By Bintoro Suryo – Ada yang sebut ‘Laid-up’. Yang lain bilang ‘Lay-up’ kapal. Terserah saja. Saya bukan orang maritim dan pilih yang familiar disebut orang ; ‘Lay-up’ kapal.
Secara teknis itu berarti kapal yang untuk sementara diberhentikan dari pekerjaan atau pelayanan terhadap kegiatan yang tadinya menguntungkan.
Banyak pertimbangannya. Bisa karena order charter yang sedang sepi atau kapal tersebut sedang tidak ada job mengangkut kargo.
Jadi, untuk sementara mereka diistirahatkan di sebuah wilayah perairan yang sudah ditentukan.
Gagasan lay-up muncul untuk mengurangi biaya overhead perusahaan. Termasuk biaya-biaya perawatan mesin, biaya terjadinya keausan pada mesin, biaya untuk keperluan penjagaan kapal atau mempertahankan kapal dalam kondisi fit, termasuk kebutuhan bahan bakarnya.
Ada lagi biaya yang jadi pertimbangan untuk melay-up kapal ; biaya asuransi kapal selama periode yang tidak menguntungkan itu.
Di Batam, ada satu wilayah yang dioperasikan untuk keperluan Lay-up kapal. Lokasi kontrolnya di sekitar pulau Galang di Barelang. Area yang digunakan bahkan meliputi perairan di sekitar jembatan-jembatan penghubung Barelang.
Bukan cuma kapal yang sedang non-aktif operasi yang parkir di perairan itu. Bisa juga kapal aktif, tapi sedang menunggu jadwal antri untuk bisa bongkar muatan mereka di Singapura. Mungkin pertimbangannya, biaya menunggu (parkir) yang lebih murah di situ.
Aktifitas operasinya dikelola oleh operator swasta, PT. Batam Samudera. Katanya, mereka sudah mendapat izin dari pemerintah.
PT Batam Samudera adalah anak perusahaan Bias Group, PT Bias Delta Pratama.
Dari data Dishub Kepri yang sudah dirilis di media, PT. Bias Delta Pratama ini juga termasuk dalam 13 perusahaan yang mengelola jasa pengelolaan labuh jangkar di ruang laut Batam dan luar Batam di Kepri.
12 lainnya adalah PT Baruna Bahari IND., PT Daya Maritim INTL, PT Galang Mandiri, PT Baruna Bhakti Utama, PT Pelindo I/ BUMD Bintan, PT Sarana Citra Nusa Kabil, PT Petro Samudera, PT Pelindo/ASK, PT Pelindo/MAXTEER, PT Asibusa Persada, PT Pelindo I/ BUMD Karimun, PT Gading dan PT Mitra Bandar S/PT.PK
Kejadian Saat Lay Up Kapal
PERAIRAN yang digunakan untuk aktifitas parkir kapal di sini, sebenarnya merupakan perairan dengan gugus pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Termasuk gugus Batam – Rempang – Galang yang telah disatukan oleh rangkaian 6 jembatan penghubung yang dibangun Badan Otorita Batam (BP Batam, sekarang, pen.) sejak dekade 90-an silam.
Ada resikonya? Ada.
Kapal LB. APC. Aussie One yang berlayar dari Pelabuhan Merak tujuan Singapura deviasi Batam mengalami kandas setelah hanyut dan menabrak jembatan 6 Barelang pada Rabu dini hari, 6 Juni 2011 silam di perairan Galang Baru, Batam.
Menurut informasi yang diterima, faktor cuaca buruk diduga jadi penyebab rantai jangkar putus sehingga kapal hanyut menabrak jembatan. Kondisi jembatan saat itu dilaporkan mengalami kerusakan.
Kapal LB. APC Aussie merupakan kapal berbendera Australia dengan bobot GT. 13575. Merupakan milik Sigur Ros SDN BHD dengan nama agen PT. Batam Samudera.
Kejadian lainnya?
Pada 5 Januari 2014, tongkang Kurnia Subur 3, juga menabrak jembatan Barelang. Kali ini yang ditabrak adalah jembatan 2.
Trus, pada 13 Januari 2017 lalu, sebuah kapal tug boat dan tongkang milik PT Batam Mitra Sejahtera menabrak Jembatan VI Barelang. Kapten kapal tug boat KSD15 pada saat itu beralasan putus tali sandar akibat arus yang kuat di sekitar lokasi.
Yang terbaru, kapal MT Eastern Glory, bermuatan BBM, menabrak jembatan II Barelang pada Januari 2019 kemarin. Diduga kapal hilang kendali karena angin kencang dan arus deras di wilayah itu.
Akibat insiden itu, kondisi jembatan tidak sampai roboh. Tetapi beberapa bagian harus mengalami perbaikan.
Rata-rata insiden terjadi di musim angin utara pada bulan Januari dimana kecepatan angin dan tinggi gelombang di sekitar perairan Kepri biasanya meningkat.
Kegiatan di Perairan Barelang
MENJELANG akhir tahun 2019 yang baru saja lewat, saya mengunjungi satu operator yang mengelola aktifitas Lay Up kapal-kapal di sekitar Barelang. Area kontrol mereka ada di pulau Galang.
Suasananya sepi. Hanya ada beberapa petugas yang berjaga. Salah satu yang sata temui adalah penanggungjawabnya, Kapten Raja Hidayatsyah.
Orangnya ramah dan mau menjelaskan aktifitas yang mereka kelola di sana. Bulan-bulan seperti sekarang memang menuntut kewaspadaan mereka untuk mengontrol aktifitas dan proses safety kapal-kapal yang parkir di area itu.
Semoga tidak terjadi peristiwa seperti tahun-tahun yang lalu.
(*)
Penulis : Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, Mengelola Blog, suka sejarah & Videography.
Sumber : bintorosuryo.com