The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Home
  • Journalism
    • Batam Documentary
    • In Depth
    • Amazing Batam
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Photography
  • Program
    • On Location
    • Online
    • On Spot!
  • Singapore Corner
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Politika
  • Profile Stories
Membaca Berkecimpung di Valuta Asing dan Bahan Kebutuhan Pokok I Masa Belia, Masa Merintis Usaha – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”
Bagikan
Aa
Aa
The Socrates TalkThe Socrates Talk
  • Program
  • Journalism
  • Flash Back
  • Amazing Batam
  • Profile Stories
  • Humaniora
  • Singapore Corner
  • Photography
  • Categories
    • Journalism
    • Batam Documentary
    • Amazing Batam
    • Photography
    • In Depth
    • Humaniora
    • Flash Back
    • Program
    • Lingkungan
    • Politika
    • Singapore Corner
    • Pendidikan
Ikuti kami
  • About
  • Privacy Policy
© 2022 Socrates Talk. All Rights Reserved.
Biografi

Berkecimpung di Valuta Asing dan Bahan Kebutuhan Pokok I Masa Belia, Masa Merintis Usaha – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 15)

admin
Diperbarui Terakhir: 2024/01/24 at 8:32 PM
admin 1 tahun lalu 391 Dilihat
Bagikan
Ruas jalan di pesisir kota Selatpanjang yang didominasi warga etnis Tionghoa. © F. Bintoro Suryo
Bagikan

SAAT itu, situasi ekonomi belum stabil setelah terjadi pergolakan politik. Bisnis di kota Tanjungpinang juga lesu. Pada pertengahan tahun 1966, Muljadi melihat peluang bisnis yang cukup menguntungkan. Berbisnis mata uang atau valuta asing.  Caranya dengan menyelundupkan barang ke Singapura dan mencari koneksi atau pendukungnya secara politis.

Bisnis valuta asing atau perdagangan mata uang Rupiah ke Dollar Singapura atau sebaliknya, bisa dilakukan dengan syarat, Muljadi menyetor uang dolar ke bank Singapura sebagai uang muka atau deposit. Jika itu sudah dilakukan, maka ia sudah bisa memperdagangkan mata uang asing tersebut.

Perbedaan harga atau selisih kurs antara Dollar Singapura dan Rupiah inilah yang menjadi keuntungan pedagang valuta asing. Dalam setiap transaksi, keuntungannya bisa mencapai lebih dari 10 persen.

Seorang pengusaha di Jakarta yang berasal dari Selatpanjang, bersedia menjadi investor dan memberi modal awal kepada rekan bisnis Muljadi berkisar 30.000 sampai 50.000 Dollar Singapura. Saat modal sudah diterima, Muljadi dan rekan bisnisnya membeli beberapa produk Singapura, lalu dibawa dengan kapal untuk dipasarkan di Tanjungpinang.

- Advertisement -
Ad imageAd image
Pelabuhan penumpang di Selatpanjang dari udara, Desember 2022. © F. Bintoro Suryo.

Barang selundupan dari Singapura dibawa ke Tanjungpinang dan barang dari Tanjungpinang, diangkut ke Singapura. Selama rute perjalanan bolak-balik Tanjungpinang – Singapura, kapal mereka dikawal oleh petugas dari Angkatan Laut Republik Indonesia. Di sinilah awal mula kedekatan Muljadi dengan aparat pemerintah dalam mendukung usahanya.

Sementara di Singapura, barang-barang yang dibawa oleh Muljadi tersebut, dijual kepada  pengusaha afiliasi yang sudah ditunjuk dan ditentukan oleh bos-nya dari Jakarta yang memberikan kredit sebagai modal awal usaha.

Peluang bisnis yang diperoleh Muljadi, lebih karena hubungan baik rekan bisnisnya dengan pemodal dari Jakarta. Tugas Muljadi saat itu hanya mengurus administrasi dan keuangan secara internal.

Pada awalnya, kegiatan bisnis itu berjalan lancar dan mulus. Namun, suatu ketika saat kapal baru kembali dari Singapura, kapal dan awaknya ditangkap di Pulau Damping, dekat Batam. Pulau Damping saat itu belum berkembang seperti sekarang. Lokasinya, dekat dengan jembatan I Barelang saat ini. Saat itu, hanya ada sebuah desa nelayan dan menjadi pangkalan Angkatan Laut. Ada beberapa petugas yang ditempatkan di sana.

