. ‘’Mereka bisa duduk bersama, besembang untuk mengakomodir semua masalah di tengah masayarakat. Sehingga, setiap wilayah ada koordinator wilayah,’’ kata Yan Fitri.
Pilar kedua adalah ekonomi kerakyatan. Membangkit semangat baru bagi generasi muda untuk menjadi entrepreneur-entrepreneur baru di wilayahnya. ‘’Tujuannya untuk melahirkan tulang punggung keluarga untuk mengentaskan kemiskinan,’’ papar Yan Fitri. Dan pilar ketiga adalah kegiatan sosial dan berbagi antar sesama. Perhimpunan ini menjadi wadah berbakti anak-anak Kepri terhadap daerahnya sendiri.
Yan Fitri For Kepri 1
Sejak 7 Desember 2023 Irjen Pol Drs Yan Fitri Halimansyah, MH menjadi orang nomor satu di Polda Kepri sebagai Kapolda Kepri. Slogannya, Kepri adalah Kita : Mari bersama kita jaga Kepri agar tetap aman, nyaman dan kondusif.
Dukungan dari para simpatisan, warga Kepri dari berbagai kabupaten dan kota hingga para pengusaha, terus mengalir kepada Yan Fitri Halimansyah agar mencalonkan diri sebagai Gubernur Kepri.
‘’Kepri adalah Kita adalah, saya juga memiliki idealisme dan kebanggaan sebagai bhayangkara. Jabatan Kapolda itu jabatan prestisius. Memegang tongkat komando di Polda itu sebuah kebanggaan diri sendiri, keluarga dan generasi muda Kepri. Saya harus menjadi suri tauladan. Anak-anak Kepri harus lebih baik dari saya. Jadi, kalau ada harapan kepada saya, wajar karena kita masih dalam suasana Pilpres dan Pileg,’’ tutur Yan Fitri.
Saat ditanya Pilkada Kepri sudah di depan mata, Yan Fitri menjawab,’’ andaikata harus, mengapa tidak?,’’ secara diplomatis. Yang jelas, spanduk-spanduk bertuliskan Yan Fitri Saudare Kite For Kepri 1 dipasang di berbagai sudut kota.
Dukungan kepada Yan Fitri tidak hanya datang dari Perhimpunan Melayu Raya besutannya, tapi juga dari kelompok wanita di Tanjungpinang yang menyebut diri mereka Relawan Perempuan Bang Yan, dari generasi muda Kepri serta kalangan pengusaha. Kehadiran Yan Fitri Halimansyah, patut diperhitungkan oleh petahana Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Walikota ex officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi, yang jauh-jauh hari sudah menyatakan akan maju dalam pemilihan Gubernur Kepri. ***