KEBUN Raya Batam dibangun untuk konservasi tumbuhan pulau-pulau kecil dan pesisir Indonesia, tumbuhan endemik, tumbuhan langka, tanaman mangrove, ruang terbuka hijau, lingkungan, penelitian dan ekowisata.
Luasnya 85,6 hektar, hampir sama luasnya dengan Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Batam punya ciri khas. Lahan berbukit-bukit, danau atau embung serta hutan bakau seluas 30 hektar. Kebun raya yang terletak di Jalan Hang Lekiu, Sambau Kecamatan Nongsa ini, ramai dikunjungi di akhir pekan dan hari libur. Tahun 2022 jumlah pengunjung mencapai 14.000 orang.
Dirintis sejak 2008 dan baru diresmikan 2018, perlu komitmen dan kesungguhan hati membangun Kebun Raya Batam. Sebab, tanah Batam jenisnya tanah organosol dan podsolik merah kuning dan tanah alluvial pada daerah mangrove dan kurang subur.
Membangun Kebun Raya Batam tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu kerja keras, kesungguhan dan komitmen total walikota, kepala BP Batam, Gubernur Kepri, perusahaan dan seluruh lapisan masyarakat.
Seperti apa kondisi Kebun Raya Batam saat ini? Apa saja tanaman koleksi Kebun Raya Batam?
Kami berbincang-bincang bersama Kepala Bidang Pertamanan Dinas Pemukiman, Pemukiman dan Pertamanan kota Batam Irwan Saputra SP, MEng. dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebun Raya Batam Adek Lanovia ST.
Simak di Socrates Talk On Location edisi ini.
(*)