Saat kapal itu ditangkap, Muljadi dan seluruh awaknya tak bisa berbuat apa-apa. Ia kehilangan kontak dengan keluarga dan teman-temannya.

Mereka menyaksikan, kalau ada tentara Malaysia atau Singapura yang tertangkap, diperlakukan dengan kasar dan dihukum dengan sangat kejam. Mujur bagi Muljadi dan awak kapal lainnya.

Karena mereka adalah anak buah kapal (ABK) yang berasal dari Indonesia, mereka bisa berkomunikasi dengan tentara Angkatan Laut  dengan bahasa Indonesia. Selama ditahan di kapal itu, Muljadi dan awak kapal lainnya, ditugaskan mengurus dapur dan menyiapkan makanan tiga kali sehari. Muljadi dan awak kapal ditahan selama hampir satu bulan.

Dalam pertemuan antara awak kapal dengan salah seorang perwira tinggi Angkatan Laut, Muljadi dan rekan-rekannya diminta bekerja sama, mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan Malaysia dan Singapura, lalu informasi tersebut diserahkan ke Angkatan Laut. Pihak Angkatan Laut juga memberikan tugas khusus melalui markas Angkatan Laut di Tanjungpinang

Tidak itu saja. Para personil Angkatan Laut di sana juga memberi Muljadi dan awak kapal lainnya surat tugas khusus untuk mengangkut hasil laut dan barang-barang kebutuhan sehari-hari ke Tanjungpinang dan Singapura. Hal ini, tentu saja merupakan kesempatan baik untuk Muljadi dan rekan-rekannya. Sejak itu semuanya berjalan lancar tanpa kendala.

Betapa tidak. Surat tugas khusus dari para petugas Angkatan Laut, sangat bermanfaat dan memuluskan bisnis Muljadi, baik di Singapura maupun di Tanjungpinang. Hanya dengan membawa tepung impor dari Singapura, keuntungannya bisa dua kali lipat. Begitu kapal sandar di Tanjungpinang, tepung itu tak perlu didistribusikan kemana-mana lagi. Agen tunggal di Tanjungpinang langsung memborong habis semua barang impor yang baru datang tersebut.

Jual beli dengan agen tunggal itu, juga berlaku sistim barter. Muljadi bisa saling menukar barang dagangan dengan hasil laut pedagang di Tanjungpinang. Kedua belah pihak, tidak harus membayar dengan uang tunai, tetapi barter barang dagangan. Sore hari, setelah hasil laut selesai dimuat ke kapal, keesokan harinya, kapal kembali berangkat ke Singapura.

Di Singapura, muatan dibongkar dan dimuat lagi barang-barang kebutuhan sehari-hari, termasuk tepung. Seluruh barang impor itu dijual ke agen dan distributor lokal. Begitu barang diterima, segera dibayar lunas. Atau, bisa juga dengan cara membeli hasil laut pedagang Tanjungpinang senilai piutangnya pada awak kapal.

Hanya perlu waktu tiga hari, kapal berlayar bolak-balik Tanjungpinang – Singapura. Perjalanan aman dan lancar. Muljadi dan awak kapal lainnya tidak perlu khawatir ada pemeriksaan dari patrol kapal perang dan kapal Bea dan Cukai.

Sebab, mereka dibekali surat tugas khusus dari Angkatan Laut Republik Indonesia. Kalaupun ada pemeriksaan di tengah laut, setelah diperiksa, mereka segera dilepaskan lagi. Perjalanan pun dilanjutkan. Selama satu bulan lebih, segala sesuatunya berjalan lancar. Muljadi dan rekan-rekannya merasa ini sebuah kesempatan dan peluang bagus dan sangat menguntungkan.

Namun, nasib sial menghampiri mereka. Suatu hari, jurumudi kapal menemukan sebuah kotak di dalam gudang. Padahal, isinya emping. Saat itu, kapal sudah penuh dengan muatan. Jurumudi itu membawa kotak emping tersebut, lalu dimuat di kapal. Kotak itu, kebetulan ditemukan oleh Kepala Bea Cukai yang terkenal sangat ketat.

