By Sulton Yohana – Anda salah jika kian maju negara, kian tidak religius. Orang yang datang ke Singapura, dan cuma berkunjung ke Orchard Road, Patung Merlion, Bugis; mungkin akan berpikir, religiusitas masyarakat Singapura rendah.
Itu karena yang dilihat mereka cuma gedung-gedung tinggi. Mall-mall belanja. Atau perempuan-perempuan berpaha terbuka.
Padahal, jika Anda menyempatkan sebentar saja untuk “menghirup” kehidupan sesungguhnya warga Singapura, Anda akan terkaget-kaget dengan religiusitas mereka.
Kemajuan Singapura, ternyata tak lantas membuat religiusitas mereka menghilang. Bahkan sebaliknya, kian tebal.
Masjid-masjid selalu ramai, terutama saat Jumat.
Gereja-gereja juga selalu penuh.
Kuil-kuil selalu penuh dengan acara-acara keagamaan. Tempat-tempat sembahyang, sesaji, upacara-upacara kematian, peringatan-peringatan keagamaan; semuanya hidup dalam keseharian masyarakatnya.
Religiusitas mereka, tak hanya berhenti pada ritual semata. Tapi membentuk perilaku yang kemudian membawa Singapura lebih maju ketimbang negara-negara tetangga mereka.
Mari menikmati Singapura seperti orang Singapura. Bersama kami.
(*)
Penulis : Sulton Yohana, Citizen Indonesia berdomisili di Singapura. Menulis di berbagai platform, mengelola blog – ‘Rasa Singapura’
Photo-photo: Kuil Kim Eang Tong. © Sulton Yohana
Whatsapp: 081270502899
instagram: rasasingapurakita
(Personal guide yang sekaligus akan menjadi tukang foto personal Anda).