“Kapal kami ditahan dan dibawa ke kantor Bea dan Cukai. Beberapa awak kapal, ditahan Bea Cukai, kata Muljadi dalam catatannya.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Muljadi saat itu sangat takut. Usianya masih sangat belia. Pada hari itu juga, Muljadi memberanikan diri menemui seorang komandan Angkatan Laut untuk menjelaskan duduk perkaranya. Ia menemui seorang letnan di kantor pabean. Letnan yang galak itu menurutnya, memegang pistol.

Secara jujur, ia menyampaikan bahwa tidak ada barang selundupan yang mereka muat ke kapal. Melihat Muljadi yang berbadan kecil dan yakin tidak akan berbohong, ia kemudian diperintahkan memeriksa kembali apa isi kotak yang dicurigai itu dan melapor kembali kepada sang letnan. Segera Muljadi menanyakan ke administrator pelabuhan tentang kotak itu.

Setelah diperiksa, ternyata benar. Kotak kecil itu cuma berisi emping. Muljadi melaporkan hasilnya ke Angkatan Laut dan Bea Cukai yang sebenarnya sengaja mencari-cari masalah, keesokan harinya, petugas Bea Cukai melepaskan kapal dan anak buah kapal yang merupakan rekan-rekan Muljadi. Namun, gara-gara peristiwa itu, surat khusus yang dikeluarkan petugas Angkatan Laut diambil lagi. Kapal dilarang berlayar dan membawa muatan seperti sebelumnya.

Bersambung

Selanjutnya :  Merintis Bisnis Kapal | Kembali ke Selatpanjang– MENEROBOS WAKTU’ Sebuah Memoir: My Life Journey – MULJADI, TOKOH PROPERTY BATAM (Bagian 16)

Artikel/ Konten lainnya

Jadi Penulis Pemula dan Content Creator

Central Group Gelar Pelatihan Literasi Digital Siswa SMA dan SMK

Epilog – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

Hamdan : Kembangkan Bisnis, Buat Muljadi Bangga I Testimoni – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

Yulie Kioe : Muljadi Ulet, Gesit dan Pintar Kalkulasi Bisnis I Testimoni – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

KAITAN: #biografi, #centralgroup, #Muljadi, #mylifejourney, #tanjungpinang
admin 22/01/2024
Sebarkan Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Email Print
Artikel/ Konten Sebelumnya Gadis Tanjungpinang yang Menawan Hati I Masa Belia, Masa Merintis Usaha – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”
Artikel/ Konten Selanjutnya Ditpam BP Batam Lakukan Pemupukan Pohon Jati Emas
1 Penilaian
  • Gadis Tanjungpinang yang Menawan Hati I Masa Belia, Masa Merintis Usaha - MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ''My Life Journey'' - Informasi dari Sumber Terpercaya says:

    […] Selanjutnya :  Berkecimpung di Valuta Asing dan Bahan Kebutuhan Pokok | Masa Belia, Masa Merintis Usaha – MENEROB… […]

    Balas

Beri Penilaian Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

- Advertisement -
Ad imageAd image

WhatsNew?

Coding Camp di Orchard Park Diminati Anak dan Remaja
Pendidikan
Jadi Penulis Pemula dan Content Creator
Uncategorized
BPR Syariah Vitka Central Buka Cabang di Botania Batam Centre
Ekonomi
Central Group Gelar Pelatihan Literasi Digital Siswa SMA dan SMK
Pendidikan
Ratusan Mubaligh Batam Ikuti Pelatihan Dakwah Digital
Pendidikan
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Hot Talks

- Advertisement -
Ad imageAd image

Artikel/ Konten Lainnya

Jadi Penulis Pemula dan Content Creator

3 bulan lalu

Central Group Gelar Pelatihan Literasi Digital Siswa SMA dan SMK

3 bulan lalu

Epilog – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

12 bulan lalu

Hamdan : Kembangkan Bisnis, Buat Muljadi Bangga I Testimoni – MENEROBOS WAKTU Sebuah Memoir : ”My Life Journey”

12 bulan lalu
about us

Laman The Socrates Talk adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu publik tentang Batam dan Indonesia. Dari sumber informasi terpercaya.

Find Us on Socials

© Socrates Talk 2022 - 2023. All Rights Reserved.

  • About
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksional

Removed from reading list

Undo
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?